Design Thinking Problems in Determining Solution for Creative Gift Orders

Abstract

Selda Design memiliki usaha penjualan custom merchandise atau creative gift yang bermodalkan media sosial dan Whatsapp untuk melayani customer. Hal yang dirasakan adalah merasa kelelahan ketika harus berulang kali mengirim informasi detail produk ke masing-masing customer. Owner ingin mengembangkan usahanya berbasis digital. Maka dari itu perlu dilakukan riset untuk mengetahui bagaimana tanggapan tim admin yang menangani pesanan dari customer, dan customer selaku pemesan produk terhadap solusi yang diberikan. Metode design thinking digunakan untuk memberikan solusi yang mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi. Design thinking terdapat dua proses yaitu, problem space dan solution space. Penelitian ini berfokus pada problem space design thinking yang meliputi tahapan emphatise, define, dan ideate. Dari tahapan tersebut dihasilkan solusi dalam bentuk wireframe. Untuk menentukan apakah wireframe yang diberikan mampu mengatasi permasalahan, wireframe dibuat dalam dua variasi. Dua variasi tersebut diuji langsung kepada user dengan metode A/B Testing. Hasil uji wireframe untuk owner dan tim admin adalah 100% memilih versi A, karena efisiensi, pengelolaan data dan pemilihan menu. Wireframe ditujukan untuk customer didapatkan hasil, 77,78% memilih versi A, dan 22,22% memilih versi B. Versi A dpilih karena efisiensi, kemudahan penggunaan, dan kemudahan akses menu yang disediakan. Berdasarkan hasil tersebut, ditetapkan bahwa wireframe versi A untuk masing-masing user akan digunakan sebagai pengembangan produk ketahap selanjutnya. Dari hasil tersebut problem space design thinking mampu menjawab permasalahan yang dihadapi dengan memberikan solusi untuk user.

Pengujian Prototype Pemesanan Creative Gift Menggunakan HEART Framework

“…Customer bebas melakukan permintaan terkait produk yang diinginkan, baik itu dari sisi desain, bentuk, warna, dan lain sebagainya. Tidak hanya individu yang melakukan pemesanan creative gift, instansi-instansi juga melakukan pemesanan creative gift dengan beberapa tujuan [1]- [3]. Mengingat perkembangan teknologi yang semakin berkembang, pemesanan creative gift dapat dikembangkan ke dalam sebuah platform aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan proses pemesanan tersebut.…”

“…Terdapat lima tahapan proses dalam design thinking yang meliputi empathize, define, ideate, prototype, dan test, dimana kelima tahapan tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu problem space yang lingkup tahapannya dimulai dari empathize hingga ideate dan solution space dengan lingkup tahapan dari ideate hingga test. Tahapan ideate dalam hal ini menjadi penghubung dari kedua kategori tersebut [3], [5], [6]. Terdapat penelitian yang membahas tentang problem space design thinking untuk pemesanan creative gift dengan menggunakan tahapan empathize, define, dan ideate hasil akhir dari penelitian tersebut adalah user flow dan desain solusi berupa wireframe, yang telah diuji dengan menggunakan A/B testing dengan tujuan mengetahui pandangan pengguna terkait pilihan solusi yang ditawarkan [3].…”

“…Tahapan ideate dalam hal ini menjadi penghubung dari kedua kategori tersebut [3], [5], [6]. Terdapat penelitian yang membahas tentang problem space design thinking untuk pemesanan creative gift dengan menggunakan tahapan empathize, define, dan ideate hasil akhir dari penelitian tersebut adalah user flow dan desain solusi berupa wireframe, yang telah diuji dengan menggunakan A/B testing dengan tujuan mengetahui pandangan pengguna terkait pilihan solusi yang ditawarkan [3]. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa desain solusi yang ditawarkan masih dalam bentuk wireframe atau bentuk gambaran kasar (low-fidelity).…”

“…Untuk memberikan solusi yang lebih baik, maka diperlukan pengembangan terhadap wireframe tersebut dan dikembangkan menjadi prototype. Berdasarkan hasil wawancara dan survei yang dilakukan, owner dari usaha creative gift tersebut menginginkan adanya pengembangan bisnis dengan penggunaan aplikasi, namun owner tidak ingin mengambil resiko jika langsung menggunakan aplikasi karena terdapat peluan aplikasi yang dikembangkan memiliki penilaian yang buruk dari penggunanya [3]. Berdasarkan permasalahan tersebut pengembangan prototype dirasa sangat penting dilakukan untuk mengkomunikasikan desain produk dari pengembang terhadap user, sehingga dari komunikasi tersebut dapat menghasilkan feedback dari user yang bermanfaat untuk pengembangan produk yang berkualitas [7], [8].…”

“…Artikel jurnal yang akan di review adalah artikel yang membahas tentang problem space design thinking untuk memberikan solusi terkait pemesanan creative gift [3]. Fokus review terhadap artikel tersebut adalah mengetahui hal apa yang telah dilakukan dan apa yang belum dilakukan.…”