Keteladanan iman dari orang tua sangatlah berdampak bagi keteguhan iman anak ketika mereka dewasa. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini untuk menolong para orang tua bisa mengimplementasikan keteladanan imannya secara efektif. Untuk itu, maka peneliti meneliti keteladanan tokoh Ayub dan Yusuf dalam memberi teladan imannya saat mereka dalam kondisi terpuruk. Sehingga keteladan mereka bisa dijadikan acuan bagi para orang tua Kristen khususnya. Selain keteladanan iman tokoh-tokoh Alkitab, maka penulis pun meneliti psikologi perkembangan anak. Hal ini dimaksukan untuk menolong para orang tua agar bisa memberikan keteladan imannya sesuai dengan perkembangan anak mereka sehingga keteladanannya menjadi efektif dan berdampak signifikan. Penelitian ini pun memberi pengetahuan bagaimana orang tua mengimplementasikan keteladanannya tersebut secara holistik berdasarkan pengetahuan Alkitab dan juga psikologi perkembangan anak. Sehingga diketahui cara-cara yang tepat bagi orang tua dalam memberi keteladanan iman kepada anak-anaknya.Kata kunci: anak; iman; keteladanan; orang tua
Abstrak Dalam perwujudan pelaksanaan Amanat Agung Kristus gereja selain melakukan pewartaan atau penginjilan, gereja juga melakukan pemuridan atau sering disebut dengan pengajaran kepada jiwa-jiwa baru dan jemaatnya. Gereja yang sudah mengalami manfaat dari proses pemuridan pasti gereja tersebut bertumbuh secara kualitas kerohanian jemaatnya. Dampak manfaat yang dapat dilihat adalah bahwa seseorang yang telah mengikuti proses pemuridan, orang tersebut pasti bertumbuh kehidupan rohaninya menuju kepada kedewasaan rohani. Kedewasaan rohani sangat penting bagi orang percaya agar kehidupan mereka sungguh nyata mencerminkan karakter Kristus. Orang Kristen yang sudah mencapai tahap dewasa rohani akan memiliki iman yang kuat dan kokoh di tengah gencarnya serangan pengaruh pengajaran yang menyesatkan (injil palsu) dan di tengah berbagai tantangan badai kehidupan di masa pandemi Covid-19 ini dan memiliki kerinduan hati untuk melayani Tuhan dengan kasih setia sehingga banyak jiwa-jiwa baru yang dibawa kepada Kristus. Lewat tulisan ini penulis akan mengajak pembaca untuk mengetahui langkah efektif pemuridan yang seperti apa di masa pandemi Covid-19 ini?
Honoring parents is a commandment from God that all mankind must carry out. This study aims to determine the true meaning of honouring parents and what practical action looks like. To answer the formulation of this problem, the researchers used a research method with a qualitative approach, namely, a method that looks for a deep meaning about the text, and extracts from several books or journals related to the problem. From the results of the discussion, honour for parents is an attitude that must be carried out throughout life through obedience, not insulting or criticizing and don't say harshly, as well as an attitude that nurtures, cares for and meets their needs. And God's promise for those who keep this law is a long life, happiness and a good condition, namely prosperity physically and spiritually. ABSTRAKMenghormati orang tua adalah perintah Tuhan yang harus dilaksanakan oleh semua umat manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arti yang sebenarnya secara biblika dari menghormati orang tua dan seperti apa tindakan praktisnya. Untuk menjawab rumusan masalah ini, maka peneliti melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif yaitu, metode yang mencari arti yang mendalam tentang teks, dan menggali dari beberapa buku atau jurnal yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dari hasil pembahasan maka menghormati orang tua merupakan sikap yang harus dilakukan sepanjang umur hidup melalui sikap taat, tidak menghina atau mencela dan tidak berkata kasar, juga sikap yang memelihara, merawat dan mencukupi kebutuhan mereka. Dan janji Tuhan bagi orang yang melaksanakan hukum ini adalah panjang umur, kebahagiaan dan memiliki keadaan baik yakni kemakmuran secara jasmani dan rohani.
