COOKIES TEPUNG IKAN GABUS (Channa Stiarata) DAN LABU KUNING (Cucurbita Moschata) DENGAN PENAMBAHAN SELAI TEMPE SEBAGAI ALTERNATIF MAKANAN TAMBAHAN UNTUK BALITA STUNTING

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat kekurangan gizi kronis. Ikan gabus merupakan sumber protein hewani, dan tempe merupakan sumber protein nabati yang dibutuhkan tubuh untuk menunjang pertumbuhan yang optimal. Konsumsi makanan dengan kandungan energi dan protein yang tinggi dapat dapat meningkatkan berat badan pada balita gizi kurang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui daya terima dan kandungan zat gizi dari cookies tepung ikan gabus dan labu kuning. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non factorial yang terdiri dari empat kali perlakuan dan tiga kali pengulangan. Hasil uji organoleptik didapatkan mutu cookies yang meliputi skala warna, aroma, rasa, dan tekstur menunjukkan nilai rata-rata (mean) terbesar pada formula 1 yaitu 4,37. Hasil uji proksimat pada formula 1 didapatkan nilai gizi protein 15,85 gram, lemak 21,21 gram, karbohidrat 46,86 gram, dan energi 441,73 gram. Setiap 10 keping cookies (100 gram) dapat memenuhi 79,25% RDA protein untuk usia 1-3 tahun dan 63,4% RDA protein untuk usia 4-6 tahun.

Pengembangan produk kukis ikan gabus (Channa striata) menggunakan mixture design

“…Penggunaan ikan gabus pada pembuatan kukis sebelumnya telah dilakukan dan diteliti dalam bentuk tepung dan daging ikan gabus (Arfiyanti, 2013;Sholihah et al, 2017;Ganap et al, 2020;Susyani et al, 2022;Kamar et al, 2022;Safitri et al, 2023). Ikan gabus yang digunakan pada pembuatan kukis atau biskuit pada penelitianpenelitian tersebut dilakukan dengan cara yang berbeda, yaitu menambahkan daging ikan gabus dalam bentuk daging lumat segar.…”

“…Berdasarkan hasil studi efek tersebut dapat ditentukan arah perubahan formula penambahan daging ikan gabus lebih rendah dibandingkan kukis dengan penambahan tepung ikan gabus. Kadar air tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kadar air kukis yang diolah dengan menambahkan tepung ikan gabus, yaitu 14,08% (Susyani et al, 2022). Faktor yang memengaruhi kadar air adalah kandungan kimia dari bahan baku yang digunakan (Andarwulan et al, 2011;Affandi & Ferdiansyah, 2017).…”

“…Kadar lemak kukis yang ditambahkan daging ikan gabus adalah 11,77%. Kadar lemak kukis dengan penambahan daging ikan gabus lebih rendah dibandingkan dengan kukis tanpa penambahan daging ikan gabus, dan lebih rendah dibandingkan kadar abu kukis yang ditambah tepung ikan gabus (21,21%), sesuai penelitian Susyani et al (2022). Kadar lemak dalam kukis dikontribusikan dari bahan yang digunakan, yaitu mentega.…”

Fish-Based Complementary Feeding Practices Increasing Macro and Micro Nutrient Intake And Hemoglobin Levels in Anemia Toddlers

“…et al, 2011). Fish is a source of animal food with good nutritional content, especially a source of protein and iron (Safi tri & Puspita, 2018;Syahril et al, 2016). Fish can also be used as a variety of innovative products such as biscuits, food bars, and cookies to address the problem of malnutrition, especially stunting, which can improve malnutrition status in children under fi ve (Darawati et al, 2021;Susyani et al, 2022;Yuliana et al, 2019).…”