2017
DOI: 10.3130/jaabe.16.527
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Co-habitation Space: A Model for Urban Informal Settlement Consolidation for the Heritage City of Yogyakarta, Indonesia

Abstract: Yogyakarta City has a sacred cosmological space formed by imaginary philosophical axes based on the centuries' old Javanese belief system. The Kraton or Sultan's Palace is the focal area with the space around the philosophical axes functioning as a buffer area, and the outer circle that serves as a supporting area. All are linked by the concept of co-habitation space.This paper aims to explain the spatial, philosophical principles in relation to the phenomenon of changes in the urban space in Yogyakarta today.… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
2

Citation Types

0
12
0
6

Year Published

2018
2018
2024
2024

Publication Types

Select...
8

Relationship

0
8

Authors

Journals

citations
Cited by 25 publications
(19 citation statements)
references
References 9 publications
0
12
0
6
Order By: Relevance
“…Perancangan kawasan merupakan bagian dari proses perencanaan dalam bentuk rancangan yang berkaitan dengan kualitas fisik spasial dari suatu lingkungan. Susunan objek fisik dan aktivitas manusia yang membentuk lingkungan dan hubungan antar bangunan dan lansekap merupakan karakter yang terbesar dalam membentuk kualitas lingkungan (Prayitno, 2017). Perancangan kawasan berdasarkan pada segi kualitas fisik, salah satunya adalah kualitas visual (Shirvani, 1985).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perancangan kawasan merupakan bagian dari proses perencanaan dalam bentuk rancangan yang berkaitan dengan kualitas fisik spasial dari suatu lingkungan. Susunan objek fisik dan aktivitas manusia yang membentuk lingkungan dan hubungan antar bangunan dan lansekap merupakan karakter yang terbesar dalam membentuk kualitas lingkungan (Prayitno, 2017). Perancangan kawasan berdasarkan pada segi kualitas fisik, salah satunya adalah kualitas visual (Shirvani, 1985).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam ilmu arsitektur perkotaan, kantung-kantung permukiman padat dan gang-gang kecil menunjukkan solidaritas sosial yang tinggi. Ruang yang memiliki fliksibilitas tinggi serta multifungsi merupakan wujud harmonisasi dalam pemanfaatan ruang berdasarkan hubungan yang antar sesama mereka (Prayitno, 2017). Kedekatan dan kepadatan yang cukup tinggi tersebut masih dapat mendukung vitalitas perkotaan yang dinamis (Jordan & Ulimaz, 2019) tanpa menghilangkan budaya dan kultur masyarakat setempat (Ulinata, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Co-existential theory of informal and formal sectors is widely developed in urban areas [5]. Environmental coexistence could be interpreted as the ecological relationship between land and water [20]. Social co-working is, for example, a partnership that involves various stakeholders such as fisherman community, commercial settlement community, private sectors, and government [20].…”
Section: Co-exist Co-working and Co-benefitmentioning
confidence: 99%
“…Environmental coexistence could be interpreted as the ecological relationship between land and water [20]. Social co-working is, for example, a partnership that involves various stakeholders such as fisherman community, commercial settlement community, private sectors, and government [20]. Economic co-benefit means the synergy of economic activities between communitybased livelihoods and commercial-based enterprises [20].…”
Section: Co-exist Co-working and Co-benefitmentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation