Abstract. The prerequisite for opening the demographic dividend is when the dependency ratio is below 50. The dependency ratio in Sukajadi District based on BPS data is 41.67. This number is very different from the real dependency ratio, which is calculated by comparing people who do not work to those who work, which is 202.94. This is due to the lack of labor participation. This research aims to determine the determinants of the high real dependency ratio in Sukajadi District, Bandung City, with the employment approach as one of the recommendations in the use of the demographic dividend. The method used is logit regression analysis. The result of the study shows that gender, marriage, disability, education level, age and age squared is an influential variable to the wage dummy. To achieve the benefits of the demographic dividend, Sukajadi District must prioritize the absorption of the number of workers, especially the productive age population.
Abstrak. Prasyarat terbukanya jendela bonus demografi yaitu ketika rasio ketergantungan di bawah 50. Rasio ketergantungan di Kecamatan Sukajadi berdasarkan data BPS adalah 41,67. Jumlah tersebut sangat berbeda jika dilihat dari rasio ketergantungan riil yang dihitung dengan membandingkan orang yang tidak bekerja terhadap orang yang bekerja sebesar 202,94. Hal ini dikarenakan kurangnya partisipasi tenaga kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor penentu tingginya rasio ketergantungan riil di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung, dengan pendekatan ketenagakerjaan sebagai salah satu rekomendasi dalam pemanfaatan bonus demografi. Metode yang digunakan analisis regresi logit. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis kelamin, pernikahan, disabilitas, tingkat pendidikan, umur dan kuadrat umur merupakan faktor yang berpengaruh terhadap dummy upah. Untuk mencapai keuntungan dari jendela bonus demografi, Kecamatan Sukajadi harus mengutamakan penyerapan jumlah tenaga kerja terutama penduduk usia produktif.