Bekerja Jarak Jauh (Telecommuting): Konsep, Penerapan dan Pembelajaran

Abstract

Bekerja jarak jauh atau bekerja tidak harus di kantor menjadi solusi ketika suatu pekerjaan tidak memungkinkan untuk dilakukan di tempat kerja. Bekerja jarak jauh juga dimaksudkan untuk memberikan keleluasaan bagi pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya dimana saja dan kapan saja, dengan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi modern. Bagi instansi/perusahaan produktifitas dan efisiensi operasional menjadi pendorong untuk menerapkan keleluasaan kerja (flexible work). Kerja leluasa mempunyai peluang menguntungkan bagi pegawai dan juga organisasi melalui dukungan perilaku kerja positif seperti komitmen, motivasi dan kepuasan kerja, dan berkinerja baik. Namun demikian, kerja jarak jauh atau kerja leluasa belum sepenuhnya dapat diterima. Kebutuhan pegawai untuk bersosialisasi, bertukar data menjadi kendala sehingga dapat mengurangi produktifitasnya. Work From Home (WFH) sebagai pelaksanaan bekerja jarak jauh dan tidak harus di kantor sebaiknya hanya pada waktu tertentu saja, tidak dilakukan dalam jangka waktu lama atau bahkan menjadi regular, yaitu ketika membutuhkan perubahan suasana, kondisi darurat atau adanya kebutuhan tertentu yang mengharuskan berada di rumah. Selain itu, dibutuhkan persyaratan minimum yang sebaiknya terpenuhi sebagai pendukung agar work from home menjadi berkualitas.

Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19

“…Pengamatan sekilas menunjukkan bahwa pemahaman bekerja jarak jauh setidaknya menyangkut 4 (empat) hal yaitu (i) pilihan tempat kerja, yang mengacu pada penghematan waktu/jarak fisik (tele); (ii) sebagian atau substitusi total dari penglaju (commute) harian; (iii) intensitas aktivitas bekerja jarak jauh, yang mengacu pada kekerapan dan lamanya waktu; (iv) ketersediaan teknologi komunikasi dan informasi (Mungkasa, 2020).…”

“…Selanjutnya, bekerja leluasa dimaknai sebagai pekerja dimungkinkan bekerja berbeda dari waktu kerja konvensional sehingga pekerja dapat menyeimbangkan bekerja dan berkehidupan. Bekerja jarak jauh (dari rumah dan/atau lokasi lain di luar kantor) adalah pengaturan bekerja leluasa yang memungkinkan bekerja jauh dari kantor sepanjang atau sebagian waktu (Mungkasa, 2020).…”

The Validity of Fixed-Term Employment Contract With The Remote Working Concept Based on Indonesian Laws

“…Remote work develops over time which was originally known as 'electronic homework', develops into 'telecommuting', then 'flexiwork', and in the end the naming of remote work develops in various forms, such as: 'remote working', 'distance working' 'or' outwork'. [27] Furthermore, according to Konradt, Schmook, and Malecke in Oswar Mungkasa, it is argued that remote work is a method of working in an organization that is carried out partially or completely outside conventional offices with the help of telecommunications and information services. [27] Thus, Remote working has 3 characteristics that distinguish it from office working, namely: the place / location of work done outside the office, flexible time / schedule, and the existence of modern communication and information technology utilization.…”

“…Remote working does have both positive and negative impacts [27] on Workers and Employers, but its existence still needs to be studied further in the scope of labor law, especially in work agreements that underlie the emergence of remote work and are a part of Manpower Law. In addition, basically, remote working (as always Office Working) also creates a legal relationship between Employers and Workers based on an agreement in the form of a employment contract/agreement.…”

“…The provisions of the employment agreement in the Manpower Law are coercive, meaning that the parties bound in the work agreement cannot make the work agreement deviate from the provisions of the labor laws. [27] The provisions of certain time work agreements in the Manpower Law are regulated in Article 52, Article 54, Article 57, Article 58, and article 59. The provisions in the work agreement must certainly be considered by employers in making the contents of the agreement.…”