ABSTRAKPerubahan transisi epidemiologi saat ini terjadi dimana kematian akibat penyakit tidak menular (degeneratif) meningkat dibandingkan penyakit menular. Faktor risiko penyakit degeneratif salah satunya adalah hipertensi. Beberapa faktor risiko yang banyak memengaruhi hipertensi adalah obesitas dan pola makan yang tidak tepat. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa obesitas terutama obesitas sentral, telah terbukti menjadi pemicu terjadinya hipertensi. Faktor pola makan yang tidak tepat terkait asupan lemak berlebih dan rasio asupan kalsium magnesium yang tidak seimbang juga dapat mengakibatkan hipertensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara lingkar perut, asupan lemak, dan rasio asupan kalsium magnesium dengan terjadinya hipertensi. Penelitian dilaksanakan dengan rancangan case control di Rumah Sakit Universitas Airlangga, sampel kasus diambil dari pasien hipertensi di Poli Kardiologi Vaskuler dan sampel kontrol diambil dari pengunjung rumah sakit. Subjek diambil secara simple random sampling dan didapatkan masing-masing 27 orang untuk sampel kasus dan kontrol, kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah, antropometri, recall konsumsi makanan dan wawancara. Hasil uji Chi square menunjukkan bahwa lingkar perut (p = 0,000) dan asupan lemak (p = 0,024) mempunyai hubungan yang signifi kan dengan terjadinya hipertensi, sedangkan rasio asupan kalsium magnesium (p = 0,537) tidak mempunyai hubungan signifi kan dengan terjadinya hipertensi. Hasil uji hubungan regresi logistik menunjukkan bahwa lingkar perut mempunyai hubungan paling bermakna dengan terjadinya hipertensi (p = 0,012; OR = 9,508). Penelitian ini menunjukkan bahwa lingkar perut (obesitas sentral) dan asupan lemak di atas angka kecukupan gizi berhubungan signifi kan dengan terjadinya hipertensi. Seseorang yang obesitas sentral mempunyai risiko 9,508 kali menderita hipertensi daripada seseorang dengan lingkar perut normal.
Kata kunci: asupan zat gizi, hipertensi, obesitas
ABSTRACT
In the epidemiological transition, death due to degenerative disease is higher than infectious