2019
DOI: 10.33603/agroswagati.v7i1.2850
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Adopsi Varietas Unggul Baru Padi Di Lahan Rawa

Abstract: This research was conducted using a survey method carried out in two districts in the South Sumatra region namely Ogan Ilir and Banyuasin starting in March 2019. Ogan Ilir Regency represents the lebak swamp area while Banyuasin represents the Pasangsurut swamp area. The selection of provinces is determined by purposive sampling, which is chosen provinces that have a fairly large swampy land. Data collected includes: (1) Characteristics of respondents (age, sex, education, land area / arable land, (2) Reasons f… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
1

Relationship

0
1

Authors

Journals

citations
Cited by 1 publication
(1 citation statement)
references
References 0 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Sedangkan persentasi jumlah petani yang membeli benih dari kios saprodi atau penangkar benih relatif rendah yaitu berturut-turut 17,24% dan 4,60% (Gambar 2). Adopsi benih unggul bersertifikat yang masih rendah menyebabkan rendahnya produktivitas padi dengan terus menanam varietas unggul yang sudah lama dilepas secara turun-temurun seperti Ciherang dan IR64(Barokah et al, 2021;Ruskandar et al, 2019). Hal ini sesuai dengan pendapatTapi (2016) Petani belum menggunakan varietas unggul karena tidak tersedia pada saat tanam (benih unggul bermutu tidak tersedia secara in situ dan kegiatan penakaran benih kurang berkembang terkendala kebijakan dinas terkait dalam hal pelabelan dan penampungan hasil).…”
unclassified
“…Sedangkan persentasi jumlah petani yang membeli benih dari kios saprodi atau penangkar benih relatif rendah yaitu berturut-turut 17,24% dan 4,60% (Gambar 2). Adopsi benih unggul bersertifikat yang masih rendah menyebabkan rendahnya produktivitas padi dengan terus menanam varietas unggul yang sudah lama dilepas secara turun-temurun seperti Ciherang dan IR64(Barokah et al, 2021;Ruskandar et al, 2019). Hal ini sesuai dengan pendapatTapi (2016) Petani belum menggunakan varietas unggul karena tidak tersedia pada saat tanam (benih unggul bermutu tidak tersedia secara in situ dan kegiatan penakaran benih kurang berkembang terkendala kebijakan dinas terkait dalam hal pelabelan dan penampungan hasil).…”
unclassified