Analysis of Antibiotics Use in Pediatric Pneumonia Patients  Aged 3 Months - 5 Years

Aryani, Dhita Evi; Hasmono, Didik; Zairina, Elida; Setiawan, Landia

doi:10.20473/fmi.v52i2.5224

Cited by 4 publications

(9 citation statements)

References 10 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Patients who were hospitalized for more than 32 days were patients aged 3 months with a diagnosis of bronchopneumonia, malnutrition and congenital hypothyroidism. 9 Hormones and hypothalamic neuropeptides played a role in the regulation of respiration and in bronchopulmonary morphology. Hypothyroid can reduced inspiratory and expiratory muscle tone demonstrated by the measurement of muscle pressure during maximal inspiration and expiration was correlated with the severity of hypothyroidism.…”

Section: Discussionmentioning

confidence: 99%

Recurrent pneumonia in malnourished children

Dewi

Biantara

Windiyanto³

2022

Int J Res Med Sci

View full text Add to dashboard Cite

Recurrent pneumonia was defined as two episodes of pneumonia per year or three episodes of pneumonia at any time of life. The causes of recurrent pneumonia are multifactorial. Additional diagnostic should be considered because most cases are associated with an underlying illness. We reported a case recurrent pneumonia of a 3 months old malnourished male patient. Chest radiograph show infiltrate in both lung with history hospitalized for pneumonia one month before admission. Recurrent pneumonia occurs in 7.7-9% of children with community-acquired pneumonia. Several related conditions such as malnutrition, anatomic defect, immunodeficiency and other underlying illness can cause recurrent pneumonia.

show abstract

Section: Discussionmentioning

confidence: 99%

Recurrent pneumonia in malnourished children

Dewi

Biantara

Windiyanto³

2022

Int J Res Med Sci

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Selain penelitian Rokhmah et al, beberapa penelitian lainnya juga menunjukkan penggunaan antibiotik tidak rasional di rumah sakit tertinggi pada kategori IIa seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Pada beberapa penelitian tersebut, tingkat penggunaan antibotik tidak rasional pada kategori IIa banyak ditemukan pada populasi pasien pediatri dan neonatus [16,17,30,32,37]. Pada pasien pediatri dan neonatus, ketidaktepatan pemberian dosis antibiotik masih sering ditemukan.…”

Section: Rasionalitas Penggunaan Antibiotikunclassified

Implementasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Beberapa Rumah Sakit di Indonesia: Kajian Literatur Mengenai Kualitas dan Tantangannya

et al. 2023

View full text Add to dashboard Cite

Meningkatnya kejadian resistansi antibiotik menyebabkan terbatasnya pilihan terapi antibiotik, sehingga berdampak terhadap morbiditas dan mortalitas pasien. Untuk mengendalikan resistansi antibiotik, maka dikeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistansi Antimikroba (PPRA) di rumah sakit yang diharapkan dapat memperbaiki penggunaan antibiotik baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Kajian literatur ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi penggunaan antibitoik secara kualitatif serta hambatan yang terjadi dalam penerapan PPRA pada beberapa rumah sakit di Indonesia. Metode pencarian literatur menggunakan Google Scholar dengan kriteria inklusi menggunakan algoritma Gyssen, merupakan artikel primer, artikel nasional bereputasi terakreditasi SINTA Ristekdikti dengan tahun publikasi 2015-2022. Berdasarkan hasil seleksi artikel, diperoleh 25 artikel yang akan dikaji. Hasil pengkajian menunjukkan 72% rasionalitas penggunaan antibiotik masih berada pada angka ≤60%. Rendahnya rasionalitas penggunaan antibiotik pada beberapa penelitian disebabkan penerapan PPRA yang tidak berjalan dengan baik, sehingga diperlukan sosialisasi dan pelatihan yang intensif serta kebijakan dalam penggunaan antibiotik di setiap rumah sakit.

