Binding interaction of phosphorus heterocycles with bovine serum albumin: A biochemical study

Abstract

Interaction between bovine serum albumin (BSA) and phosphorus heterocycles (PHs) was studied using multi-spectroscopic techniques. The results indicated the high binding affinity of PHs to BSA as it quenches the intrinsic fluorescence of BSA. The experimental data suggested the fluorescence quenching mechanism between PHs and BSA as a dynamic quenching. From the UV–vis studies, the apparent association constant (Kapp) was found to be 9.25×102, 1.27×104 and 9.01×102 L/mol for the interaction of BSA with PH-1, PH-2 and PH-3 respectively. According to the Förster's non-radiation energy transfer (FRET) theory, the binding distances between BSA and PHs were calculated. The binding distances (r) of PH-1, PH-2 and PH-3 were found to be 2.86, 3.03, and 5.12 nm, respectively, indicating energy transfer occurs between BSA and PHs. The binding constants of the PHs obtained from the fluorescence quenching data were found to be decreased with increase of temperature. The negative values of the thermodynamic parameters ΔH, ΔS and ΔG at different temperatures revealed that the binding process is spontaneous; hydrogen bonds and van der Waals interaction were the main force to stabilize the complex. The microenvironment of the protein-binding site was studied by synchronous fluorescence and circular dichroism (CD) techniques and data indicated that the conformation of BSA changed in the presence of PHs. Finally, we studied the BSA-PHs docking using Autodock and results suggest that PHs is located in the cleft between the domains of BSA.

Asam Posfat (H3PO4): Ionic Transformation of Phosphoric Acid in Aqueous Solution

“…Asam fosforik merupakan molekul yang sangat sekali mempunyai kutub, dan sangat larut dalam air. Keadaan pengoksidaan atom fosforus (11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) dalam asam fosforik adalah +5, dimana dalam keadaan pengoksidaan oksigen ialah +2 dan hidrogen +1. Asam fosforik yaitu asam triprotik dan mampu mengalami penceraian tiga kali, melepaskan ion H + setiap kali.…”

“…Kualitas fosfat (261) alam yang baik adalah yang mengandung P2O5 total lebih dari 20% dan reaktivitasnya tinggi, dengan kadar P2O5 larut dalam asam sitrat konsentrasi (262) 2% lebih dari 6%. (11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) Pengawasan mutu fosfat alam perlu dilakukan untuk menghindari penggunaan fosfat (255) alam yang bermutu rendah atau pemalsuan, agar pupuk yang digunakan efektivitasnya tinggi sehingga mencegah pencemaran lingkungan. Reaktivitas (256) fosfat alam menunjukkan tingkat kemampuannya dalam melepaskan P yang potensial tersedia untuk tanaman (26)(27)(28)(29)(30)(31)(32)(33)(34)(35) .…”

“…(11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) Fosfat yang banyak tersedia di alam sebagai batuan fosfat dengan kandungan tri kalsium fosfat yang tidak dapat larut dalam air. Agar dapat dimanfaatkan tanaman, batuan fosfat alam harus diubah menjadi senyawa fosfat yang dapat larut dalam air (26)(27)(28)(29)(30)(31)(32)(33)(34)(35) .Fosfat alam merupakan sumber pupuk P yang sangat efektif dan murah serta dapat pula meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, hanya saja kualitas dari pupuk fosfat alam sangat bervariasi tergantung pada kandungan P2O5 (11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) . Oleh karena itu, penggunaan dari fosfat alam secara langsung perlu memperhatikan kadar P2O5 total dan juga tersedia serta reaktivitasnya.…”

Asam Posfat (H3PO4): Ionic Transformation of Phosphoric Acid in Aqueous Solution

“…Kualitas fosfat alam yang baik adalah yang mengandung P2O5 total lebih dari 20% dan reaktivitasnya tinggi, dengan kadar P2O5 larut dalam asam sitrat konsentrasi 2% lebih dari 6%. (11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) Pengawasan mutu fosfat alam perlu dilakukan untuk menghindari penggunaan fosfat alam yang bermutu rendah atau pemalsuan, agar pupuk yang digunakan efektivitasnya tinggi sehingga mencegah pencemaran lingkungan. Reaktivitas fosfat alam menunjukkan tingkat kemampuannya dala m melepaskan P yang potensial tersedia untuk tanaman (26)(27)(28)(29)(30)(31)(32)(33)(34)(35) .…”

“…(11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) Fosfat banyak tersedia di alam sebagai batuan fosfat dengan kandungan tri kalsium fosfat yang tidak larut dalam air. Agar dapat dimanfaatkan tanaman, batuan fosfat alam harus diubah menjadi senyawa fosfat yang larut dalam air (26)(27)(28)(29)(30)(31)(32)(33)(34)(35) .Fosfat alam merupakan sumber pupuk P yang efektif dan murah serta dapat meningkatkan produktivitas tanah dan tanaman, hanya saja kualitas pupuk fosfat alam sangat bervariasi tergantung pada kandungan P2O5 (11,(44)(45)(46)(47)(48)(49)(50)(51)(52)(53)(54)(55) . Oleh karena itu, penggunaan fosfat alam secara langsung perlu memperhatikan kadar P2O5 total dan tersedia serta reaktivitasnya.…”