Aplikasi Model Rasch Pada Skala Work Engagement (Utrecht Work Engagement Scale)

Abstract

Karyawan yang memiliki work engagement akan memberikan kinerja terbaiknya bagi organisasi dan hal tersebut merupakan dampak yang sangat positif bagi organisasi. Schaufeli dan Bakker (2003) mengembangkan instrumen untuk mengukur work engagement dengan nama Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Di Indonesia, penelitian sebelumnya menganalisis skala work engagement (Utrecht Work Engagement Scale) dengan menggunakan analisis faktor, namun belum ada yang menggunakan pemodelan Rasch untuk menguji instrumen Utrecht Work Engagement Scale (UWES). Penelitian ini bertujuan untuk menguji instrumen Utrecht Work Engagement Scale (UWES) menggunakan model Rasch. Subjek penelitian adalah 126 pekerja yang tersebar di daerah Jawa dan Nusa Tenggara. Berdasarkan hasil analisis menggunakan program Winsteps, didapatkan 16 aitem (dari 18 aitem) yang memenuhi tingkat kesesuaian butir-model, dengan koefisien reliabilitas alpha 0,93. Secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa instrumen instrumen Utrecht Work Engagement Scale (UWES) ini memiliki properti psikometris yang baik sehingga dapat digunakan untuk penelitian.

Pengaruh Transformational Leadership terhadap Work Engagement pada Pegawai KPP Pratama Surabaya Karangpilang

“…Organisasi merupakan suatu unit sosial yang terkoordinasi terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja terus menerus untuk mencapai tujuan bersama [4]. Di dalam organisasi terdapat sumber daya manusia yang menggerakannya.…”

“…Metodologi PenelitianPada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pegawai KPP Pratama Surabaya Karangpilang Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur transformational leadership yang dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan teoriBass (1985) dan Utrecht Work Engagement Scale yang telah dimodifikasi olehAryanti et al (2021). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner melalui google form.…”

Pengaruh Job Crafting terhadap Work Engagement pada Karyawan Desain Grafis di Kota Bandung

“…Alat ukur job crafting dalam penelitian ini menggunakan Job Crafting Scale (JCS) yang dikembangkan oleh Tims et al, [10] dan telah di adaptasi dalam bahasa Indonesia oleh peneliti berdasarkan 4 aspek yang terdapat pada job crafting yang terdiri dari 21 item, dengan skala likert 5 poin mulai dari 1 (tidak pernah) hingga 5 (sering). Alat ukur work engagement dalam penelitian ini Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang dikembangkan oleh Schaufeli & Bakker [7] dan telah diadaptasi oleh Aryanti et al, [21] yang berdasarkan 3 aspek yang terdapat pada work engagement dengan jumlah pernyataan sebanyak 16 item, dengan skala likert 5 kategori rentang respon dimulai dari dari 0 (tidak pernah) hingga 4 (selalu)..…”

“…The research method used is quantitative with 128 graphic design employees in Bandung City. This study used the job crafting scale (JCS) measuring instrument from Tims et al, (2012) which was adapted by researchers and the utrecht work engagement scale (UWES) measuring instrument from Schaufeli & Bakker which was adapted by Aryanti et al, (2020). The results found 99.2% of graphic design employees have high job crafting and 99.2% of graphic design employees have high work engagement.…”

Pengaruh Psychological Well-Being terhadap Work Engagement pada Karyawan Direktorat Operasional

“…Sebanyak 59 karyawan direktorat operasional PTPN VIII Ciater dipilih menjadi subjek pada penelitian ini. Alat ukur yang digunakan adalah Ryff's Psychological Well-Being Scale (RPWB) yang dikembangkan oleh [1] dan kemudian diadaptasi oleh [3] serta Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang dikembangkan oleh [4] dan kemudian diadaptasi oleh [5]. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 81.4% karyawan memiliki psychological well-being yang tinggi dan 86.4% karyawan memiliki work engagement yang tinggi.…”