2019
DOI: 10.17265/2161-6256/2019.03.004
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Comparative Study on Biomass Yield, Morphology, Silage Quality of Hybrid Napier and Pakchong and Their Utilization in Bull Calves

Abstract: This work was conducted to compare the potentiality between BLRI Napier-3 (BN-3) and Pakchong (PK) fodders. In a completely randomized design (CRD) layout, 10 plots (5 m  5 m each) were prepared and stem cuttings were transplanted. Fodder plants were harvested at 70, 80 and 90 days after plantation (DAP) followed by making silage. Ten Red Chittagong Cattle (RCC) growing bull calves were selected and equally divided into two treatment groups fed only silages for nutrient utilization and growth evaluation. The … Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 17 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Fase vegetatif tanaman akan lebih cepat apabila sumbangan dari unsur N tinggi, sehingga akumulasi biomassa terhadap bahan kering berkaitan pada umur tanaman (Pujiastuti et al 2021). Sarker et al (2019) melaporkan pemberian pupuk urea dengan dosis 60 kg ha -1 dengan interval pemotongan 90 hari meningkatkan tinggi tanaman (104,60 cm), produksi biomassa (69,30 ton ha -1 ), berat segar daun (142,6 g per tanaman) dan berat segar batang (273, 6 g per tanaman). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi hijauan rumput gajah pakchong panen pertama pada dosis pupuk dan umur potong berbeda.…”
Section: Abstrakunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Fase vegetatif tanaman akan lebih cepat apabila sumbangan dari unsur N tinggi, sehingga akumulasi biomassa terhadap bahan kering berkaitan pada umur tanaman (Pujiastuti et al 2021). Sarker et al (2019) melaporkan pemberian pupuk urea dengan dosis 60 kg ha -1 dengan interval pemotongan 90 hari meningkatkan tinggi tanaman (104,60 cm), produksi biomassa (69,30 ton ha -1 ), berat segar daun (142,6 g per tanaman) dan berat segar batang (273, 6 g per tanaman). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan dan produksi hijauan rumput gajah pakchong panen pertama pada dosis pupuk dan umur potong berbeda.…”
Section: Abstrakunclassified
“…Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa rataan produksi berat kering daun dan batang meningkat seiring bertambahnya umur potong. Sarker et al (2019) menyebutkan bahwa interval pemotongan akan mempengaruhi berat batang tanaman, ditandai dengan pertumbuhan batang akan yang menjadi lebih kuat dan tebal, sedangkan interval pemotongan yang pendek berdampak pada rendahnya berat kering pada tanaman. Hal tersebut sesuai dengan (Ariyati et al 2020) individu muda yang terbentuk memiliki kadar air yang tinggi, sehingga mengakibatkan kandungan berat keringnya rendah.…”
Section: Berat Kering Daun Dan Batang Rumput Gajah Pakchongunclassified