Secular leadership is not the same as leadership inherited from the Lord Jesus. The leadership of Jesus is a historical and inspiring leadership model for every Christian leader from time to time. The superiority of Jesus' leadership model stems from the communication of the Father's vision to his followers with a touch of compassion which is the basis of His leadership.In this study the authors used qualitative methods. While the data collection process, the method approach used is literature study. Through a series of research conducted, there are various leadership models that are found, but the Christ leadership model provides superior characteristics and models, especially in times of crisis like today.Keywords: Leadership, Jesus, Christian.Abstrak: Kepemimpinan sekuler tidak sama dengan kepemimpinan yang diwariskan oleh Tuhan Yesus. Kepemimpinan Yesus di dunia merupakan model kepemimpinan yang bersejarah dan menginspirasi bagi setiap pemimpin Kristen dari zaman ke zaman. Keunggulan model kepemimpinan Yesus bertolak dari komunikasi visi Bapa kepada para pengikut dengan sentuhan belaskasihan yang menjadi dasar kepemimpinan-Nya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif. Sementara proses pengumpulan data, pendekatan metode yang digunakan adalah studi literatur. Melalui serangkaian penelitan yang dilakukan, terdapat beragam model kepemimpinan yang dijumpai, namun model kepemimpinan Kristus memberikan ciri dan model yang unggul, terutama dalam masa-masa krisis seperti saat ini.Kata kunci: Kepemimpinan, Yesus, Kristen.
Adolescents 12-15 are an age group that is vulnerable to negative influences. In the process of searching for their identity, they are often carried away by a misleading spirit. This negative influence can be obtained from association with friends, the environment and also from social media where the technology of the digital era greatly affects many people, especially in this 12-15 year age group. Technological advances that should be useful can actually plunge this age group into the problem of pornography which if not handled properly will become an addiction and lead to moral degradation. This study examines the moral degradation experienced by adolescents aged 12-15 years which is the influence of social media in this age group exposed to pornographic content. The purpose of this research is how to overcome this problem so that it can be useful for parents, educators and church leaders. This study used a qualitative method with a literature study and used a survey instrument for adolescents aged 12-15 years. And the conclusion obtained is that the role of parents must be further intensified, such as education on the use of social media, education about sex, spiritual development. And also the support of educators, both formal at school and non-formal at church Keywords: Educators, Internet, Moral Degradation, Parents, Youth Remaja usia 12-15 merupakan kelompok usia yang rentan terhadap pengaruh negatif. Dalam proses pencarian identitas diri yang mereka lakukan seringkali terbawa arus yang menyesatkan. Pengaruh negatif tersebut bisa didapat dari pergaulan dengan teman- temannya, lingkungan dan juga dari media sosial di mana teknologi era digital ini sangat mempengaruhi banyak orang, terlebih pada kelompok usia 12-15 tahun ini. Kemajuan teknologi yang semestinya membawa manfaat malah dapat menjerumuskan kelompok usia ini ke dalam masalah pornografi yang jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi adiksi dan membawa ke arah degradasi moral. Penelitian ini mengkaji tentang degradasi moral yang dialami oleh kalangan remaja usia 12-15 tahun yang diakibatkan pengaruh media sosial di mana kelompok usia ini terpapar konten pornografi. Adapun tujuan penelitian ini adalah bagaimana cara mengatasi hal tersebut sehingga dapat bermanfaat bagi kalangan orang tua, pendidik dan pemimpin gereja. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka dan menggunakan instrumen survei terhadap remaja usia 12-15 tahun. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa peran orang tua harus lebih diintensifkan lagi seperti edukasi pemakaian media sosial, edukasi tentang seks, pembinaan rohani. Juga dukungan para pendidik, baik yang formal di sekolah maupun non-formal di gereja. Kata Kunci: Degradasi Moral, Media Sosial, Orangtua, Remaja, Tenaga Pendidik
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.