Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada wali murid tentang teknik pengajaran kosakata bahasa Inggris dengan media realia dan flash cards, sehingga wali murid bisa menerapkannya di rumah bersama anak-anak. Metode yang diterapkan dalam pengabdian ini adalah three period lesson yang dikembangkan oleh Edouard Seguin. Three period lesson ke dalam tiga tahap yaitu Naming Period (Introduction), Recognition and Association Period (Identification), Recall Period (Cognition). Hasil menunjukkan bahwa Penerapan pengajaran kosakata dengan media realia dan flashcards dengan menerapkan metode three period lesson dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata murid dan juga efektif untuk menumbuhkan minat belajar anak karena anak dimungkinkan untuk merasakan nuansa pembelajaran dan pengalaman baru yang lebih menyenangkan. Hal ini berampak positif terhadap peningkatan penguasaan kosakata anak. Kata kunci: kosakata, realia, flash cards, three period lesson
Tugu Perjuangan Bagus Rangin merupakan salah satu jejak sejarah di Desa Kedondong Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon, sebagai monumen sejarah penggunaannya sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah belum maksimal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aspek yang terdapat dalam tugu perjuangan Bagus Rangin yang bisa dikembangkan menjadi sumber belajar dalam pembelajaran sejarah serta potensinya sebagai sumber belajar yang dapat membantu proses pembelajaran sejarah di kelas. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau merupakan penelitian analisis/deskriptif tentang potensi tugu perjuangan Bagus Rangin sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Tempat penelitian ini adalah di Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon tempat monumen tersebut berada. Metode penelitian yaitu dengan langkah-langkah 1. Pengumpulan data melalui tahapan observasi, studi dokumen dan wawancara 2. Menguji kredibilitas data dengan berbagai sumber data 3. Analisis data bersifat kualitatif 4. Penulisan, dimana hasil penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Kajian yang diteliti adalah potensi tugu perjuangan Bagus Rangin sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah. Tugu perjuangan Bagus Rangin dibangun sebagai penghargaan atas perjuangan Bagus Rangin dalam memimpin Perang Kedondong melawan kolonialisme Belanda tahun 1802-1818. Monumen ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah, sebagai jejak peristiwa sejarah di lingkungan sekitar peserta didik. Simpulannya tentu tugu perjuangan Bagus Rangin berpotensi sebagai sumber belajar dalam pembelajaran sejarah.
Persoalan manajemen sampah rumah tangga pemanfaatan lahan pekarangan menjadi problem utama masyarakat Kelurahan Cigantang. Luas lahan pertanian berbanding terbalik dengan produktivitas warga dalam hal pemanfaatan lahan, hal ini diakibatkan kurangnya pengetahuan dan informasi terhadap cara mengelola dan memanfaatkan lahan tak terpakai, yaitu lahan pekarangan rumah dapat dijadikan sebagai tempat dalam menanam sayuran seperti lobak dan tanaman lainnya. Kegiatan ini menjadi sumber pemenuhan kebutuhan rumah tangga serta sebagai pendapatan sampingan masyarakat. Dalam pelaksanaan menggunakan empat metode yaitu edukasi, pelatihan, pengelolaan, dan pendampingan. Dimulai dengan memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya mengelola dan memanfaatkan lahan pekarangan rumah untuk ditanami sayuran melalui proses sosialisasi yang melibatkan masyarakat. Kemudian masyarakat diajarkan cara pengolahan lahan agar dapat digunakan untuk menanam sayuran serta memperkenalkan jenis-jenis sayuran yang mudah ditanam dan memiliki nilai ekonomis, serta memiliki jangka waktu panen yang relatif singkat. Mendampingi masyarakat dalam hal manajemen sampah, penanaman dan perawatan sayuran dan tanaman hias yang ditanam di pekarangan rumah, serta pendampingan dalam mengelola hasil panen.
<p>Anime and manga can closely present Japanese culture. The concept of Hinata Hyuga as a woman ninja in Naruto Shippuden, an anime film, depicts the gender ideology of Japanese culture. The research aims to describe the representation of gender ideology in Hinata Hyuga's figure and to know the semiotic representation in Hinata Hyuga as a woman who has broken the Japanese gender ideology. The scope of this study is investigating the woman's identity in gender ideology (feminism), by seeing signs represented in Hinata Hyuga. The research is qualitative and applies a descriptive qualitative method. The primary data source of this research is taken from Naruto Shippuden animated film. After the animated film is obtained, the researchers watch several series which are related to Hinata Hyuga. To get the expected research purpose, theory by Simone de Beauvoir about gender ideology combined with semiotic Barthes is applied to analyze the representation of gender ideology. The results show that Hinata Hyuga is a Japanese woman who can be a strong ninja who has broken Japanese gender ideology. In short, by seeing signs, semiotic can prove that Hinata’s characterization is not defined as a weak woman. Hinata’s identity as a Japanese woman, who is expected to be calm, gentle, fragile and in charge of all the housework is deconstructed into a strong and brave woman who refuse to give up in any problems.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.