Competitiveness Enhancement of Rattan Industry

Abstract

The objective of this research was to get full understanding of acceptance sampling application, create control chart, and identify types of rattan defects. This research employed qualitative approach design coupled with interpretive research paradigm. Statistical quality control (SQC) method was administered to analyze the data. Analysis using this method subsumes 2 methods, namely Control Chart Analysis and Pareto Diagram Analysis. The results of the research showed that through control chart analysis it was found that all kinds of product defects; namely broken node, detached fiber, scratched skin, and gray color were still statistically under control. From the Pareto diagram, it was identified that the primary breakage of the products was chiefly attributed to human beings, who directly play important role in creating finished products of the desired quality. Many of the workers are those with poor skill and experience.

Analisis Deskriptif: Usia Dan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2

“…Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindakan mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana pengobatan. Shilinger (1983) dalam (Yuniarti & Sofiyani, 2017) menyatakan bahwa kepatuhan mengacu pada proses di mana penderita diabetes mellitus mampu mengasumsikan dan melaksanakan beberapa tugas yang merupakan bagian dari sebuah regimen terapeutik. Trekas (1984) dalam (Tombokan et al, 2015) menjelaskan kemampuan penderita diabetes mellitus untuk mengontrol kehidupannya dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan.…”

International Economics: Rattan

“…Indonesia has 10 major export product which contribute around 84,95% of Indonesia's total non-oil and gas exports. The significance shared percentage was product from industry by 66% (Yuniarti, 2013). Export commodities were separated into 10 principal products, 10 potential products, and 3 servicebased products.…”

Keunggulan Bersaing UMKM Industri Pangan di Bandar Lampung

“…Selain itu UMKM dapat menerapkan suatu taktik bersaing yg sempurna bagi produk yg dihasilkannya, dimana keunggulan bersaing diperoleh ketika posisi perusahaan mampu memberikan kekuatan bersaing dan dapat menarik pembeli (Lányi, B., Hornyák, M., & Kruzslicz, 2021;(Yuniarti, 2020) Inovasi merupakan pijakan bagi UMKM untuk mencapai tingkat daya saing yang kompetitif, Inovasi yang tinggi baik itu inovasi proses maupun inovasi produk akan meningkatkan kemampuan UMKM akan menciptakan produk yang lebih berkualitas. Kualitas produk yang tinggi akan meningkatkan keunggulan bersaing dalam UMKM yang pada akhirnya berdampak pada kinerja UMKM itu sendiri (Yuniarti, 2018;(Elfahmi & Jatmika, 2017). Inovasi salah satu indikator dalam meningkatkan kapasitas dan menciptakan keunggulan kompetitif bagi UMKM ( (Plessis, 2007).…”