The covid-19 pandemic forced restrictions on social, economic, religious activities including college activities. The closure of several public facilities, sports arenas, shops and lectures conducted online has an impact on Palangka Raya University (UPR) students. The study aims to analyze the changes in learning, social and health of UPR students. This study was quantitative research and used cross-sectional design. Samples were FKIP UPR students that were selected by simple random sampling. Data were collected using online questionnaire. The impact of the covid-19 pandemi for students in college activities is the adjustment of online methode, because some areas are constrained by internet signal. Social communication is increasing in cyberspace, as a result of can't meet directly. Students become more concerned about health behavior, which is mostly applied is washing hands. Covid-19 pandemic has an impact on learning behavior, social and health, but from the constraints experienced, students become more adaptive to identify technologies that can support learning, increasing social relations and application of healthy lifestyles. The conclusion is pandemic has a negative impact on learning which is related to unstable signal, but there is also positive impact, which is improving skills related to using technology, social communication and health behavior.
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 35,73%, Provinsi Jawa Tengah mencapai 41,89%. Cakupan ASI Kabupaten Pati tahun 2016 sebesar 74,2% dan cakupan terendah pada tahun 2017 di Puskesmas Margorejo yaitu 35.8%. Pencapaian cakupan ASI Eksklusif mengalami permasalahan diantaranya masih banyaknya perusahaan yang kurang memberi kesempatan pemberian ASI Eksklusif bagi pekerja wanita yang memiliki bayi umur 0-6 bulan .Tujuan penelitian adalah menganalisis dukungan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja.Metode penelitian kualitatif dengan desain retrospektif.Pengumpulan data secara in-depth interview.Informan dipilih dengan teknik purposive sejumlah 5 ibu bekerja yang memberikan ASI Eksklusif dan informan triangulasi sebanyak 2 orang. Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian ASI oleh ibu bekerja dengan cara ASI Perah (ASIP) dan menyusui langsung (jam istirahat dan sepulang kerja). Dukungan diperoleh dari suami, keluarga, tenaga kesehatan dan tempat bekerja dalam bentuk dukungan emosional, informasional, dan instrumental. Kata Kunci: ASI Eksklusif; Dukungan; Ibu Bekerja
Pandemi covid-19 memberikan dampak secara menyeluruh termasuk ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Konsumsi gizi seimbang diperlukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh, menjaga tubuh tetap produktif, menurunkan resiko terjangkitnya penyakit infeksi termasuk covid-19. Kebutuhan gizi seimbang dapat dipenuhi dengan memanfaatkan bahan makanan di sekitar. Namun disisi lain karena kurangnya pemahaman dan kondisi lain, asupan gizi seimbang kurang terpenuhi di lingkungan PJKR FKIP UPR. Tujuan kegiatan adalah peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang di masa pandemi untuk meningkatkan imunitas. Solusi yang ditawarkan adalah edukasi online tentang menjaga kesehatan di masa pandemi covid-19 melalui gizi seimbang. Metode kegiatan adalah memberikan edukasi tentang secara online pada bagi Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Palangka Raya. Peserta memperoleh informasi tentang perilaku yang mendukung peningkatan daya tahan tubuh, menjaga gizi makanan dan keamanan pangan, peningkatan daya tahan tubuh dari asupan makanan. Kegiatan ini melibatkan peserta secara aktif dalam diskusi dan quiz tentang gizi seimbang di masa pandemi. Evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang. Peningkatan pengetahuan diharapkan dapat dipraktikkan dalam kegiatan sehari-hari sehingga mampu menjaga kesehatan di masa pandemi dengan meningkatkan imunitas melalui gizi seimbang.
ENGLISHStress on maternal can inhibit breastmilk production so that it disrupts lactation. Stress occurs in the first month after birth delivery as the adaptation of new roles. This condition causes mother give up on breastfeeding early and it affects the sustainibility of exclusive breastfeeding as ideal nutrition for infant. The aim of the study was to analyze the relationship between stress levels of breastfeeding mothers and behavior of giving the breast milk in the first month. This study used a cross sectional approach which was carried out in the working area of Community Health Center of Tayu I. The sampling technique was purposive sampling. The results showed that breastfeeding mothers who suffered from stress in the first month were as many as 42.5%, consisting of 25% mild stress, 15% moderate stress and 2.5% severe stress. Breastfeeding in the first month was as many as 75%, carried out by mothers not sufferring stress and those suffering mild and moderate stress. The results of chi square analysis obtained ρ 0.041 which means that there was a correlation between stress levels of breastfeeding mothers in the first month. The Odds Ratio (OR) was as many as 9,33 (95% Cl= 1,38,63,20) which means that mothers who suffered from moderate-high level of stress had as many as 9,33 times of possibility not to breastfeeding in the first month. Breastfeeding mothers who did not suffer from stress and suffer mild level of stress were more likely to keep breastfeeding in the first month. INDONESIAStres pada ibu dapat menghambat pengeluaran ASI. Stres sering dialami pada bulan pertama setelah persalinan sebagai adaptasi menjalankan peran baru. Keadaan tersebut dapat membuat ibu berhenti menyusui lebih awal yang berpengaruh pada keberlangsungan pemberian ASI Eksklusif sementara ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan tingkat stres ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bulan pertama. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tayu I. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara sampling purposive. Hasil penelitian menunjukkan ibu menyusui pada bulan pertama yang mengalami stres sebanyak 42,5%; terdiri stres ringan 25%; stres sedang 15%; dan stres berat 2,5%. Pemberian ASI pada bulan pertama sebesar 75%, dilakukan oleh ibu yang tidak mengalami stres maupun ibu yang mengalami stres ringan dan sedang. Berdasarkan analisis chi square didapatkan ρ 0,041; yang berarti ada hubungan tingkat stres ibu menyusui dengan pemberian ASI pada bulan pertama. Odds Ratio (OR) sebesar 9,33 (95% CI=1,38, 63,20) yang berarti ibu dengan tingkat stres sedang-berat mempunyai kemungkinan 9,33 lebih besar untuk tidak memberikan ASI pada bulan pertama. Ibu menyusui yang tidak mengalami stres atau mengalami stres dalam fase ringan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk tetap melakukan pemberian ASI pada bulan pertama.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.