Abstract:Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa menyelesaikan masalah geometri khususnya pada pokok bahasan dimensi tiga (kubus). Sebenarnya beberapa konsep ada pada kepala siswa dan siswa sudah tepat dalam menentukan prosedur terkait masalah yang diberikan, tetapi pada tahap akhir siswa tidak tepat dalam menentukan jawaban. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan antisipasi siswa pada level analisis dalam menyelesaikan masalah geometri. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode tes dan wawa… Show more
“…Pemberian mata pelajaran matematika ini dimaksudkan untuk mengajarkan dan membekali peserta didik untuk berpikir logis, kritis, sistematis, kreatif, dan analitis. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidaklah mudah karena matematika masih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa dan ditakuti (Sunardi et al, 2019;Sunardi & Yudianto, 2016;Yudianto, 2015). Permasalahan lainnya adalah pengajaran matematika di sekolah masih cenderung kaku, sering sebatas pada hafalan dan hanya berbicara tentang angka dan rumus.…”
Tujuan penelitan ini adalah untuk menggali etnomatematika pada bangunan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember yang kemudian digunakan sebagai bahan untuk membuat paket tes matematika bagi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Subjek penelitian yaitu tiga observer dan dua narasumber yakni pengurus Yayasan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember. Satu orang merupakan ketua pengurus yang paham tentang sejarah Masjid Jami’ Al-Baitul Amien dan satu orang merupakan satu-satunya pengurus yang mengikuti masa pembangunan sehingga mengerti terhadap struktur bangunan masjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian-bagian bangunan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember terdapat konsep-konsep matematika. Bagian-bagian bangunan yang dimaksud yaitu kubah masjid, tiang penyangga masjid, lantai dua, dinding pancuran Ruang Wudlu, dan menara masjid. Konsep-konsep matematika yang muncul adalah bangun datar, bangun ruang, kekongruenan, dan refleksi.The purpose of this research is to explore ethnomathematics at the Jami 'Al-Baitul Amien Jember Mosque building which is then used as material to design mathematics test packages for students. This research was a qualitative study with an ethnographic approach. The data collection methods used were observations and interviews. The research subjects were three observers and two resource persons, namely the management of the Jami 'Al-Baitul Amien Jember Mosque Foundation. One person is the chairman of the committee who understands the history of the Jami 'Al-Baitul Amien Mosque and one person is the only administrator who followed the construction period so that he understands the structure of the mosque building. The results show that the parts of the Jami 'Al-Baitul Amien Jember Mosque have mathematical concepts. The building parts meant are the dome of the mosque, the pillars of the mosque, the second floor, the shower wall of the Wudlu Room, and the mosque tower. Mathematical concepts that emerge are 2D shapes, 3D shapes, congruence, and reflection.
“…Pemberian mata pelajaran matematika ini dimaksudkan untuk mengajarkan dan membekali peserta didik untuk berpikir logis, kritis, sistematis, kreatif, dan analitis. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidaklah mudah karena matematika masih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa dan ditakuti (Sunardi et al, 2019;Sunardi & Yudianto, 2016;Yudianto, 2015). Permasalahan lainnya adalah pengajaran matematika di sekolah masih cenderung kaku, sering sebatas pada hafalan dan hanya berbicara tentang angka dan rumus.…”
Tujuan penelitan ini adalah untuk menggali etnomatematika pada bangunan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember yang kemudian digunakan sebagai bahan untuk membuat paket tes matematika bagi siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Subjek penelitian yaitu tiga observer dan dua narasumber yakni pengurus Yayasan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember. Satu orang merupakan ketua pengurus yang paham tentang sejarah Masjid Jami’ Al-Baitul Amien dan satu orang merupakan satu-satunya pengurus yang mengikuti masa pembangunan sehingga mengerti terhadap struktur bangunan masjid. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada bagian-bagian bangunan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember terdapat konsep-konsep matematika. Bagian-bagian bangunan yang dimaksud yaitu kubah masjid, tiang penyangga masjid, lantai dua, dinding pancuran Ruang Wudlu, dan menara masjid. Konsep-konsep matematika yang muncul adalah bangun datar, bangun ruang, kekongruenan, dan refleksi.The purpose of this research is to explore ethnomathematics at the Jami 'Al-Baitul Amien Jember Mosque building which is then used as material to design mathematics test packages for students. This research was a qualitative study with an ethnographic approach. The data collection methods used were observations and interviews. The research subjects were three observers and two resource persons, namely the management of the Jami 'Al-Baitul Amien Jember Mosque Foundation. One person is the chairman of the committee who understands the history of the Jami 'Al-Baitul Amien Mosque and one person is the only administrator who followed the construction period so that he understands the structure of the mosque building. The results show that the parts of the Jami 'Al-Baitul Amien Jember Mosque have mathematical concepts. The building parts meant are the dome of the mosque, the pillars of the mosque, the second floor, the shower wall of the Wudlu Room, and the mosque tower. Mathematical concepts that emerge are 2D shapes, 3D shapes, congruence, and reflection.
