2021
DOI: 10.1080/00048402.2021.1986081
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Aristotle on Reasoning and Rational Animals

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1

Citation Types

0
0
0
1

Year Published

2022
2022
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(1 citation statement)
references
References 31 publications
0
0
0
1
Order By: Relevance
“…Dalam filsafat manusia, eksistensi manusia dibahas secara konseptual (Suhermanto, 2015), sehingga dapat dimengerti sesuai pandangan filsafati dari sisi tertentu, misalnya: manusia dikatakan sebagai homo mechanicus, homo erectus, dan homo ludens (Malloy & Rossow-Kimball, 2007); hal ini secara keseluruhan berkaitan dengan dengan susunan kodrat dari segi jasmani, kemudian dirangkum dalam tesis selanjutnya disebut homo faber (Lee, 2009). Manusia dikatakan sebagai homo sapiens (Stringer, 2016), animal rationale (McCready-Flora, 2021), dan animal symbolicum (Leonid Tchertov, 2019), karena mengutamakan pada susunan kodrat dari segi rohani terutama daya cipta. Pandangan lain mengatakan bahwa manusia disebut homo recentis dan homo volens (Bastir et al, 2020), karena mengutamakan segi rasa dan karsa.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Dalam filsafat manusia, eksistensi manusia dibahas secara konseptual (Suhermanto, 2015), sehingga dapat dimengerti sesuai pandangan filsafati dari sisi tertentu, misalnya: manusia dikatakan sebagai homo mechanicus, homo erectus, dan homo ludens (Malloy & Rossow-Kimball, 2007); hal ini secara keseluruhan berkaitan dengan dengan susunan kodrat dari segi jasmani, kemudian dirangkum dalam tesis selanjutnya disebut homo faber (Lee, 2009). Manusia dikatakan sebagai homo sapiens (Stringer, 2016), animal rationale (McCready-Flora, 2021), dan animal symbolicum (Leonid Tchertov, 2019), karena mengutamakan pada susunan kodrat dari segi rohani terutama daya cipta. Pandangan lain mengatakan bahwa manusia disebut homo recentis dan homo volens (Bastir et al, 2020), karena mengutamakan segi rasa dan karsa.…”
Section: Pendahuluanunclassified