Health services are currently required to do services by following implementation standard precaution that has been established, to create good quality services. Infection that needs to be an alert for the dental health care professional is the Human Immunodeficiency Virus. Implementation standard precautions need to be applied to a patient with HIV-AIDS or non-HIV-AIDS infection on risky dental treatments. Qualitative research was chosen in this case studies. The approach in this study is a content analysis which means analyzing the contents of interview results, direct observation, and document observation. Direct observation of PLHIV patients was done perfectly: hand hygiene 46.7%, PPE 95.5%, safe injection 100%, waste and sharp object management 75%, patient care equipment 80%, linen management 100%, environmental management 53.3%, employee health protection 0%, and cough ethics 0%. Results of documents observations related to hand hygiene, patient care equipment, and environmental management are well listed; related to PPE, management of waste and sharp objects, and employee health protection are listed but not yet complete; and related to safe injections, linen management, and cough ethics are not listed on document in X Public Health Center Yogyakarta. Implementation standard precaution overall is quite good and still needs to be improved, in order to prevent and control infections, especially HIV-AIDS infections in X Public Health Center Yogyakarta.Pelayanan kesehatan saat ini dituntut melakukan pelayanan sesuai penerapan kewaspadaan standar yang ditetapkan, demi terciptanya pelayanan yang bermutu. Salah satu infeksi virus yang perlu menjadi kewaspadaan para tenaga medis gigi adalah Human Immunodefficiency Virus. Penerapan kewaspadaan standar perlu diterapkan pada pasien dengan HIV-AIDS atau tanpa HIV-AIDS pada perawatan gigi berisiko. Penelitian kualitatif dan jenis penelitian adalah studi kasus. Pendekatan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Menganalisis isi dari hasil wawancara, checklist observasi langsung, dan observasi dokumen. Hasil observasi langsung pada pasien ODHA yang dilakukan dengan sempurna: kebersihan tangan 46.7%, APD 95.5%, penyuntikan yang aman 100%, manajemen limbah dan benda tajam 75%, peralatan perawatan pasien 80%, penanganan linen 100%, manajemen lingkungan 53.3%, perlindungan kesehatan karyawan 0%, dan etika batuk 0%. Hasil observasi dokumen terkait kebersihan tangan, peralatan perawatan pasien, dan manajemen lingkungan sudah tercantum dengan baik; terkait APD, manajemen limbah dan benda tajam, dan perlindungan kesehatan karyawan sudah tercantum tetapi belum lengkap; dan terkait penyuntikan yang aman, penanganan linen, dan etika batuk tidak tercantum dalam dokumen Puskesmas X Yogyakarta. Penerapan kewaspadaan standar secara keseluruhan cukup baik dan masih perlu ditingkatkan lagi untuk mencegah dan mengendalikan infeksi terutama infeksi HIV-AIDS di Puskesmas X Yogyakarta.