2016
DOI: 10.21082/fae.v14n1.1996.1-11
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Daya Saing Usahatani Tebu di Jawa Timur

Abstract: ABSTRAKPropinsi Jawa Timur merupakan daerah penghasil gula terbesar di Indonesia. Dalam lima tahun terakhir produksi gula terus meningkat dan memberikan kontribusi lebih dari 50 persen produksi gula nasional. Sebagai komoditas yang kegiatannya banyak melibatkan masyarakat, industri gula telah memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Dalam kaitan ini pemerintah daerah mengeluarkan berbagai kebijaksanaan untuk mengatur pelaku pasar yang terlibat dalam sistem agribisnis gula. Dua kebijaksanaan yan… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1

Citation Types

1
0
0
3

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(4 citation statements)
references
References 0 publications
1
0
0
3
Order By: Relevance
“…The assessment results in Table 9 show that D (-Rp715,909.89) and PCR (1,048) are in the negative criteria, therefore farming did not have competitiveness. This is in line with the results of research conducted in Madiun and Kediri districts where sugarcane farming did not have a comparative advantage (Malian & Syam, 2016). Meanwhile, H 889,356,752) and DRCR (1,795) are also in the negative criteria indicating no competitiveness.…”
Section: Competitiveness Of Sugarcane Farmingsupporting
confidence: 87%
“…The assessment results in Table 9 show that D (-Rp715,909.89) and PCR (1,048) are in the negative criteria, therefore farming did not have competitiveness. This is in line with the results of research conducted in Madiun and Kediri districts where sugarcane farming did not have a comparative advantage (Malian & Syam, 2016). Meanwhile, H 889,356,752) and DRCR (1,795) are also in the negative criteria indicating no competitiveness.…”
Section: Competitiveness Of Sugarcane Farmingsupporting
confidence: 87%
“…The conclusion of this research study is to recommend changes or amendments to the Regional Regulation of East Java Province Number 17 of 2012 concerning Increasing the Yield and Crystal Sugar Sugar Cane Plantation. keywords: sugar cane, policy regulations, sugar factories, regional agricultural regulations Review Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2012 tentang Peningkatan Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu Agus Supriono, Dimas Bastara Zahrosa, Mohammad Ghufron Rosyadi, Soetriono, Sasmita Sari, Abdullah Muhlis, dan Amam Kompleksnya permasalahan rendemen dan hablur tebu serta berdasarkan peran tebu sebagai bahan mentah dalam perekonomian daerah, pemerintah daerah mengambil berbagai langkah dan kebijakan (Malian dan Syam, 1996). Kondisi tersebut diperburuk oleh munculnya perbedaan antara potensi varietas tebu dengan dan kinerja aktual di lapangan yang mencapai 40 persen, sehingga berdampak pada ketidaktercapaian swasembada gula di Indonesia (Murianingrum, dkk., 2020).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Peraturan daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2012 tentang Peningkatan Rendemen dan Hablur Tanaman Tebu diharapkan dapat memberikan tanggapan yang positif dari masyarakat, terutama petani tebu di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Situbondo. Hal ini didasari oleh pemahaman bahwa implementasi kebijakan dan program tidak dapat dilakukan sendirian, karena berbagai faktor dengan kondisi geografis, sosial, ekonomi, dan politik yang berbeda memberikan kontribusi yang penting (Malian dan Syam, 1996).…”
Section: Respons Petani Dan Pabrik Gula Terhadapunclassified
“…Menurut Soentoro, et.al. (1999) Penurunan yang cukup luas dari areal tebu rakyat ini, diakibatkan oleh karena usahatani tebu terutama di lahan sawah tidak kompetitif lagi bila dibandingkan dengan usahatani tanaman pangan seperti padi sawah maupun palawija (Kusbiyanto, eta, 1988, Malian dan Syam, 1996. Satu siklus umur tebu biasanya 12-14 bulan, kurun waktu tersebut khususnya di lahan sawah irigasi minimal dapat ditanami padi dan palawija empat kali yaitu (padi-padipalawija-padi).…”
unclassified