2017
DOI: 10.35799/dc.6.1.2017.15837
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) dalam Memprediksi Expected Saham pada LQ45

Abstract: Para investor dalam pembelian saham pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu mengharapkan pengembalian (return) yang maksimal dan risiko seminimal mungkin. Untuk mengambil keputusan dalam investasi tersebut dengan memperhatikan harapan investor maka diperlukan prediksi yang akurat. Untuk memilih saham dari Pasar Modal, investor menilai dari expected return yang dihitung dari saham tersebut. Para investor dalam memilih portofolio saham sering dihadapkan dengan berbagai faktor yang relevan dalam mengestimas… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1
1

Citation Types

1
0
0
2

Year Published

2020
2020
2023
2023

Publication Types

Select...
6

Relationship

0
6

Authors

Journals

citations
Cited by 6 publications
(5 citation statements)
references
References 0 publications
1
0
0
2
Order By: Relevance
“…It means that the two models have different levels of in predict-ing stock returns. This result is consistent with previous research, Aqli (2015), Lemiyana (2015), and Ibrahim et al (2017).…”
Section: Discussionsupporting
confidence: 94%
“…It means that the two models have different levels of in predict-ing stock returns. This result is consistent with previous research, Aqli (2015), Lemiyana (2015), and Ibrahim et al (2017).…”
Section: Discussionsupporting
confidence: 94%
“…Hasilnya Ha ditolak yang berarti bahwa tidak ada perbedaan signfikan antara metode CAPM dan APT hasil uji hipotesis mann whitney pada tabel MAD dan MSE tidak terdapat perbedaan keakuratan yang signfikan diantara kedua metode akan tetapi pada MAPE menyatakan bahwa kedua metode memiliki perbedaan keakuratan hal ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan menolak Ha sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam memprediksi return saham pada perusahaan consumer goods pada periode 2017 hingga 2020 tidak memiliki perbedaan yang akurat.Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan, Hasil penelitian Aqli, (2015) dalam memprediksi return saham tidak terdapat perbedaan akurasi diantara kedua model karena nilai Sig = 0.049 < 0.05. Menurut penelitianIbrahim et al, (2017) menyatakan hasil penelitian, tidak adanya perbedaan yang signifikan model CAPM dan model APT dalam memprediksi return saham menyatakan tidak terdapat perbedaan keakuratan CAPM dan keakuratan APT. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Alshomaly & Masa'deh, (2018) menyatakan hasil perbandingan antara CAPM dan APT pada perusahaan bursa efek yang ada di yordania, tidak menghasilkan seberapa akurat kedua model tersebut karena CAPM mengasumsikan bahwa tingkat sensitivitas saham pada setiap perubahan pengembalian pasar akan menyebabkan pergerakan harga sesuai dengan koefisien beta.…”
unclassified
“…Menurut Jogiyanto (2017), return saham merupakan keuntungan yang diperoleh dalam berinvestasi yang dapat dicari dengan menghitung selisih dari harga jual dan harga belinya. Selanjutnya, model yang menggambarkan hubungan return dan resiko dalam berinvestasi adalah Arbitrage Pricing Theory (Ibrahim et al, 2017).…”
Section: Pendahuluanunclassified