Berat Organ Non Karkas Ayam Broiler Setelah Disuplementasi Dl-Methionine dalam Pakan

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi dl-methionine dalam pakan terhadap kinerja organ non karkas ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penelitian ini berlangsung selama 39 (1 masa produksi). Penelitian ini menggunakan 80 ekor ternak ayam broiler berumur 1 hari atau Day Old Chick (DOC) Strain CP 707. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah, terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diuji adalah: T0 (pakan control), T1 (T0 + dl-methionine 0,30%), T2 (T0 + dl-methionine 0,50%), dan T3 (T0 + dl-methionine 0,70%). Variabel yang diamati adalah persentase berat non karkas, persentase darah, persentase bulu, persentase berat potong, persentase berat kepala, persentase berat leher, dan persentase lemak abdominal ayam broiler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap berat dan persentase darah, bulu, berat potong dan non karkas ayam broiler (P<0,05) sedangkan berat dan persentase kepala, leher, serta lemak abdominal berpengaruh tidak nyata. Rata-rata berat kepala T0:48,58±2,29; T1:46,07±2,83; T2: 48,48±8,35; dan T3: 52,36±4,13 g/ekor. Berat leher T0: 66,10±11,74; T1: 69,53±4,60; T2: 70,67±19,01; dan T3: 82,13±8,45 g/ekor. Berat lemak abdominal T0: 20,57±2,49; T1: 22,91±8,39; T2: 27,87±11,94; dan T3: 26,62 ±9,56 g/ekor. Disimpulkan bahwa pakan komersial yang disuplementasi dengan dl-methionine sebesar 0,70% meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan non karkas berat bulu, berat darah, berat kepala dan leher, lemak abdominal, serta berat potong ayam broiler.

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI IMBANGAN RANSUM BERBASIS HIJAUAN ECENG GONDOK (Eichornia Crassipes) TERHADAP BERAT KARKAS DAN NON KARKAS ENTOG (Cairina Moschata) JANTAN

“…Perlakuan P2 memilik nilai rataan P2 35.8±0.37. Hal ini disebabkan karena bobot darah berkorelasi dengan berat badan; semakin tinggi bobot badan, bobot darah juga semakin meningkat (Suni et al, 2021). Konsumsi pakan P2 50% lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya.…”

“…Bakalli et al, (1995) menyatakan bahwa pertumbuhan bulu dapat terhambat karena terhentinya siklus dalam pemberian makanan. pertumbuhan jaringan dan pertumbuhan bulu, serta sebagian akan terbuang melalui ekskreta (Suni et al, 2021).…”

“…Perlakuan P1 memiliki bobot kepala dengan nilai rataan 34.2±2.17. Kepala merupakan organ tubuh yang lebih banyak organ tulangnya dari pada dagingnya (Suni et al, 2021). Kepala secara ekonomis memiliki nilai jual yang rendah dan kurang diminati, sehingga menyebabkan sering dibuang.…”

“…perlakuan P2 memiliki nilai rataan 31,4±2,71. Hal ini diduga salah satu faktor yang mempengaruhi ukuran ceker karena adanya perbedaan bobot badan, umur, jenis, manajemen, lingkungan, dan pakan (Suni et al, 2021).…”