Analisa Kebijakan Pendidikan Kependudukan: Sekolah Siaga Kependudukan (Ssk) Dalam Perspektif Teori Agil Talcott Parssons

Abstract

Pentingnya pendidikan akan pengendalian penduduk merupakan upaya untuk mengubah perilaku masyarakat untuk merencanakan dan membangun keluarga yang ideal. Sekolah Siaga Kependudukan merupakan sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan dan keluarga berencana ke dalam beberapa mata pelajaran sebagai pengayaan materi pembelajaran, terdapat pojok kependudukan di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pendidikan kependudukan melalui Sekolah Siaga Kependudukan dalam perspektif AGIL Talcott Parsons, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, Penentuan Informan dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitain menunjukkan (1) Adaptation, Sekolah Siaga Kependudukan bukan mata pelajaran baru, materi pelajaran dipertajam yang disesuaikan dengan kondisi kependudukan saat ini, (2) Tujuan dari Sekolah Siaga Kependudukan menumbuhkan peserta didik yang sadar dan tanggung jawab terhadap kondisi kependudukan yang ada disekitarnya, (3) Integrasi pendidikan kependudukan melalui SSK baik dalam kurikulum dan kelembagaan, (4) Latency, membangun nilai dan moral pada individu yang berkarakter di tengah masyarakat, seperti sifat sadar kependudukan, peduli terhadap sesama, dan toleransi antar sesama.

Integrating Population Education in Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) in Building a Planned Generation

“…The implementation of population education can improve students' cognitive and psychomotor competence. They gain new knowledge from insights, and descriptions of Indonesia's population conditions (Deffinika et al, 2020) as the education policy requires four system requirements: Adaptation, Goal Attainment, Integration, and Latency (Awwaluddin & Sadewo, 2021). This study has relevance to SSK as an application of Talcott Parsons's theory.…”

“…Various population issues, such as population density, are challenging for Indonesia in preparing for a productive young generation (Awwaluddin & Sadewo, 2021). In addition, low character among students can cause population and environmental problems (Wita & Ummami, 2021).…”

“…Based on the evaluation of the implementation of Population Education in senior high schools, it was found that (1) the teaching process was not appropriate, (2) Population Education materials were available and efficient, (3) the evaluation process was not appropriate, (4) students were satisfied with the teacher's role, (5) students' perceptions about Population Education are very positive, and (6) there are still obstacles in Population Education, such as (a) limited time, (b) excessive extracurricular activities, (c) rapid data changes, and (d) material validity (Baron et al al., 2018).…”

Pengembangan EduKependudukan digital di sekolah siaga kependudukan untuk mewujudkan sustainable development goals (SDGs)

“…Tantangan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yakni berbagai isu kependudukan yang saat ini terjadi di masyarakat, seperti halnya kepadatan penduduk, banyaknya usia muda menjadi tantangan tersendiri Negara Indonesia dalam menyiapkan usia muda yang produktif. Karena penyiapan atau pembentukan usia muda produktif menjadi sebuah aset Negara dalam pembangunan jangka panjang, maka dari itu adanya berbagai pihak saling sinergi dalam mengatasi dan mengantisipasi dampak yang ditimbulkan dari isu kependudukan ini (Awwaluddin & Sadewo, 2021). Maka berdasarkan penelitian Mayasari dan Husin, (2017) program kependudukan sangat penting menyasar generasi muda karena secara kuantitas generasi muda menduduki 30% dari masyarakat.…”