Buna is one of the woven motifs from Insana, East Nusa Tenggara Province that uses geometric motifs like a rhombus. Rhombus is a challenging material so students only memorize the formula without understanding the concept. In order to overcome this problem, a weaving learning based on ethnomathematics has been proposed. The purpose of this study is to understand the impact on the learning achievement of students of the implementation of a realistic mathematical approach based on ethnomathematics. This is a quantitative study using a one-group pretest-posttest design. The population for this study is all fifth-grade students of SDN Bestobe, Insana District. Pretest and posttest results obtained are used for the analysis. The statistical test used is a paired sample t-test. The results show that the implementation of realistic mathematical learning based on ethnomathematics has a substantial influence on the learning achievement of mathematics students. These results contribute to adding empirical evidence related to the relationship between Ethnomathematics-based Realistic Mathematics Education approaches to student achievement.
Proses berpikir kreatif siswa perlu dikembangkan sehingga dengan mengembangkan proses berpikir kreatif, siswa mampu menghasilkan gagasan baru dalam menyelesaikan masalah matematika. Salah satu penyebab kesulitan siswa mengembangkan proses berpikir kreatif yaitu gaya belajar yang berbeda-beda, karena perbedaan gaya belajar dapat mempengaruhi pemahaman siswa tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan gaya belajar. Subjek penelitian ini 3 orang siswa SMPK St. Yosef Naikoten Kupang dengan masing-masing mewakili satu subjek gaya belajar visual, auditory dan kinestetik. Hasil penelitian menunjukkan pada tahapan persiapan, subjek dengan gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik mampu melaksanakan proses berpikir kreatif dengan baik yang ditunjukkan dengan mengungkapkan ide-ide penting dari soal. Pada tahap inkubasi subjek dengan gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik mampu menyusun ide dalam menyelesaikan soal dengan menulis langkah demi langkah. Pada tahap iluminasi subjek gaya belajar visual, auditory, dan kinestetik mampu mengungkapkan idenya secara verbal dengan baik. Serta pada tahapan verifikasi subjek gaya belajar visual dan auditory selalu memeriksa kembali jawaban yang telah dikerjakan sedangkan subjek kinestetik belum mampu melakukan verifikasi kembali terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan. Dengan demikian subjek visual dan auditory mampu mengasilkan proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh wallas sedangkan subjek kinestetik belum mampu mengasilkan proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah matematika Berdasarkan indikator yang dikembangkan oleh wallas
Lopo Boti adalah sebuah bangunan tradisional milik Suku Boti, salah satu suku tertua di Pulau Timor, NTT. Bangunan ini mengandung nilai-nilai filosofis yang tinggi dan berperan penting dalam kehidupan masyarakat Suku Boti. Penelitian ini adalah suatu penelitian kualitatif berdesain etnografi yang bertujuan untuk mengeksplorasi unsur-unsur matematis yang terkandung dalam Lopo Boti. Desain penelitiannya menggunakan desain etnomatematika oleh Alangui yang didasarkan pada empat pertanyaan dasar yaitu: where is it to look? how is it to look? what is it? what does it mean? Subjek penelitiannya yaitu masyarakat Suku Boti, khususnya Suku Boti Dalam, salah satu bagian dari Suku Boti yang masih memegang teguh tradisi Boti dalam hidup kesehariannya. Data dikumpulkan melalui observasi langsung di Desa Boti dan wawancara bersama subjek penelitian. Hasil analisis data menunjukkan bahwa unsur-unsur geometri meliputi unsur-unsur primitif, konsep jarak dalam ruang, kesebangunan, dan luas permukaan, serta unsur-unsur barisan dan deret aritmetika terkandung dalam Lopo Boti. Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka beberapa kemampuan matematis yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika bermediakan Lopo Boti yaitu kemampuan merepresentasi, kemampuan visual-spasial, kemampuan berpikir kritis, kemampuan menginvestigasi, dan kemampuan memecahkan masalah.
Props are aids used to ease students understand well the mathematical concepts explained by the teacher. The elementary school level requires real concepts so that in concretizing abstract concepts the teacher should be able to use props to explain the concept. The purposes of the community service are teachers are able to produce props in learning activities and can instill basic concepts so that they are able to solve commonly faced problems in learning activities. The method used is a practical method. This community service was carried out at SD GMIT Koro’oto, Kupang Regency, East Nusa Tenggara. Based on the evaluation result of the community service, it shows that teachers participated actively in the activity shown by their responses and interactions. In addition, the teachers felt the importance of this training because they gained a lot of new knowledge in solving every problem in learning activities and were able to produce props that could help explain basic concepts to students.
Alat peraga matematika merupakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam mengkongkritkan konsep yang abstrak sehingga menjadi mudah untuk dipahami. Oleh karena itu guru wajib dituntut untuk mampu menghasilkan alat peraga sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar dari siswa. Hal ini perlu dilakukan guru agar mampu memanfaatkan media pembelajaran yang sederhana dalam mentransferkan materi ajar sehingga siswa mampu menangkap dan memahami materi yang disampaikan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang dirancang dapat tercapai. Tujuan dari pengabdian ini untuk membantu guru-guru dan siswa agar dapat memanfaatkan alat peraga matematika dalam pembelajaran. Metode yang digunakan berupa metode praktek, diskusi serta observasi. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di SD Inpres Oebola Dalam Kecamatan Fatuleu Kabupaten Kupang Nusa Tenggara Timur. Dengan sasaran peserta guru-guru dan siswa. Pelaksanaan kegiatan pemanfaatan alat peraga matematika sebagai media pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehingga meningkatkan antusiasme dari peserta dengan memberikan berbagai macam respon positif, serta peserta dapat memahami dan menggunakan alat peraga matematika dalam memahami konsep. Oleh karena itu perlu adanya bimbingan dan pelatihan bagi para guru agar mampu menghasilkan media pembelajaran yang baik sehingga mampu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas untuk meningkatkan minat dan mitivasi belajar siswa
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.