2016
DOI: 10.5455/ijlr.20160621012921
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Clinical Management of Severe Cutaneous Myiasis in a Brangus-Cross Calf

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1
1

Citation Types

0
3
0
4

Year Published

2019
2019
2022
2022

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(7 citation statements)
references
References 0 publications
0
3
0
4
Order By: Relevance
“…Pupa akan menjadi imago setelah tujuh hari (E) (Zhou et al, 2019). Lalat ini disebut parasit obligat karena memerlukan jaringan hidup untuk pertumbuhannya (Jesse et al, 2016).…”
Section: Pembahasanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Pupa akan menjadi imago setelah tujuh hari (E) (Zhou et al, 2019). Lalat ini disebut parasit obligat karena memerlukan jaringan hidup untuk pertumbuhannya (Jesse et al, 2016).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Hal ini karena Indonesia beriklim tropis dengan tingkat kelembaban tinggi, yang sangat cocok untuk perkembangan lalat tersebut. Kehadiran induk semang yang peka dan sistem peternakan yang semiekstensif atau ekstensif nampaknya merupakan dua faktor yang penting untuk memicu terjadinya masalah myiasis, baik secara bersamaan maupun terpisah (Jesse et al, 2016;Prastiwi et al, 2010).…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Pengobatan myiasis meliputi pencucian luka, pengambilan belatung dan pemberian antibiotika lokal dan sistemik (Jesse et al, 2016). Namun sampai saat ini obat yang paling sering digunakan untuk kejadian myiasis adalah insektisida seperti asuntol, ivermectin dan rotenone (Dourmishev et al, 2005).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Sedangkan lalat yang menyebabkan myiasis traumatika adalah Cochliomyia hominivorax (Calderon-Castrat et al, 2017), Chrysomya bezziana (Sukarsih, et al, 1989) dan Wohlfahrtia magnifica (Kheirabadi et al, 2014 Jenis lalat yang sering menyebabkan kejadian myiasis pada ternak di negara tropis adalah Chrysomya bezziana yang merupakan parasit obligat pada hewan berdarah panas (Katoch et al, 2014). Kejadian myiasis akibat lalat Chrysomya bezziana telah banyak dilaporkan di berbagai negara seperti Indonesia (Wardhana dan Muharsini, 2005), Saudi Arabia (Alahmed, 2004), Irak (Al-Taweel et al, 2000), Iran (Ready et al, 2009), Sri Lanka (Prasad et al, 2000), India (Katoch et al, 2014), Malaysia (Jesse et al, 2016), Brazil (Ribeiro et al, 2003), Amerika Serikat (Alexdaner, 2006), Afrika Selatan (Soyelu dan Masika, 2009) dan Australia (Beckett et al, 2014). Menurut Rajamanickam et al, (1986) prevalensi myiasis pada sapi yang disebabkan larva lalat C. bezziana di Malaysia mencapai 84% dan 95%.…”
Section: Penyebab Myiasisunclassified
“…It refers to the infestation of living vertebrate animals by larvae of the order Diptera. Meanwhile infestation of the skin by larvae of certain flies is known as cutaneous myiasis and these larvae that feed for varying periods of time on the dead or living tissue causing a broad range of infestation depending on the relationship of the larvae with the host and the location (1,2). Myiasis in domestic animals is a worldwide problem causing huge economic losses in livestock through reduced productivity and tissue damage.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%