2022
DOI: 10.2991/absr.k.220305.039
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Agricultural Land Carrying Capacity in West Sleman Regency 2014-2020

Abstract: The reduced area of agricultural land in West Sleman will affect the availability of food in the region. The decreasing availability of food will have an impact on the condition of the carrying capacity of the land, whether it will get better or worse. Based on these problems, a study was conducted to determine the condition of the class and the carrying capacity of rice farming land in West Sleman Regency in 2014-2020 and its effect on the indicators used. The data used in this study is secondary data from th… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0
2

Year Published

2022
2022
2022
2022

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(2 citation statements)
references
References 4 publications
0
0
0
2
Order By: Relevance
“…Bahkan alih fungsi lahan sawah masih juga terjadi yaitu sekitar 30% dari 400 hektar sawah di Kecamatan (Kapanewon) Minggir (berada di barat daya dari ibukota Sleman) (Suryo, 2022). Minggir menjadi salah satu lumbung pangan di kawasan Sleman Barat, namun ketika lahan hijau (sawah) di kawasannya dijadikan lahan kuning (non sawah) oleh Pemda melalui kebijakan tata ruang, maka lahan sawah tersebut akan dibangun sejumlah proyek pembangunan oleh pelaku usaha, pemerintah pusat-daerah (Nadia & Harini, 2022). Seperti proyek pembangunan untuk unit perumahan/jasa penduduk, sarana jalan tol Yogyakarta outer ring road, hingga jalur rel kereta api dari dan menuju Bandara Internasional Yogyakarta (Rahadi, 2021;Suryo, 2022).…”
unclassified
See 1 more Smart Citation
“…Bahkan alih fungsi lahan sawah masih juga terjadi yaitu sekitar 30% dari 400 hektar sawah di Kecamatan (Kapanewon) Minggir (berada di barat daya dari ibukota Sleman) (Suryo, 2022). Minggir menjadi salah satu lumbung pangan di kawasan Sleman Barat, namun ketika lahan hijau (sawah) di kawasannya dijadikan lahan kuning (non sawah) oleh Pemda melalui kebijakan tata ruang, maka lahan sawah tersebut akan dibangun sejumlah proyek pembangunan oleh pelaku usaha, pemerintah pusat-daerah (Nadia & Harini, 2022). Seperti proyek pembangunan untuk unit perumahan/jasa penduduk, sarana jalan tol Yogyakarta outer ring road, hingga jalur rel kereta api dari dan menuju Bandara Internasional Yogyakarta (Rahadi, 2021;Suryo, 2022).…”
unclassified
“…Pada akhirnya, perubahan kondisi sosial dan ekonomi termasuk demografi meniscayakan perubahan kebijakan dalam penataan ruang di Sleman. Oleh karena itu kajian ini akan mengevaluasi konsistensi kebijakan penataan ruang khususnya perlindungan sawah dalam keseluruhan wilayah kabupaten daripada penelitian Nadia & Harini (2022) yang mengambil lokasi peneitian Sleman Barat. Evaluasi atas konsistensi kebijakan tersebut juga pada akhirnya akan memiliki dampak yang signifikan dalam suatu proses tata kelola perlindungan dan ketersediaan lahan sawah berkelanjutan pada masa mendatang.…”
unclassified