show abstract

“…Penggunaan dosis yang kurang tepat ini menyebabkan proses penyembuhan lama sehingga lama rawat di ruang intensif anak akan bertambah, disamping juga menyebabkan terjadinya resisten antibiotik. 20,21 Pada 22,69% pemakaian antibiotik tidak tepat disebabkan durasi terlalu panjang (kategori IIIa). Durasi terapi antibiotik lebih lama diperlukan pada kasus pneumonia berat yang disertai gagal nafas sehingga diperlukan ventilator.…”

Section: Pembahasanunclassified

“…Bila antibiotik yang diberikan tidak memberikan respon, maka harus dievaluasi mengenai kemungkinan adanya komplikasi, sumber infeksi lain atau resisten antibiotik. 20,21 Penyebab lain penggunaan antibiotik tidak tepat adalah durasi terlalu singkat (kategori IIIb), pada 9,24%, semuanya diakibatkan pasien meninggal sebelum perawatan tiga hari di ruang intensif anak. Pemakaian antibiotik tidak tepat karena ada alternatif lebih efektif (kategori IVa) terdapat pada pemakaian dua antibiotik (1,68%).…”

Section: Pembahasanunclassified

Evaluasi Kualitatif Antibiotik Metode Gyssens dengan Konsep Regulasi Antimikroba Sistem Prospektif RASPRO pada Pneumonia di Ruang Rawat Intensif Anak

Sundariningrum¹,

Setyanto²,

Natadidjaja³

2020

View full text Add to dashboard Cite

Latar belakang. Pneumonia masih paling sering sebagai infeksi primer maupun infeksi sekunder dalam perawatan anak di ruang rawat intensif. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat meningkatkan morbiditas, mortalitas, pengobatan lebih mahal, dan resistensi antibiotik.Tujuan. Mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kualitatif pada pasien pneumonia menggunakan metode Gyssens dengan konsep RASPRO.Metode. Penelitian deskriprif retrospektif berdasarkan data rekam medis pasien pneumonia di ruang intensif anak RS Hermina Bekasi, periode bulan Mei sampai Oktober 2019. Antibiotik dievaluasi secara kualitatif menggunakan metode Gyssens dengan konsep RASPRO.Hasil. Didapatkan 51 (14,46%) pasien dengan pneumonia berat. Digunakan 119 antibiotik; terdiri dari 90 (75,63%) empiris dan 29 (24,37%) definitif. Ampisilin sulbaktam merupakan antibiotik paling banyak digunakan (15,98%), diikuti sefotaksim (15,12%), meropenem (13,44%), azithromisin (11,78%), dan seftriakson (10,92%). Berdasarkan metode Gyssens dengan konsep RASPRO, penggunaan antibiotik tepat (kategori 0) sebanyak 63,02%, sedangkan tidak tepat, yaitu 1,68% kategori IVa (alternatif lebih efektif), 22,69% kategori IIIa (durasi terlalu panjang) 9,24% kategori IIIb (durasi terlalu singkat), dan 3,36% kategori IIa (tidak tepat dosis).Kesimpulan. Pemakaian antibiotik tepat didapatkan hasil cukup baik, yaitu 63,03%. Konsep RASPRO dapat digunakan untuk mengurangi bias subyektifitas dalam penilaian antibiotik secara kualitatif dengan metode Gyssens pada pneumonia di ruang intensif anak.

show abstract

Analysis of Antibiotics Use in Pediatric Pneumonia Patients Aged 3 Months - 5 Years

Abstract: ABSTRAK

Cited by 4 publications

References 10 publications

Recurrent pneumonia in malnourished children

Recurrent pneumonia in malnourished children

Implementasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Beberapa Rumah Sakit di Indonesia: Kajian Literatur Mengenai Kualitas dan Tantangannya

Evaluasi Kualitatif Antibiotik Metode Gyssens dengan Konsep Regulasi Antimikroba Sistem Prospektif RASPRO pada Pneumonia di Ruang Rawat Intensif Anak

Contact Info

Product

Resources

About