Diskursus Tafsir bi al-Ma’tsur

Firdaus, Muhamad Yoga; Malik, Nida Husna Abdul; Salsabila, Hanna; Zulaiha, Eni; Yunus, Badruzzaman M.

doi:10.47467/jdi.v5i1.2150

Cited by 5 publications

(6 citation statements)

References 2 publications

(5 reference statements)

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Tafsir merupakan produk pemikiran buatan manusia yang dipengaruhi perubahan peradaban manusia sehingga akan terus melahirkan metode corak karakteristik dan kecenderungan tafsir yang berbeda di setiap zamannya (Sulaiman, 2019). Selain berfungsi sebagai petunjuk (Firdaus, Malik, Salsabila, Zulaiha, & Yunus, 2023), Al-Qur'an dinilai sebagai kitab yang berisi sumber ilmu pengetahuan (Afifah, Ayub, & Sahidu, 2020).…”

Section: Pendahuluanunclassified

Eksplorasi Tafsir Ilmi

Salsabila

Farhan

Zulaiha

et al. 2023

reslaj

View full text Add to dashboard Cite

The purpose of this study is to explore Scientific Interpretation as a style of interpretation that uses a scientific approach in understanding the verses of the Qur'an. The method used in this research is qualitative through literature study using historical and scientific approaches. The results and discussion of this research include, the history of the development of scientific interpretation, limitations, opinions of scholars and the book of scientific interpretation. This study concludes that Scientific Interpretation is a part of the discourse on Al-Qur'an studies and interpretations whose existence cannot be avoided. There are differences of opinion among scholars regarding Scientific Interpretation, some accept and reject the presence of this interpretation. The presence of Scientific Interpretation adds to the scientific treasures of Qur'anic interpretation, especially in developing the principle of harmony between the Qur'an and science. One product that is an example of constructive and solutive ideas from Tafsir Ilmi is the birth of the book Tafsir Al-Kasyaf in the classical era and the Interpretation of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia in the modern-contemporary era. The weakness of this study is that it only explains topics related to Scientific Interpretation without explaining specifically the aspects of the text of the commentary product. Then, this study also recommends that we can study more deeply about the epistemology of Scientific Interpretation.

show abstract

Section: Pendahuluanunclassified

Eksplorasi Tafsir Ilmi

Salsabila

Farhan

Zulaiha

et al. 2023

reslaj

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Penelitian ini menjadi sajian ilmiah yang dapat diandalkan dan dijadikan kiblat pengetahuan sesuai perkembangan terkini menggunakan jenis penelitian kualitatif (Firdaus et al, 2022), memanfaatkan telaah dan penelusuran studi pustaka atau merangkum data-data penelitian dari sumber yang berbasis literatur (Fadli, 2021). Metode khusus yang digunakan pada penelitian ini adalah penggunaan teknik dasar analisis isi sebuah teks (Firdaus et al, 2023). Pada sebuah kajian tafsir Al-Qur'an, analisis isi dilakukan pada metode khusus Tahlili.…”

Section: Metode Penelitianunclassified

Spesifikasi Tafsir dari Masa Sahabat hingga Masa Modern

Salsabila

2023

Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin

View full text Add to dashboard Cite

Efforts to dig up information about the history of the development of interpretation in terms of periodization, from the time of the Companions to the modern period is part of the aim of the discourse on the science of the Qur'an and interpretation. Then, the method used in this research is qualitative through literature study using a historical approach. This study describes the interpretation of the companion period, the tabi'in period and the modern period. This study concludes that there are differences in the development of interpretation in each period. The characteristic of the interpretation of the Companions period is that it does not interpret all verses and its interpretation is concise. The characteristics of the interpretations of the tabi'in period are the many interpretations that contain information from the scribes, there is fanaticism of the schools of thought, there are several tabi'in who only take interpretations from the desired companions. The hallmark of modern interpretation is interpretation which is linked to the social conditions of people's lives. This research provides constructive aspirations regarding the study of the science of the Qur'an and interpretation which is focused on the historical aspects of its development along with the figures of commentators according to their periodization.

