Clinical Characteristics of COVID-19 Patients in Dr. Saiful Anwar Hospital, Malang

Abstract

Background: Coronavirus Disease emerge as a new global health crisis. COVID-19 has a wide range of clinical feature, from mild cough to severe respiratory failure. This study aims to learn more about clinical feature of This cross sectional analytic descriptive study includes all COVID-19 patients that yield positive result through GeneXpert-SARS-CoV-2 or Polymerase Chain Reaction (PCR). All data was taken from inpatient form March 12 th -June 30 th 2020. Results: There were 103 patients with 58 men and 45 women. Patients with male sex tend to experience severe pneumonia than women. It was also found that patients exposed to cigarette smoke tended to experience severe pneumonia symptoms. Patients with more than 1 comorbid tend to develop severe pneumonia symptoms. The dominant clinical symptoms in the patient were cough (84.5%), fever / history of fever (70.9%), and shortness of breath (67.9%). Hematological parameters that correlate with the degree of severity are leucocytes, thrombocyts, lymphocytes, neutrophils, CRP, LDH, creatinine, procalcitonin, SGOT, and SOFA Score. The most common radiological picture obtained was bilateral infiltrate (78.2%). The most common complication was sepsis (38.9%). The mortality rate for COVID-19 patients treated at RSSA tends to be high (26.2%). Discussion: clinical characteristics such as gender, smoking history, comorbides, clinical symptoms (fever, shortness of breath and cough), laboratory (leukocytes, % lymphocytes, % neutrophils and neutrophil counts, CRP, LDH, procalcitonin, creatinine, SGOT, and SOFA scores) has a significant effect on the severity of Covid infection 19 Conclusion: The clinical characteristics of COVID-19 patients affects the severity of the disease.

D-Dimer and Brixia Score to Mortality in COVID-19 Patients

“…Several variables strongly increased the severity of the disease discovered in patients with verified COVID-19 clinical profile results at Dr. Saiful Anwar General Hospital, Malang. 12,13 Males were the most affected by COVID-19 and had the most severe symptoms, according to the sociodemographic data. According to this study, 52.0% of the patients were males, while 48.0% were females.…”

Deteksi Penanda Prognosis Kasus COVID 19: Studi Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar D-dimer

“…Hasil studi pasien COVID-19 di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang juga mencatat bahwa penderita COVID-19 memiliki frekuensi sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Tingginya prevalensi pasien laki-laki diduga karena respon sel T pada laki-laki mengalami penurunan jika dibandingkan dengan perempuan sebagai akibat adanya infeksi COVID-19 [31]. Sistem imun perempuan lebih tahan terhadap infeksi dibandingkan laki-laki, hal ini dikarenakan perempuan dengan kromosom X dapat memblokir beberapa infeksi virus termasuk SARS-CoV-2 dibantu oleh reseptor hormon estrogen sedangkan pada laki-laki ekspresi ACE2 lebih tinggi [32].…”

Hubungan D-dimer dengan tingkat keparahan infeksi COVID-19

“…1 Kasus COVID-19 meningkat dengan sangat cepat dan segera menjadi pandemik, dengan kasus pertama di Indonesia dilaporkan pada tanggal 25 Maret 2020. 2 Masa inkubasi SARS-CoV-2 diketahui sekitar 2-14 hari. 3 Pasien dengan gejala berat COVID-19 dapat mengalami perburukan dan risiko terjadinya acute respiratory distress syndrome (ARDS), syok septik, asidosis metabolik, badai sitokin, serta koagulopati, termasuk Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), hingga kematian.…”

“…Magdalena pada penelitiannya di Malang, tahun 2021 mendapatkan COVID-19 juga lebih sering pada jenis kelamin laki-laki dibanding perempuan dan sebagian besar terjadi pada pasien dengan rentang usia 50-64 tahun. 2 Hasil serupa juga didapatkan pada penelitian oleh Karyono pada tahun 2020, yang mendapatkan pasien COVID-19 didominasi oleh laki-laki dan pasien meninggal sering didapatkan pada kelompok lansia. 9 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh respon sel T pada infeksi COVID-19 pada laki-laki lebih buruk dibandingkan pada perempuan.…”

“…Hal serupa juga didapatkan pada penelitian Magdalena tahun 2021 yang mendapatkan semua sampel memiliki komorbid dengan komorbid tersering ditemukan adalah hipertensi diikuti dengan gagal jantung, dan DM. 2 Hipertensi adalah faktor predominan terjadinya infeksi COVID-19 yang kemungkinan disebabkan oleh angiotensin converting enzyme-2 (ACE-2) pada renin angiotensin aldosterone system (RAAS) yang berhubungan dengan peningkatan suseptibilitas COVID-19. Selain hipertensi, DM juga berisiko memperburuk infeksi COVID-19 akibat pengontrolan kadar glukosa darah yang buruk.…”