The platform will undergo maintenance on Sep 14 at about 7:45 AM EST and will be unavailable for approximately 2 hours.
2016
DOI: 10.12928/admathedu.v5i2.4776
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Antisipasi Siswa Level Analisis Dalam Menyelesaikan Masalah Geometri

Abstract: Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan siswa menyelesaikan masalah geometri khususnya pada pokok bahasan dimensi tiga (kubus). Sebenarnya beberapa konsep ada pada kepala siswa dan siswa sudah tepat dalam menentukan prosedur terkait masalah yang diberikan, tetapi pada tahap akhir siswa tidak tepat dalam menentukan jawaban. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan antisipasi siswa pada level analisis dalam menyelesaikan masalah geometri. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan metode tes dan wawa… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

0
4
0
5

Year Published

2019
2019
2021
2021

Publication Types

Select...
6

Relationship

4
2

Authors

Journals

citations
Cited by 7 publications
(9 citation statements)
references
References 0 publications
0
4
0
5
Order By: Relevance
“…Pemberian mata pelajaran matematika ini dimaksudkan untuk mengajarkan dan membekali peserta didik untuk berpikir logis, kritis, sistematis, kreatif, dan analitis. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidaklah mudah karena matematika masih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa dan ditakuti (Sunardi et al, 2019;Sunardi & Yudianto, 2016;Yudianto, 2015). Permasalahan lainnya adalah pengajaran matematika di sekolah masih cenderung kaku, sering sebatas pada hafalan dan hanya berbicara tentang angka dan rumus.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pemberian mata pelajaran matematika ini dimaksudkan untuk mengajarkan dan membekali peserta didik untuk berpikir logis, kritis, sistematis, kreatif, dan analitis. Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidaklah mudah karena matematika masih sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa dan ditakuti (Sunardi et al, 2019;Sunardi & Yudianto, 2016;Yudianto, 2015). Permasalahan lainnya adalah pengajaran matematika di sekolah masih cenderung kaku, sering sebatas pada hafalan dan hanya berbicara tentang angka dan rumus.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Kecemasan geometri yang subjek visualisasi alami dari gejala fisiologis (tekanan pada dada, jantung berdebar, tidak bisa diam, berkeringat, dan tidak dapat menahan kencing) dan gejala perilaku (tidak fokus, lupa materi, bingung, sulit berkonsentrasi, hambatan berfikir, takut, mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, khawatir, tegang, gugup, dan grogi). Siswa level analisis dapat mengenal sifat-sifat bentuk geometris berdasarkan analisis informal berbagai bagian bentuk dan jika siswa mampu berpikir secara kritis maka akan maksimal (Eviyanti, Rista, & Hadijah, 2020;Maharani & Prihatnani, 2019;Sunardi & Yudianto, 2016). Pada level ini siswa dapat mengidentifikasi dan menentukan ciri-ciri bangun berdasarkan sifat-sifatnya.…”
Section: Pembahasanunclassified
“…Berpikir geometri menurut teori van Hiele memiliki 4 level/tingkatan berpikir yaitu level 0 (visualisasi), level 1 (analisis), level 2 (deduksi informal), level 3 (deduksi), dan level 4 (rigor). Siswa dikatakan berada pada level visualisasi ketika siswa mampu mengenal bangun-bangun geometri, siswa dikatakan berada pada level analisis ketika siswa mampu mengenal sifat-sifat suatu bangun geometri, siswa dikatakan berada pada level deduksi informal ketika siswa mampu melihat hubungan sifat-sifat dalam satu bangun, siswa dikatakan berada pada level deduksi ketika siswa mampu membuktikan suatu pernyataan geometri, dan siswa dikatakan berada pada level rigor ketika siswa mampu memahami perbedaan geometri Euclides dan geometri non-Euclides (Sunardi & Yudianto, 2015). Pada proses pemecahan permasalahan, siswa sering menggunakan langkah-langkah yaitu memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali.…”
Section: Jomeal 2021unclassified
“…JoMEaL 2021 Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa siswa dapat digolongkan menjadi level pra visualisasi, visualisasi (level 0), analisis (level 1), dan deduksi informal (level 2). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa sebagian besar siswa di sekolah masih berada di tiga level pertama berpikir siswa menurut teori van Hiele yaitu level visualisasi, level analisis, dan level deduksi informal (Sunardi & Yudianto, 2015).…”
Section: Hasil Dan Pembahasanunclassified