Abstract:Instalasi Gawat Darurat bertanggungjawab terhadap tatalaksana kasus kegawatdaruratan sehingga diperlukan pertolongan yang cepat dan tepat sesuai standar. Standar waktu tunggu pasien di IGD hingga ditempatkan di ruang rawat inap tidak lebih dari 8 jam. Tujuan penelitian: untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dengan waktu tunggu rawat inap di IGD RSUD Cengkareng. Metode penelitian: merupakan penelitian kuantitatif terapan dengan dengan disain Cross Sectional Study. Populasi penelitian adalah rerata pasien ber… Show more
“…Penelitian yang dilakukan oleh Bachtiar, Germas, dan Andarusito tahun 2019 tentang "Analisis Pengelolaan Obat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung Waluya Jakarta Timur Tahun 2019" diketahui bahwa sumber daya manusia yang tersedia untuk penerimaan obat terlalu memadai atau terlalu pas jumlahnya. Dengan demikian, seiring bertambahnya jumlah barang yang masuk, pengelola obat terbebani dalam menjalankan tugasnnya (Bachtiar, Germas, & Nurcahyo, 2019).…”
Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang melayani rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi sesuai standar pelayanan rumah sakit. Pemberian obat di rumah sakit merupakan aspek penting dalam pelayanan rumah sakit. Manajemen yang buruk akan berdampak negatif pada biaya operasional rumah sakit. Untuk itu pengelolaan obat dapat digunakan sebagai suatu proses pemberdayaan sumber daya yang tersedia guna mencapai ketersediaan obat yang apabila dibutuhkan secara efektif dan efisien. Artikel ini di tulis dengan tujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan manajemen farmasi di rumah sakit. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel dengan metode literature searching atau mencari dokumen melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun terbit sumber pustaka adalah dari tahun 2009 sampai tahun 2022 sebanyak 255 sumber pustaka. Dalam proses literature searching ditemukan sebanyak 58 artikel dan yang digunakan sebagai referensi sebanyak 25 sumber pustaka. Artikel di analisis dengan cara membaca hasil penelitian dan dipilih yang paling sesuai dengan judul jurnal yang akan di buat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit manajemen pengelolaan farmasi terdiri dari kegiatan pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, serta administrasi. Manajemen perbekalan farmasi terdiri dari proses perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait.
“…Penelitian yang dilakukan oleh Bachtiar, Germas, dan Andarusito tahun 2019 tentang "Analisis Pengelolaan Obat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jantung Waluya Jakarta Timur Tahun 2019" diketahui bahwa sumber daya manusia yang tersedia untuk penerimaan obat terlalu memadai atau terlalu pas jumlahnya. Dengan demikian, seiring bertambahnya jumlah barang yang masuk, pengelola obat terbebani dalam menjalankan tugasnnya (Bachtiar, Germas, & Nurcahyo, 2019).…”
Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang melayani rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi sesuai standar pelayanan rumah sakit. Pemberian obat di rumah sakit merupakan aspek penting dalam pelayanan rumah sakit. Manajemen yang buruk akan berdampak negatif pada biaya operasional rumah sakit. Untuk itu pengelolaan obat dapat digunakan sebagai suatu proses pemberdayaan sumber daya yang tersedia guna mencapai ketersediaan obat yang apabila dibutuhkan secara efektif dan efisien. Artikel ini di tulis dengan tujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan manajemen farmasi di rumah sakit. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah penelusuran artikel dengan metode literature searching atau mencari dokumen melalui database NCBI dan Google Scholar. Tahun terbit sumber pustaka adalah dari tahun 2009 sampai tahun 2022 sebanyak 255 sumber pustaka. Dalam proses literature searching ditemukan sebanyak 58 artikel dan yang digunakan sebagai referensi sebanyak 25 sumber pustaka. Artikel di analisis dengan cara membaca hasil penelitian dan dipilih yang paling sesuai dengan judul jurnal yang akan di buat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit manajemen pengelolaan farmasi terdiri dari kegiatan pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, serta administrasi. Manajemen perbekalan farmasi terdiri dari proses perencanaan sampai evaluasi yang saling terkait.
