Conflict is often a complex condition because of the many parties involved with complex relationships and purposes. Conflict discussed in this article was originally a conflict over land that occur among the 204 families that inhabit station railway emplacement in Bukittinggi with PT. Kereta Api Indonesia which wants to revitalize the railway track and facilities in West Sumatra Especially in Bukittinggi. However, conflict is no longer between the two parties but involve parties that were initially thought to have no interest in the conflict. Thus, this study aims to identify the stakeholders, analyze the interests of the parties involved and influence as well as relationships of stakeholders, and build qualitative model to help in looking interest of the parties in emplacement conflict of railway station emplacement in Bukittinggi. This research was conducted by using the method of stakeholder analysis. A semi-structured approach was used by conducting in-depth interviews with each stakeholder. The results of research identify that there are 13 parties that are directly involved, which consists of one party acts as a key player, two parties who act as the subject, three parties as the context setter, and 9 parties as crowd. These results show that the presence of one party who dominates makes it difficult to achieve a win-win solution in this conflict. This study suggests the presence of forum that contains multi-party in order to find a solution that does not entail too aggrieved parties in a conflict.Abstrak: Konflik seringkali merupakan kondisi yang kompleks karena banyaknya pihak yang terlibat di dalamnya dengan hubungan dan tujuan yang rumit. Konflik yang dibahas di dalam artikel ini pada awalnya merupakan konflik perebutan lahan yang terjadi antara 204 Keluarga yang mendiami emplasement stasiun emplasement stasiun kereta api di Bukittingg dengan pihak PT. Kereta Api Indonesia yang ingin kembali merevitalisasi jalur dan fasilitas perkeretaapian di Sumatera Barat Khususnya di Bukittinggi. Namun, konflik kemudian meluas bukan lagi antara dua pihak tetapi melibatkan pihak-pihak yang pada awalnya dianggap tidak memiliki kepentingan di dalam konflik tersebut. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi para pemangku kepentingan, menganalisis kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, pengaruh dan hubungan para pemangku kepentingan, dan membangun model kualitatif untuk membantu melihat kepentingan para pihak di dalam konflik emplasement stasiun emplasement stasiun kereta api di Bukittinggi. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis stakeholder. Menggunakan pendekatan semi terstruktur dengan melakukan wawancara mendalam dengan masing-masing stakeholder. Hasil penelitian mengidentifikasi terdapat 13 pihak yang secara langsung terlibat, yang terdiri dari 1 pihak berperan sebagai key player, 2 pihak yang berperan sebagai subject, 3 pihak sebagai context setter, dan 9 pihak sebagai crowd. Hasil tersebut memperlihatkan bahwa adanya satu pihak yang mendominasi menyebabkan sulitnya mencapai win-...