A solar dryer for drying green chili in a forced convection for increasing the moisture removing rate

Salve, Sanjay; Fulambarkar, A.M.

doi:10.1016/j.matpr.2020.12.360

Cited by 10 publications

(2 citation statements)

References 25 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…Solar energy is abundant and free to be used as an alternative energy source for drying food and crops (Hidalgo, Candido, Nishioka, Freire, & Vieira, 2021). The drying process is critical for food preservation because it reduces moisture levels to a minimum and allows products to be stored for extended periods of time without spoiling (Salve & Fulambarkar, 2021). The simplest technique of food and post-harvesting for preventing food loss, bacterial and fungal growth is to use a solar drying system (Aravindh & Sreekumar, 2015;Nukulwar & Tungikar, 2021;Srinivasan, Rabha, & Muthukumar, 2021).…”

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Thermal performance assessment of a passive mixed-mode solar dryer

Missana

Mashingo

2022

Preprint

View full text Add to dashboard Cite

Solar energy is becoming increasingly important as an alternative energy source due to the demand for new energy and environmental concerns about reducing greenhouse gasses. Food scarcity and agricultural product loss are currently affecting the world as a result of poor drying and storage methods, which result in post-harvest losses. The developed passive mixed-mode solar dryer was tested at daytime, from 9:00 to 18:30 hours. The study focuses on the thermal evaluation of the passive mixed mode solar dryers using experimental methodologies. The solar dryer achieved a maximum air-drying temperature of 69.2°C while the flat plate solar collector achieved 68.8°C respectively. The average air-drying temperature was 50.1°C, while an ambient average temperature was 29°C. This research demonstrates that a passive mixed mode solar dryer can effectively dry food and benefiting the community.

show abstract

Section: Introductionmentioning

confidence: 99%

Thermal performance assessment of a passive mixed-mode solar dryer

Missana

Mashingo

2022

Preprint

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

“…Penelitian terkait dengan penggunaan heat storage yang diintegrasikan di dalam alat pengering sudah banyak dilakukan, baik berupa latent heat storage, sensible heat storage, ataupun kombinasi keduanya [1]. Umumnya, penggunaan parafin wax sebagai media heat storage (laten heat storage) mendominasi banyak penelitian [2][3][4][5][6][7]. Sementara itu, penggunaan batu kerikil [8], limbah aluminium [9], campuran pasir dan aluminium [10], serta campuran kerikil dan potongan besi [11] telah diobservasi penerapannya sebagai material sensible heat storage di dalam alat pengering ataupun pemanas air.…”

unclassified

Karakterisasi Alat Pengering Tipe Kabinet Berbahan Bakar Liquefied Petrolium Gas (LPG) Dengan Penambahan Low Cost Material Heat Storage (LCMHS)

Apriandi

Sumarno²,

An-Nizhami³

et al. 2022

j.rekayasa.mesin.

View full text Add to dashboard Cite

Efektifitas kerja alat pengering utamanya mempersyaratkan temperatur ruang pengering tinggi, kelembaban udara relatif (RH) rendah dan hemat energi. Salah satu upaya peningkatan efektifitas kerja alat pengering adalah dengan penambahan heat storage. Umumnya, material heat storage yang digunakan adalah material komersil dengan harga yang relatif mahal dan ketersediaanya tidak merata di setiap daerah. Diperlukan material heat storage alternatif yang murah dan mudah ditemukan, salah satunya adalah limbah gram besi proses permesinan. Makalah ini mengeksplorasi low cost material heat storage (LCMHS) yang diintegrasikan ke dalam alat pengering tipe kabinet berbahan bakar liquefied petrolium gas (LPG) dengan memanfaatkan limbah gram besi praktikum permesinan di Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Semarang sebagai material heat storage. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi terhadap alat pengering dengan penambahan material heat storage berbasis limbah gram besi pada ruang plenum, dimana karakterisasi alat pengering melibatkan distribusi temperatur di ruang plenum, distribusi temperatur di ruang pengering, dan ditribusi kelembaban udara relatif (RH) di ruang pengering, dengan memvariasikan massa limbah gram besi 3,5 kg, 6,5 kg, dan 9,5 kg. Hasilnya, temperatur rata-rata di ruang plenum berturut-turut adalah 72,08°C, 87,2°C, dan 99,53°C, dengan temperatur tertinggi di ruang pengeringan yaitu 51,26°C pada massa gram besi 3,5 kg dan RH terendah 24,1% dengan massa gram besi 9,5 kg. Secara keseluruhan, limbah gram besi praktikum permesinan dapat digunakan sebagai alternatif material heat storage berbiaya rendah pada sistem alat pengering.

show abstract