“…High-quality medicines must be provided continuously at the right time and amount for better and more effective service management. Efficient inventory management will lead to excellent service (Bachtiar et al, 2019;Ceylan & Bulkan, 2017;Eme et al, 2018). Efficient and effective inventory management prevents overstocking, understocking, and stockouts (Gizaw & Jemal, 2021).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Understocking and stockouts are problems that often occur and will affect many aspects (Phuong et al, 2019). Drug shortages harm patient services (Bachtiar et al, 2019;Bowles, 2019;Mauliana et al, 2020) because the patient's drug needs are unmet. Thus, rational treatment will not be achieved and will ultimately affect the outcome of patient care (Bachtiar et al, 2019;Bowles, 2019).…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%
“…Drug shortages harm patient services (Bachtiar et al, 2019;Bowles, 2019;Mauliana et al, 2020) because the patient's drug needs are unmet. Thus, rational treatment will not be achieved and will ultimately affect the outcome of patient care (Bachtiar et al, 2019;Bowles, 2019). Using unknown drugs or drugs with different strengths, concentrations, and formulations, which may occur during drug shortages, increases the risk of medication errors (Bowles, 2019).…”
Good drug management in the Hospital Pharmacy Installation is the key to the smooth running of pharmaceutical services. The availability of the necessary drugs at the right time and place affects patient safety and satisfaction. Empty drugs and expired drugs are problems in drug management, mainly Hospital X. Empty drugs result in the replacement of drugs in prescriptions, thus increasing the burden on pharmaceutical services and creating risks for patient safety. Expired drugs cause hospital losses. This study aims to describe the root cause of drug shortages and expired drugs in Hospital X. The research used a qualitative approach to dig deeper into these complex problems—elicitation of data using semi-structured interviews supported by secondary data from the hospital. Data were analyzed using a Fishbone diagram to get a systematic overview of the root causes of problems based on specific domains. The root causes of expired drug problems and empty drug substitution in Hospital X are materials/inputs, methods, people, machinery/equipment, measurement (process evaluation), and the pharmacy facility environment domains.
“…Maka pasien tersebut tidak segera mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut (Faulina, Khoiri, & Herawati, 2017). Hal ini, menyebabkan pasien BPJS mengalami kesulitan dalam pendaftaran rawat jalan yang berakibat tertundanya pelayanan atau tidak segera terpenuhi (Sugiharto, Satar, & Wiyono, 2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelayanan pendaftaran pasien BPJS rawat jalan di Puskesmas Banjaran Kota, untuk mengetahui faktor-faktor penghambat pelayanan pendaftaran pasien BPJS rawat jalan di Puskesmas Banjaran Kota, untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat pelayanan pendaftaran pasien BPJS rawat jalan di Puskesmas Banjaran Kota.…”
Puskesmas memiliki peran sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama bagi pemegang kartu BPJS Kesehatan. Pendaftaran pasien BPJS rawat jalan bagi puskesmas bertujuan memberi kemudahan pada peserta BPJS untuk mendapatkan pelayanan dari puskesmas kepada masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan dalam bidang kesehatan. Berdasarkan awal survei, ditemukan ada pasien BPJS yang lupa membawa seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), kartu BPJS dan surat rujukan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui sistem pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan BPJS. Jenis penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan analisis kuantitatif. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi pustaka. Dari hasil penelitian 87 orang pasien BPJS rawat jalan yang diteliti menujukkan bahwa 70 orang (80%) telah mengetahui berkas pendaftaran pasien BPJS rawat jalan dan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk penyediaan dokumen rekam medis adalah 9 menit. Penyediaan dokumen rekam medis < 10 menit sebanyak 64 orang (74%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diharapakan selalu dilakukan keterbukaan atas informasi berkas persyaratan pendaftaran dan pelayanan kesehatan terhadap peserta BPJS kesehatan. Dan diharapkan juga penyimpanan dokumen rekam medis di Puskesmas Banjaran Kota ada tracer agar keberadaan dokumen rekam medis dapat diketahui yaitu dipinjam atau sudah dikembalikan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.