ABSTRAKDeskripsi hubungan sifat morfologi organ vegetatif terhadap organ generatif pada salak pondoh dapat digunakan sebagai dasar pemuliaan tanaman salak pondoh. Tujuan penelitian adalah: mendeskripsikan sifat morfologi dan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan sifat morfologi organ vegetatif dengan organ generatif salak pondoh di sentra salak pondoh di Ampelgading Malang. Data hasil survei lapang dianalisa deskriptif untuk mengkomparasikan sifat morfologi pada varietas salak di sentra salak pondoh di Ampelgading Malang, sedangkan data kuantitatif dianalisa untuk mengetahui hubungan antara karakteristik morfologi vegetatif terhadap generatif, dilakukan dengan analisa sidik lintas pada structural equation modeling (SEM). Ada dua varietas yang banyak ditanam di sentra salak pondoh Ampelgading yaitu: pondoh merah kehitaman dan kuning. Salak pondoh merah kehitaman memiliki karakteristik unggul daripada salak pondoh kuning, yaitu: buah lebih besar, manis dan tidak mudah rontok. Terdapat hubungan nyata antara sifat morfologi organ vegetatif dengan organ generatif (buah) pada salak pondoh di Ampelgading. ABSTRACTThe description of the relationship between the morphological traits of vegetative organs to generative organs in salak pondoh can be used as the basis for breeding pondoh salak plants. The research objectives were: to describe the morphological characteristics and to identify whether there was a relationship between the morphological characteristics of the vegetative organs and the generative organs of salak pondoh at the salak pondoh center in Ampelgading Malang. The field survey data were analyzed descriptively to compare the morphological characteristics of the salak variety in the center of salak pondoh in Ampelgading Malang, while the quantitative data were analyzed to determine the relationship between vegetative and generative morphological characteristics, using cross-fingerprint analysis in structural equation modeling (SEM). There are two varieties that are widely planted in the center of salak pondoh Ampelgading, namely: pondoh red-black and yellow. The red-black salak pondoh has superior characteristics than the yellow salak pondoh, namely: the fruit is bigger, sweet and does not fall off easily. There is a significant relationship between the morphological characteristics of vegetative organs and generative organs (fruit) in salak pondoh in Ampelgading.
Perkembangnya sektor pertanian berdampak pada peningkatan kebutuhan semua sarana pertanian, termasuk pupuk. Harga pupuk kimia (biasanya pupuk anorganik) seringkali naik sehingga menjadi kurang terjangkau bagi petani, hal ini sering diikuti dengan tidak adanya ketersediaan pupuk yang cukup. Padahal tanaman membutuhkan nutrisi yang cukup untuk tumbuh. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman terdapat dalam bentuk unsur hara di dalam tanah. Pemupukan dilakukan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Karena pupuk mempunyai peran penting bagi pertumbuhan tanaman, sehingga kelompok 6 Kuliah Pengabdian Masyarakat Universitas Widyagama Malang pada tahun 2021 periode kedua, memilih mengadakan pelatihan produksi pupuk organik dari limbah biji pare. Manfaat kompos atau pupuk organik adalah untuk memperbaiki kesuburan tanah secara kimia, fisika dan biologi dengan cara meningkatkan bahan organik tanah.
Lettuce (Lactuca sativa) is vegetable crop that consumed part of the leaf and harvested at a phase of vegetative. Nitrogen play important role in growth at phase of vegetative. Nitrogen in spacious have the character of easy to lose because of leaching. Increasing yield of lettuce can be done byimproving Nitrogen synchronization, that is precisely usage moment with ready moment of N during and amount of its. The research was aimed to study of the pattern nitrogen requirement for lettuce crop, ready pattern of nitrogen by Tithonia diversifolia and design nitrogen synchronization model between lettuce crop with green manure of T. diversifolia. The research were divided in two phases that are phase research 1: Dynamic modeling for nitrogen synchronization on lettuce cultivation by green manure of T. diversifolia, and phase research 2: Fertilizer technology of high nitrogen synchronization on lettuce cultivation by green manure of T. diversifolia. The result of phase research 1 (first year research) shows that dynamic model of N requirement by lettuce crop, release and availability model of N by T. diversifolia and synchronization model of N between requirement of N lettuce with release and availability of N by T. diversifolia. The dynamic model indicate that giving 10 t ha-1 of T. diversifolia which given 2 weeks before transplanting at lettuce crop can support high result and growth because happened good synchronization of N.
