Cultural Communication Strategies of Behavioral Changes in Accelerating of Stunting Prevention: A Systematic Review

Abstract

Background: Stunting is a condition of failure to thrive in children under five years of age (toddlers) due to chronic malnutrition and infection. Stunting has an impact on the level of intelligence, susceptibility to disease, reduces productivity, increases poverty and inequality. This condition is closely related to the culture of the community. Therefore, a cultural communication strategy is needed as an intervention to change maternal behavior and prevent stunting. Objective: This study aims to analyze articles related to cultural communication strategies in efforts to prevent stunting in children. Method: The design used is the literature review, articles are collected using search engines such as ProQuest, BMC Public Health, Google Scholar and Plos One. Criteria article used was published in 2011-2020. Results: Stunting is a condition of failure to thrive in children under five years of age as a result of chronic malnutrition so that the child is too short for his age. Malnutrition occurs since the baby is in the womb and in the early days after the baby is born. The factors that cause stunting in children are family factors and family environment, inadequate food, breastfeeding and infection. These factors are closely related to the local culture. Therefore, cultural communication strategies are considered effective in changing mother's behavior and preventing stunting in children. Conclusion: Cultural communication can influence behavior change in mothers to prevent stunting in children

Strategy for accelerating stunting prevention through religious approach to generate qualified generation

“…Breast milk with various stages of administration to infants and children (0-24 months) will prevent stunting. This is in accordance with the research [30] that showed involving religious leaders in socialization regarding ideal age for marriage, good parenting, and sanitation hygiene are supporting stunting prevention. Related to child parenting, including early breastfeeding initiation, giving exclusive breastmilk for up to six months and continued with complement feeding up to two years will help babies and children to grow optimally.…”

Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase Kota Kupang

“…Kurangnya pengetahuan orang tua balita, menyebabkan tidak berkualitasnya asupan gizi anak yang akan berdampak stunting (Murti et al, 2020). Pengetahuan mengenai stunting sangatlah diperlukan bagi seorang ibu karena pengetahuan ibu mengenai stunting yang kurang dapat menyebabkan anak berisiko mengalami stunting, jika pengetahuan yang baik dimiliki oleh seorang ibu maka tindakan ibu dalam pencegahan stunting semakin baik (Marni et al, 2021) (Rahmandiani et al, 2019).…”

Studi Fenomenologi Pengalaman Ibu dalam Merawat Anak Stunting Usia 6 – 24 Bulan Berbasis Health Belief Model

“…Kualitas anak di masa depan ditentukan oleh derajat kesehatan anak pada masa balita (0 -60 bulan). Periode emas pada masa balita adalah usia 0 sampai dengan 24 bulan (Marni et al, 2021). Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan anak terjadi dengan sangat pesat.…”

“…Stunting yang terjadi pada anak disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang paling sering ditemukan adalah tidak adekuatnya nutrisi yang diberikan oleh ibu, sehingga gizi yang seharusnya cukup malah menjadi kurang akibat ketidaktahuan dan kurangnya pengalaman ibu dalam memberikan nutrisi kepada anak (Marni et al, 2021). Stunting akan berpengaruh pada terhambatnya pertumbuhan fisik, perkembangan motorik dan mental, menurunnya nilai integrasi, sosial emosional serta memiliki konsekuensi jangka panjang yakni peningkatan risiko penyakit pada anak.…”

“…Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyebutkan bahwa MPASI diberikan oleh ibu adalah sebelum anak berusia 6 bulan. Seharusnya pemberian MPASI harus dilakukan saat anak berusia 6 bulan ke atas untuk mencukupi kebutuhannya (Marni et al, 2021;Yunitasari et al, 2021). Hal ini sesuai dengan rekomendasi WHO yang menyatakan bahwa kebutuhan energi dan nutrisi bayi pada usia 6 bulan ke atas sudah tidak dapat terpenuhi dengan ASI saja dan membutuhkan makanan pendamping ASI.…”