2016
DOI: 10.24198/jsk.v1i1.10339
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kejadian Demam Berdarah Di Jawa-Barat

Abstract: Lingkungan merupakan determinan kesehatan yang dapat memengaruhi kesehatan masyarakat selain faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik serta kependudukan. Pada saat terjadi perubahan lingkungan termasuk perubahan iklim global yang menjadi isu sangat penting. Perubahan iklim tersebut dipicu oleh terjadinya pemanasan global (global warming) dan efek rumah kaca (greenhouse effect). Perubahan iklim yang terjadi dapat berupa peningkatan suhu, kelembaban, peningkatan curah hujan yang menjadi faktor risiko ter… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
3
0
15

Year Published

2019
2019
2023
2023

Publication Types

Select...
7

Relationship

0
7

Authors

Journals

citations
Cited by 15 publications
(18 citation statements)
references
References 1 publication
(1 reference statement)
0
3
0
15
Order By: Relevance
“…9 Peningkatan kasus DBD di sejumlah negara di dunia merupakan dampak dari perubahan iklim yang terjadi selama beberapa dekade terakhir, yaitu adanya kenaikan suhu rata-rata permukaan dunia sebesar 0,6°C sejak tahun 1850 dan kenaikan curah hujan dunia di daerah daratan sebesar 2% sejak awal abad ke-20. 10,12,13 Penelitian ini menggunakan data longitudinal (time series) baik untuk DBD maupun faktor iklim mulai dari bulan Januari 1999 sampai dengan Desember 2018. Berbagai penelitian terkait dengan DBD dan faktor iklim yang pernah dilakukan sebelumnya tidak ada yang menggunakan data bulanan sampai 20 tahun baik di lingkup nasional maupun internasional.…”
Section: Studi Ekologi Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengueunclassified
See 2 more Smart Citations
“…9 Peningkatan kasus DBD di sejumlah negara di dunia merupakan dampak dari perubahan iklim yang terjadi selama beberapa dekade terakhir, yaitu adanya kenaikan suhu rata-rata permukaan dunia sebesar 0,6°C sejak tahun 1850 dan kenaikan curah hujan dunia di daerah daratan sebesar 2% sejak awal abad ke-20. 10,12,13 Penelitian ini menggunakan data longitudinal (time series) baik untuk DBD maupun faktor iklim mulai dari bulan Januari 1999 sampai dengan Desember 2018. Berbagai penelitian terkait dengan DBD dan faktor iklim yang pernah dilakukan sebelumnya tidak ada yang menggunakan data bulanan sampai 20 tahun baik di lingkup nasional maupun internasional.…”
Section: Studi Ekologi Hubungan Kejadian Demam Berdarah Dengueunclassified
“…8,22 Interaksi antara curah hujan dengan suhu udara sangat penting di dalam mempengaruhi perkembangan dan kelangsungan hidup nyamuk, sedangkan curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban relatif sehingga memperpanjang umur nyamuk dewasa. 1,12 Curah hujan berhubungan positif dengan kasus DBD 2 bulan setelahnya (lag 2 bulan). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang sebelumnya yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara curah hujan dengan kasus DBD dengan delay atau lag 2 bulan.…”
Section: Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Faktor lingkungan fisik yang berpengaruh terhadap kehidupan vektor adalah curah hujan, temperatur, evaporasi, kandungan air kontainer, seperti bahan organik, komunitas mikroba, dan serangga air yang ada dalam kontainer. 4 Faktor abiotik seperti curah hujan, temperatur, dan evaporasi dapat mempengaruhi kegagalan telur, larva, dan pupa nyamuk menjadi imago. Perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan, suhu, kelembaban, dan arah udara, sehingga berpengaruh terhadap ekosistem daratan dan lautan serta berpengaruh terhadap kesehatan.…”
Section: Puslitbang Sinergis Asa Professional Jemberunclassified
“…7 Dampak perubahan iklim sangat kompleks karena mencakup beberapa aspek kehidupan dan telah dirasakan oleh manusia. 8 Perubahan ini kemudian berpengaruh pada pola penularan penyakit tular vektor seperti DBD khususnya saat peralihan musim yang ditandai oleh curah hujan dan suhu udara yang tinggi. 9 Kondisi ini telah terjadi pada tahun 1997 ketika ditemukan di dataran tinggi Papua.…”
Section: Pendahuluanunclassified