ABSTRAKKusta merupakan penyakit kronis yang menyerang kulit, saraf tepi, hingga organ-organ tubuh lainnya. Penyakit ini juga dapat menyebabkan cacat yang permanen yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya. Sampang sebagai wilayah dengan rata-rata PR tertinggi pada periode 2010-2014 memiliki proporsi cacat tingkat II yaitu 13%, sedangkan standar yang ditetapkan adalah tidak lebih dari 5%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pelayanan kesehatan terhadap kejadian kecacatan kusta tingkat II. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasionalanalitik dengan desain case control. Penelitian dilaksanakan di 8 wilayah kerja Puskesmas di Kabupaten Sampang. Sampel adalah penderita kusta tipe MB yang terdiri dari 33 orang yang mengalami cacat tingkat II sebagai kelompok kasus dan 33 orang penderita kusta yang mengalami cacat tingkat 0 atau tingkat I sebagai kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling. Analisis data dilakukan secara simultan dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode penemuan kasus secara pasif (OR = 7,334; CI 95%: 1,643-32,739), waktu diagnosis yang sangat terlambat (OR = 15,267; 95% CI: 1,447 to 161,071), kurangnya POD (OR = 7,016; 95% CI: 1,574-31,274) dan kurangnya konseling (OR=9,154; CI 95%: 1,786-46,906) mempengaruhi kejadian kecacatan kusta tingkat II. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode penemuan kasus, waktu diagnosis, POD dan konseling berpengaruh terhadap kejadian kecacatan kusta tingkat II pada penderita. Disarankan agar meningkatkan penemuan kasus secara aktif dan meningkatkan kegiatan konseling. (OR=15,264; 95% CI: 1,594) ), lack of POD (OR=7,016; 95% CI: 1,274) and the lack of counselling (OR=8,241; 95% CI: 1,847)
PENDAHULUANKusta atau lepra adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae. Pada dasarnya penyakit ini menyerang kulit, saraf tepi, hingga dapat menyerang organ-organ tubuh lainnya. Bakteri tersebut diduga menyebar melalui droplet. Penyakit ini merupakan penyakit yang dapat menyebabkan cacat permanen bahkan kematian bagi penderitanya (Sehgal, 2006).