Budidaya Itik Pedaging Di Desa Anggaswangi Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan

Abstract

Desa Anggaswangi merupakan salah satu wilayah Republik Indonesia yang terletak di Desa Godong, Kecamatan Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Ada beberapa warga yang mencoba berbudidaya itik pedaging tapi gagal. Ada dua vokasi yang disiapkan untuk mengatasi ekonomi di desa Anggaswangi, yaitu: (a). Vokasi berdasarkan budidaya itik pedaging, dan (b). Vokasi berdasarkan industri rumahan, berupa olahan itik pedaging. Fokus program kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan anggota keluarga Mitra melalui program unggulan itik pedaging. Pembentukan kelompok dalam program kegiatan ini, meliputi: (1). Produksi dan pengembangan klaster usahatani itik pedaging, dan (2). Hasil klaster pemasaran. Dari 1875 ekor itik pedaging yang dikelola oleh 15 peternak, jumlah keuntungan keseluruhan adalah Rp 17.608.854,00 dengan rata-rata keuntungan 15 mitra sebesar Rp 1.173.923,60. Keuntungan bebek terbesar mitra KKN-PPM di Desa Anggaswangi adalah Bapak Suwarno dengan keuntungan Rp 1.407.875,00. Sedangkan yang paling sedikit keuntungannya adalah Rp 945.241,00 dari mitra KKN PPM Ibu Rustinah.

Pengaruh Pemberian Tepung Daun Talas (Colocasia esculenta L) dalam Ransum Terhadap Bobot Karkas dan Persentase Karkas Itik Mojosari

“…Peningkatan produktivitas itik pedaging memerlukan kualitas pakan yang baik untuk pertumbuhan, untuk meningkatkan performa yang lebih baik (Setyaji et al, 2017). Namun, pakan memerlukan biaya produksi yang paling tinggi dalam pemeliharaan itik sehingga bisa dimanfaatkan pakan itik yang berasal dari bahan baku lokal (Nurhapsa dan Fitriani, 2021).…”

Produktivitas Budidaya Antara Bebek Peking (Anas platyrhynchos) dengan Bebek Hibrida (Anas platyrhynchos domesticus)

“…Peningkatan produktivitas ternak khususnya bebek pedaging memerlukan kualitas pakan yang baik untuk pertumbuhan, sehingga mampu memberikan performa yang baik bagi bebek pedaging (Setyaji et al, 2017). Kelebihan dari ternak bebek pedaging dibandingkan dengan ternak unggas yang lain ialah bebek pedaging lebih tahan terhadap penyakit, sehingga pemeliharannya mudah dan kurang beresiko, serta dalam waktu sekitar 2-3 bulan sudah mencapai bobot badan 3-3,5 kg.…”

“…Bebek menjadi salah satu jenis daging yang banyak dikonsumsi masyarakat setelah ayam. Hal ini membuka peluang usaha budidaya bebek pedaging yang kian menguntungkan (Setyaji et al, 2017). Mempunyai pasar yang besar, banyak orang tertarik untuk terjun ke usaha budidaya bebek.…”

“…Meningkatnya kebutuhan akan bebek pedaging mendorong peternak untuk lebih memperhatikan produk yang dihasilkan dan menjaga status kesehatan ternak yang dipelihara (Brata et al, 2020). Peningkatan produktivitas ternak khususnya bebek pedaging memerlukan kualitas pakan yang baik untuk pertumbuhan sehingga mampu memberikan peforma yang baik bagi bebek pedaging (Setyaji et al, 2017). Berikut tabel produktivitas bebek peking dan bebek hibrida.…”

“…Konsumsi pakan yang dihabiskan selama 6 minggu pada bebek hibrida sebanyak 6.514 g/ekor, sedangkan pada bebek peking sebanyak 7.601 g/ekor. Menurut Setyaji et al (2017) bahwa ternak mengkonsumsi ransum untuk memenuhi kebutuhan akan energi dan zat-zat ransum lainnya dalam tubuh. Hal ini sangat ditentukan oleh temperatur lingkungan, kesehatan, ukuran tubuh kecepatan, serta imbangan zat-zat ransum yang ada di dalamnya.…”