show abstract

“…Penelitian ini menjelaskan definisi, macam, dan bentukbentuk dari Tafsir bi al-Ma'tsur, yakni keterangan terhadap Al-Qur'an yang dinukilkan dari Al-Qur'an, Rasulullah, Sahabat dan Tabi'in, lalu pada penelitian ini juga disebutkan kitab-kitab dan pandangan 'ulama mengenai Tafsir bi al-Ma'tsur disebutkan seperti Tafsir Thabari, Ibn Katsir, Durrul Mantsur, dan Ma'alim Al-Tanzil, serta juga penyebutan kelemahan serta kekurangan dari tafsir jenis ini, kesimpulan dari penelitian ini adalah mendukung pernyataan yang menyatakan bahwa Tafsir bi al-Ma'tsur merupakan jenis penafsiran yang paling baik, walaupun dengan catatan sanad/riwayat-nya jelas. Muhamad Yoga Firdaus, Nida Husna Abdul Malik, Hanna Salsabila, Eni Zulaiha, dan Badruzzaman M Yunus, (2023). "Diskursus Tafsir bi al-Ma'tsur," Jurnal Dirasah Islamiyah.…”

Section: Pendahuluanunclassified

Tafsir bi al-Ma’tsur sebagai Metode dalam Memahami Al-Qur’an

Ikhsan,

Nurdin

2023

jis

View full text Add to dashboard Cite

Salah satu aspek dalam Tafsir Al-Qur’an yang bisa dijadikan sebagai kaki pijak untuk memetakan tafsir yaitu sumber penafsiran yang digunakannya. Para mufassir dalam melakukan kegiatan penafsiran tidak akan terlepas dari sumber-sumber rujukan baik itu dari riwayat Nabi Muhammad Saw, tafsir Sahabat, tabi’in maupun pendapat dari ulama-ulama tafsir sebelumnya. Salah satu sumber penafsiran dalam menafsirkan al Qur’an yaitu Tafsir bi al-Ma’tsur. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan pengertian, ruang lingkup serta perbedaan pendapat di antara para ’ulama mengenai penafsiran ini, dengan inti masalah yang diangkat penulis ialah penggolongan Tafsir bi al-Ma’tsur, apakah ia termasuk klasifikasi berdasarkan sumber, metode, ataukah corak tafsir. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan datanya menggunakan library research kemudian beberapa masalah yang diangkat dianalisis penulis sehingga didapatkan natijah yang jelas. Dapat kita ketahui bahwa Tafsir bi al-Ma’tsur merupakan penafsiran yang bersumber dari riwayat yang jelas, ia juga dikenal sebagai jenis penafsiran yang paling awal muncul dalam khazanah penafsiran Al-Qur’an. Pengaplikasian Tafsir bi al-Ma’tsur sampai saat ini dapat kita jumpai pada karya-karya monumental dari para ulama seperti pada kitab Tafsir Al-Thabari, Tafsir Ibn Katsir, Tafsir Ibn ‘Athiyyah dan yang lainnya. Simpulan penulis adalah, ada beberapa ’ulama yang menyebutkan Tafsir bi al-Ma’tsur termasuk corak atau bahkan sebagai metode penafsiran, akan tetapi jumhur ’ulama menggolongkan Tafsir bi al-Ma’tsur ke dalam klasifikasi penafsiran berdasarkan sumber.

show abstract

Diskursus Tafsir bi al-Ma’tsur

Cited by 5 publications

References 2 publications

Eksplorasi Tafsir Ilmi

Eksplorasi Tafsir Ilmi

Spesifikasi Tafsir dari Masa Sahabat hingga Masa Modern

Tafsir bi al-Ma’tsur sebagai Metode dalam Memahami Al-Qur’an

Contact Info

Product

Resources

About