“…Kecemasan geometri yang subjek visualisasi alami dari gejala fisiologis (tekanan pada dada, jantung berdebar, tidak bisa diam, berkeringat, dan tidak dapat menahan kencing) dan gejala perilaku (tidak fokus, lupa materi, bingung, sulit berkonsentrasi, hambatan berfikir, takut, mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, khawatir, tegang, gugup, dan grogi). Siswa level analisis dapat mengenal sifat-sifat bentuk geometris berdasarkan analisis informal berbagai bagian bentuk dan jika siswa mampu berpikir secara kritis maka akan maksimal (Eviyanti, Rista, & Hadijah, 2020;Maharani & Prihatnani, 2019;Sunardi & Yudianto, 2016). Pada level ini siswa dapat mengidentifikasi dan menentukan ciri-ciri bangun berdasarkan sifat-sifatnya.…”
Kecemasan geometri adalah kecemasan yang muncul ketika menghadapi hal – hal yang berhubungan dengan geometri. Tingkatan kecemasan geometri dimulai dari rendah, sedang, tinggi, dan panik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kecemasan geometri siswa dalam menyelesaikan masalah bangun ruang sisi datar ditinjau dari teori van Hiele. Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini masing - masing dua siswa pada level visualisasi, analisis, dan deduksi informal. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kombinasi (triangulasi). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa dari tiap level memiliki kecemasan geometri yang berbeda. Siswa visualisasi mengalami kecemasan sedang dan tinggi dalam mendefinisikan dan mengidentifikasi sifat serta unsur bangun ruang sisi datar. Siswa analisis mengalami kecemasan sedang dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan perhitungan diagonal, volume, dan luas permukaan. Siswa deduksi informal mengalami kecemasan tinggi dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan definisi dan unsur bangun ruang serta permasalahan dalam bentuk cerita.
“…Berpikir geometri menurut teori van Hiele memiliki 4 level/tingkatan berpikir yaitu level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (rigor). Siswa dikatakan berada pada level visualisasi ketika siswa mampu mengenal bangun-bangun geometri, siswa dikatakan berada pada level analisis ketika siswa mampu mengenal sifat-sifat suatu bangun geometri, siswa dikatakan berada pada level deduksi informal ketika siswa mampu melihat hubungan sifat-sifat dalam satu bangun, siswa dikatakan berada pada level deduksi ketika siswa mampu membuktikan suatu pernyataan geometri, dan siswa dikatakan berada pada level rigor ketika siswa mampu memahami perbedaan geometri Euclides dan geometri non-Euclides (Sunardi & Yudianto, 2015). Pada proses pemecahan permasalahan, siswa sering menggunakan langkah-langkah yaitu memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali.…”
Section: Jomeal 2021unclassified
“…JoMEaL 2021 Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa siswa dapat digolongkan menjadi level pra visualisasi, visualisasi (level 0), analisis (level 1), dan deduksi informal (level 2). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa di sekolah masih berada di tiga level pertama berpikir siswa menurut teori van Hiele yaitu level visualisasi, level analisis, dan level deduksi informal (Sunardi & Yudianto, 2015).…”
In learning mathematics, innovation is still needed to make mathematics more easily understood by students, especially in the field of geometry. This becomes interesting when examined and is associated with van Hiele's level of geometrical thinking which is modified by Polya's problem solving steps. This study aims to determine the thought process of vocational students majoring in Modeling Design Engineering and Building Information in solving three dimensional problems. This type of research is a qualitative descriptive study. The research subjects are students of pre-visualization, visualization, analysis, and informal deduction level. The research subjects worked on the three dimensional problem test and were interviewed. The results obtained are pre-visualization level students fulfilling several indicators at the visualization level, students at the visualization and analysis level meet all indicators at their respective levels, while informal deduction level students are unable to meet one indicator when implementing a plan that is having another way of solving problems. This can be seen from the results of problem solving given and interviews conducted on research subjects.
Kata kunci: Berpikir, Pemecahan Masalah, Dimensi Tiga, Van Hiele
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.