2016
DOI: 10.24832/kapata.v12i2.322
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Budaya Makan di Luar Rumah di Perkotaan Jawa pada Periode Akhir Kolonial

Abstract: AbstrakPerilaku makan di luar rumah merupakan salah satu kajian yang menarik terutama dalam mengkaji mengenai perilaku dan gaya hidup dalam masyarakat. Kajian merupakan pengembangan dari tesis penulis yang sebelumnya membahas mengenai budaya makan d perkotaan Jawa pada periode kolonial. Pengembangan ini dilakukan dengan memasukan konsep Alan Warde dan Lydia Marteens yang mengkaji mengenai budaya makan luar rumah di Inggris. Mereka menyimpulkan bahwa perilaku makan di luar rumah berkaitan dengan perilaku kesena… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2

Citation Types

0
0
0
3

Year Published

2021
2021
2022
2022

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 2 publications
0
0
0
3
Order By: Relevance
“…Restoran dirancang untuk memenuhi kebutuhan makan khususnya masyarakat perkotaan. Kebiasaan makan di luar menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini (Ariwibowo, 2016). Pola gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba cepat menyebabkan kurangnya waktu untuk memasak, dan pada akhirnya mendorong pada kebiasaan makan di luar (Ariwibowo, 2016;Wardiyanta, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Restoran dirancang untuk memenuhi kebutuhan makan khususnya masyarakat perkotaan. Kebiasaan makan di luar menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini (Ariwibowo, 2016). Pola gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba cepat menyebabkan kurangnya waktu untuk memasak, dan pada akhirnya mendorong pada kebiasaan makan di luar (Ariwibowo, 2016;Wardiyanta, 2022).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kebiasaan makan di luar menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini (Ariwibowo, 2016). Pola gaya hidup masyarakat perkotaan yang serba cepat menyebabkan kurangnya waktu untuk memasak, dan pada akhirnya mendorong pada kebiasaan makan di luar (Ariwibowo, 2016;Wardiyanta, 2022). Makan di luar tidak hanya memenuhi kebutuhan biologis tetapi juga memenuhi kebutuhan sebagai makhluk sosial berupa interaksi, mencari pengalaman dan mencari status sosial dalam masyarakat (Díaz-Méndez dan van den Broek, 2017;Fajarni, 2019).…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Perubahan gaya hidup membuat makan di restoran bukan hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup saja, namun juga dilatarbelakangi oleh tujuan lain misalnya, memenuhi kebutuhan rekreatif dan menambah nilai gengsi. (Ariwibowo, G. A., 2016) menjelaskan bahwa makanan dapat menunjukan status dan kelas seseorang, sebab makanan dapat dibentuk dan dikreasikan secara lebih eksklusif dari sekedar kebutuhan primer. Bahkan, sebagian orang berpendapat bahwa makanan yang dipesan tidak begitu penting untuk dipertimbangkan melainkan desain interior dan penyajian makanan yang paling diutamakan karena pengunjung membutuhkan dekorasi yang sekiranya menarik untuk difoto dan diunggah ke media sosial (Fitria, H., 2015) Gaya hidup masyarakat yang mulai bergeser mendorong para pemilik usaha restoran untuk berlomba-lomba memiliki desain interior restoran dengan estetika yang bagus.…”
unclassified