Dampak Kemitraan Closed Loop Terhadap Pendapatan dan Efisiensi Usahatani Cabai

Abstract

The issue of an imbalance in demand and supply of red chili and fluctuating red chili prices have initiated the Ministry of Economy, especially the Deputy for Food and Agribusiness Coordination, to implement a pilot of closed loop partnership model. The partnership is a form of cooperation that is beneficial for parties who have agreed, usually, partnerships are formed and carried out between parties who have agreed and have been bound by an agreement, SOP, or contract. The purpose of this study is there is an impact on the income and farm efficiency of chili farmers in partnership with non-partner farmers in Garut and Sukabumi Regency?. The data analysis carried out includes qualitative data analysis methods that are described descriptively in the analysis of farm performance. The quantitative analysis method used farm income analysis, income and cost comparison analysis (R/C Ratio), and different test analyses to determine the level of efficiency of chili farming commodities by partner and non-partner farmers in Garut and Sukabumi Regency. The results of this study indicate that the profit of closed loop chili farming is more profitable (IDR89.889.654/ha/season with R/C=2,06). Although the productivity and quality of chili produced by closed loop farmers (8,691 tons/ha) is relatively similar to non-closed loop farmers (8,491 tons/ha), it can be seen that the price received by closed loop farmers is higher (IDR15.457/kg) compared to the price received by non-closed loop farmers (IDR11.998/kg). The closed loop partnership model can be considered to have a positive impact on the income and efficiency of chili farming.

Analisis Komparatif Pendapatan Usaha Tani Cabai Antara Petani Swadaya Dengan Petani Penerima Pengembangan Kawasan Cabai Keriting Kecamatan Mendo Barat

“…Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu penelitian pertama (Fazlurrahman, 2012) yang membuktikan usahatani cabai rawit merah yang dijalankan petani mitra di Desa Cigedug lebih menguntungkan karena memiliki nilai pendapatan yang lebih tinggi daripada pendapatan petani nonmitra. Penelitian kedua (Yanuar et al, 2022)…”

Analisis Kepentingan Dan Kinerja (IPA) Dari Benih Kentang Varietas Baru “X”

“…Petani mengganggap daya simpan bukan menjadi masalah besar, sebab kentang industri biasanya ditanam berdasarkan kontrak (sistem kemitraan closed loop), sehingga tidak perlu masa penyimpanan lama karena setelah panen akan langsung dikirimkan ke industri pengolahan. Kemitraan closed loop ini adalah model kemitraan agribisnis hulu sampai hilir yang dilakukan untuk membangun sistem pemasaran dari hulu hingga ke hilir yang terkoordinasi (Firdaus et al ( 2022) dalam Yanuar et al (2022). Ketika situasi memerlukan kentang industri ini untuk disimpan, kentang ini belum bisa bertahan lama dan mudah rusak.…”

Dampak Luas Lahan terhadap Kinerja Usahatani Cabai Merah (Kasus Provinsi Sumatera Utara)

“…Sementara itu biaya yang diperhitungkan (non tunai) yang dikeluarkan mencapai 5,3% (lahan sempit), 8,3% (lahan sedang), dan 7,6% (lahan luas). Hal ini sejalan dengan penelitian Yanuar, et. al., (2022) dimana proporsi yang lebih besar dimiliki oleh biaya tunai pada struktur biaya usahatani cabai.…”

“…Komponen biaya tunai dengan proporsi tertinggi di ketiga kelompok lahan yaitu biaya tenaga kerja, kemudian disusul biaya pupuk dan pestisida. Sejalan dengan penelitian Yanuar et al (2022), Nuha (2023), Arti (2023) dimana proporsi biaya yang terbesar pada usahatani cabai merah berasal dari pengeluaran untuk tenaga kerja, pupuk, dan pestisida. Biaya pekerja sebagai komponen biaya terbesar yang dikeluarkan mencapai 59,99% (lahan sempit), 53,59% (lahan sedang), dan 45,58% (lahan luas) dari biaya total.…”