“…, Barita & Ricad, 2017;Ekayuliana., Noor, 2020;Dewi et al, 2020;Fatkhurokhim, 2021;Dharsono., Deby, 2022;Ella., Firdani & Sudarti, 2022;Fernanda et al, 2022;Fikri et al, 2022). Hal ini tentu saja sangat menggembirakan karena dengan memanfaatkan bahan buangan pertanian tersebut, berarti masyarakat telah melaksanakan gerakan hemat energy dan bahkan dengan cara inipun masalah sampah organik di lingkungan ikut teratasi (Husni, 2016;Gusman., Adree & Dedi,2018;Gazali., Tang, 2021;Ikhsanudin et al, 2022;Harahap., & Ety, 2023) Seiring dengan suksesnya program listrik masuk desa, lampu-lampu listrik (lampu pijar) mengambil alih fungsi petromaks dan pelita. Walaupun demikian, kompor gas dan tungku masih tetap dipakai secara luas untuk kebutuhan memasak karena alat-alat masak dari listrik relatif sangat mahal untuk ukuran masyarakat Desa Gunung Silanu, dan bah-kan beberapa dusun masih belum disentuh oleh listrik.…”