ABSTRAKSetiap varietas tanaman salak mempunyai spesifikasi deskriptif meliputi warna kulit, tekstur buah, cita rasa daging dan aroma buah. Kematangan bunga betina dan bunga jantan tidak selalu bersamaan pada setiap kebun salak sehingga diperlukan cara agar dapat mempertahankan umur guna dari benangsari dan alat bantu penyerbukan yang dapat meningkatkan keberhasilan penyerbukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keberhasilan penyerbukan salak pondoh Ampelgading dengan rekayasa penyimpanan benangsari dan alat bantu penyerbukan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan perlakuan paduan antara rekayasa penyimpanan dengan jenis alat bantu penyerbukan. Setiap perlakuan diulang 3 kali. Sebagai kontrol adalah perlakuan dengan penyerbukan konvensional. Untuk analisa data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan analisa ragam (uji F)) terhadap karakteristik buah salak pondoh (Salacca zalacca) hasil penyerbukan. Hasil penyimpanan 1 minggu pada semua perlakuan cara penyimpanan masih mampu mempertahankan kualitas benangsari tanaman salak pondoh. Namun pada penyimpanan umur 2 minggu menunjukkan bahwa pada suhu kamar dan eksikator sudah menunjukkan adanya jamur pada serbuksari yang disimpan, sedangkan pada penyimpanan di kulkas dan freezer masih bagus kondisi serbuksari. Penyimpanan satu minggu pada freezer kombinasi penyerbukan memakai kuas memberikan keberhasilan fruitset lebih banyak jika dibandingkan dengan kontrol. Kata kunci: benangsari; penyerbukan; penyimpanan; rekayasa; salak pondoh ABSTRACTEach zalacca variety has descriptive specifications including skin color, fruit texture, meat taste and fruit aroma. Maturity female and male flowers are not always at the same time at each zalacca garden so it is needed a way to maintain the useful life of stamens and pollination aids that can increase the success of pollination. The purpose of this study is to increase the success of Ampelgading salak pollination with engineering of benangsari storage and pollination aids. The study used a Randomized Block Design with a combination of storage engineering with the type of pollination aids. Each treatment was repeated 3 times. As control is conventional pollination. For quantitative data analysis, the analysis of variance (F test) was carried out on the characteristics of salacca pondoh (Salacca zalacca) from pollination. One week storage results on all treatments of storage methods are still able to maintain the quality of stamen. However, at the age of 2 weeks of storage shows that at room temperature and the exitator has shown the presence of fungus in stored starch, while the storage in the refrigerator and freezer is still good condition. One week of storage at the freezer pollination combination using a brush gives more fruitset success when compared to controls. Keywords: engineering; pollination; pondoh snakefruit;stamens;storage
Polusi lingkungan akibat kegiatan penambangan dapat dikurangi dengan fitoremediasi. Cyperus kyllingia adalah salah satu tanaman hyperaccumulator yang dapat mengurangi kadar logam berat seperti Hg di Desa Sekotong Tengah, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan dengan menanam C. kyllingia dalam polybag 5 kg dengan perbandingan 70%: 30% tanah dan tailing emas. Tailing emas dibagi menjadi dua jenis, Sianidasi (T1) dan Amalgamasi (T2). Pada 53 DAP, ligan natrium sianida (NaCN) ditambahkan dengan 2 ligan berbeda, 4g dan 8g dalam tanah. Cyperus kyllingia menyerap 89,97 mg / kg Hg pada kanopi dan 78,21 mg / kg Hg pada akar. Penambahan ligan Natrium sianida (NaCN) dapat meningkatkan penyerapan Hg oleh C. kyillinga. Penyerapan Hg pada tanaman dengan penambahan ligan lebih tinggi daripada tanaman tanpa penambahan ligan.
