“…Berdasarkan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini meliputi: 1) Penelitian yang dilakukan oleh Hermawan (2019) menghasilkan kesalahan ejaan berupa penulisan huruf dan penulisan kata untuk menumbuhkan penguasaan Bahasa Indonesia dan menambah kesadaran kepada kepada siswa; 2) Penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani et al, (2018) menghasilkan (a) bentuk kesalahan berbahasa meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penggunaan partikel, kesalahan penulisan kata ulang, kesalahan akibat tipografi, dan kesalahan penulisan kata baku; (b) bentuk kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi meliputi kesalahan kata depan, kesalahan penulisan kata bentukan, dan kesalahan akibat pleonasme; (b) bentuk kesalahan berbahasa pada bidang morfologi meliputi kesalahan struktur frasa-struktur kalimat; dan c) faktor penyebab terjadinya kesalahan berbahasa bukan hanya berasal dari siswa melainkan juga dari guru; 3) Penelitian yang dilakukan oleh Amin dan Suyanto (2017) menghasilkan kesalahan berbahasan dari sudut ejaan dan kesalahan sudut tata bahasa yaitu kata ganti; 4) Penelitian yang dilakukan oleh Zamri et al, (2021) yang menghasilkan bahwa kesalahan yang paling banyak dilakukan pada bidang fonologi ialah kesalahan perubahan fonem dan pada bidang morfologi ialah kesalahan penghitungan afiks. 5) Penelitian yang dilakukan oleh Yuniar et al, (2020) menemukan bahwa kesalahan berbahasa terdapat kesalahan penulisan kata depan, penulisan kata baku, kesalahan penggunaan kata miring, dan kesalahan penggunaan huruf kapital. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa et al, (2022) menghasilkan bahwa kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi terbagi atas sufiks kata depan di-, prefiks meng-, dan sufiks -kan. 6) Penelitian yang dilakukan oleh Dwigantara (2020) dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa berupa kesalahan penggunaan tanda baca, kata depan, kata baku, dan penggunaan huruf kapital.…”