Bunuh diri merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama di banyak negara terutama pada kelompok anak-anak dan usia paruh baya. Pada tahun 2012, WHO mengungkapkan bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua terbanyak pada kelompok usia 15-29 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran risiko bunuh diri pada remaja di SMK Muhammadiyah Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasi dan pendekatan Cross Sectional Study yaitu pengukuran variabel independen dan variabel dependen yang diukur dalam waktu bersamaaan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa remaja harus bersiap untuk memasuki fase dewasa awal. Mahasiswa akan banyak mendapatkan peran, tugas dan kewajiban yang baru, dan berbeda dari sebelumnya. Baik laki-laki maupun wanita berupaya menemukan bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan karirnya. Hal ini berarti bahwa mahasiswa akan mengalami berbagai masalah baru di dalam masa transisi untuk benar-benar menjadi dewasa. Tekanan yang dialami individu akibat masalah-masalah yang timbul dalam tugas perkembangan itulah yang menjadi salah satu faktor pemicu kecenderungan bunuh diri pada remaja. karakteristik berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa baru laki – laki dikategorikan dalam risiko bunuh diri rendah begitu juga dengan mahasiswa perempuan. Ini ini karena remaja laki-laki cenderung untuk mengekspresikan masalah emosional dalam bentuk agresivitas sementara perempuan cenderung menginternalisasi masalah dan menjadi depresi yang berujung pada ide bunuh diri.
Bunuh diri merupakan masalah kesehatan yang menjadi perhatian utama di banyak negara terutama pada kelompok anak-anak dan usia paruh baya. Pada tahun 2012, WHO mengungkapkan bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor dua terbanyak pada kelompok usia 15-29 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran risiko bunuh diri pada remaja di SMK Muhammadiyah Kota Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif korelasi dan pendekatan Cross Sectional Study yaitu pengukuran variabel independen dan variabel dependen yang diukur dalam waktu bersamaaan. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa remaja harus bersiap untuk memasuki fase dewasa awal. Mahasiswa akan banyak mendapatkan peran, tugas dan kewajiban yang baru, dan berbeda dari sebelumnya. Baik laki-laki maupun wanita berupaya menemukan bidang pekerjaan yang sesuai dengan minat dan karirnya. Hal ini berarti bahwa mahasiswa akan mengalami berbagai masalah baru di dalam masa transisi untuk benar-benar menjadi dewasa. Tekanan yang dialami individu akibat masalah-masalah yang timbul dalam tugas perkembangan itulah yang menjadi salah satu faktor pemicu kecenderungan bunuh diri pada remaja. karakteristik berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa baru laki – laki dikategorikan dalam risiko bunuh diri rendah begitu juga dengan mahasiswa perempuan. Ini ini karena remaja laki-laki cenderung untuk mengekspresikan masalah emosional dalam bentuk agresivitas sementara perempuan cenderung menginternalisasi masalah dan menjadi depresi yang berujung pada ide bunuh diri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.