Industri Rumah Tangga (IRT) yang memproduksi minuman kesehatan herba di kelurahan Bumiayu Kota Malang yaitu IRT Widya Aktiva. Minuman herba untuk kesehatan yang diproduksi IRT Widya Aktiva diberi nama Jakuluh. Minuman kesehatan herba Jakuluh terbuat dari rimpang jahe, rimpang kunyit dan belimbing wuluh. Formulasi minuman kesehatan herba Jakuluh dibuat dengan proporsi tertentu yang menghasilkan minuman herba berguna untuk menjaga kesehatan. Mutu minuman herba dipengaruhi oleh proses produksinya. Proses sterilisasi pada produksi minuman herba yang dilakukan oleh IRT Widya Aktiva masih manual dengan pemanasan pada panci rebus biasa. Sterilisassi dengan panci biasa tidak terkontrol suhunya dan menghasilkan minuman herba dengan daya simpan relatif pendek. Minuman herba yang diproduksi oleh IRT Widya Aktiva bertahan selama 5 hari pada suhu kamar. Oleh karena itu diperlukan adanya alat yang memenuhi standar sterilisasi pada proses produksi minuman herba agar menghasilkan waktu simpan lebih lama pada suhu kamar. Metode yang dillakukan pada kegiatan meliputi penyuluhan, membuat desain dan merealisasikan pembuatan panci sterilisasi multi fungsi, demonstrasi dan pelatihan pemakaian panci sterilisasi multi fungsi serta pendampingan. Hasil pelaksanaan kegiatan penyuluhan mendapat respon yang baik yang dihadiri oleh anggota kelompok mitra industri rumah tangga Widya Aktiva. Panci sterilisasi yang didesign bersama mitra dapat memberikan efisiensi waktu (25%) dan biaya (50%) dibandingkan dengan sterilisasi menggunakan panci rebus biasa. Sterilisasi pada proses produksi minuman herba Jakuluh menggunakan panci sterilisasi multi fungsi menghasilkan minuman kesehatan herba dengan daya simpan selama 4 minggu. Peningkatan mutu minuman herba meningkatkan penjualan setiap minggu mencapai 200 %.
ABSTRAKZat/hormon pengatur tumbuh memegang peranan untuk memacu pertumbuhan tanaman. Zat pengatur tumbuh kelompok auxin mampu memacu pertumbuhan tanaman dengan mempercepat pembesaran sel tanaman. Pemberian zat pengatur tumbuh auxin dari air kelapa terfermentasi pada pembibitan akan memacu pertumbuhan bibit tanaman yang selanjutnya dapat memacu pertumbuhan tanaman. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dengan pengaplikasian air kelapa terfermentasi. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari K0 = tanpa pemberian air kelapa, K1 = pemberian air kelapa terfermentasi dengan air (1 : 1), K2 = pemberian air kelapa terfermentasi dengan air (1 : 2), K3 = pemberian air kelapa terfermentasi dengan air (1 : 3), K4 = pemberian air kelapa terfermentasi dengan air (1 : 4). Pengamatan pertumbuhan pada parameter panjang tanaman dan jumlah daun, mulai umur 20 hst sampai umur 60 hst. Pengamatan hasil pada umur 60 hst, meliputi berat basah tanaman dan berat kering tanaman sawi. Analisis data menggunakan anova, uji rata-rata perlakuan menggunakan beda nyata jujur (BNJ). Perlakuan aplikasi air kelapa yang difermentasi mengandung zat pengatur tumbuh auxin mempengaruhi pembentukan panjang tanaman dan jumlah daun tanaman sawi pada umur 20 sampai 60 hst. Perlakuan P2 menghasilkan berat basah 119,14 g/tnm dan bering tanaman 8.85 g/tanaman yang tertinggi saat panen. ABSTRACTGrowth regulators substances/hormone play a role to stimulate plant growth. The growth regulators of the auxin group are able to stimulate plant growth by accelerating the enlargement of plant cells. Provision of growth regulator auxin from fermented coconut water in nurseries will stimulate the growth of plant seeds which in turn can stimulate plant growth. The aim of the study was to determine plant growth by applying fermented coconut water. The study used a completely randomized design (CRD) with 5 treatments and 4 replications. The treatments consisted of K0 = without giving coconut water, K1 = giving fermented coconut water with water (1 : 1) ratio, K2 = giving fermented coconut water with water (1 : 2) ratio, K3 = giving fermented coconut water with water (1 : 3 ) ratio, K4 = giving fermented coconut water with water (1 : 4) ratio. Observation on the growth of plant length and number of leaves, from the age of 20 day after planting (DAP) to 60 DAP. Observation results at the mustard age of 60 DAP, including the wet weight of the plant and the dry weight of the mustard plant. Analysis of the data using ANOVA, test the average treatment using Tukey Test. The application treatment of fermented coconut water containing the growth regulator auxin affects the formation of plant length and number of leaves of mustard plants at the age of 20 to 60 days after planting. The P2 treatment resulted in a fresh weight of 119.14 g/plant and a dry weigtht of 8.85 g/plant which was the highest yield at harvest.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.