Pemeliharaan (maintenance) merupakan aktivitas menjaga sistem peralatan dan mesin selalu tetap konsisten dalam proses produksi. Secara umum, masalah pemeliharaan sering terabaikan sehingga kegiatan pemeliharaan tidak teratur, yang pada akhirnya apabila mesin dan peralatan mengalami kerusakan dapat mempengaruhi kapasitas produksi. Diperlukan perencanaan perawatan mesin yang terjadwal (preventive maintenance) dalam hal ini penggantian pencegahan (preventive replacement) komponen mesin untuk mengurangi kerusakan mesin secara mendadak (failure maintenance). PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Field merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di industry perminyakan. PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Field memiliki dua komponen yang sering mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan proses terganggu. Dua komponen tersebut terdapat merupakan komponen pada Gas Compressor, yaitu komponen Connecting Rods dan Crankcase. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui komponen kritis dari Gas Compressor pada PT. Pertamina EP Asset 3 Tambun Field, menentukan interval preventive maintenance untuk komponen kritis dengan menggunakan metode Age replacement.
Desa Dermaji Lumbir Banyumas menjadi sentra industri rumahan tepung tapioka secara turun temurun. Produk yang dihasilkan menyumbang 28% pasokan tapioka di Jawa Tengah. Mayoritas penduduk adalah petani singkong mencapai 69% sehingga pengolahan singkong menjadi tepung adalah upaya meningkatkan nilai ekonomi barang. Sayangnya sumbangsih terhadap pasokan tepung tapioka tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan perekonomian yang signifikan, karena produsen hanya menjadi pemasok tengkulak besar yang memiliki gudang dengan kapasitas banyak sehingga harga yang didapat produsen hanya menutup modal produksi. Masalah lain diantaranya alat produksi yang mulai lapuk, packaging, pengelolaan administrasi keuangan termasuk pembukuan dan pemasaran. Permasalahan yang lebih krusial yaitu pembuangan limbah yang mengandung HCN atau CN (sianida) yang dapat mencemari sumber mata air warga dan berakibat terhadap gangguan kesehatan. Terbatasnya bak penampungan juga menghambat menghasilkan endapan ke dua untuk bahan tepung tapioka kualias kedua yang disebut “tepung elot”. Metode yang dilakukan diantaranya melakukan treatment limbah menggunakan kapur tohor, beberapa pelatihan terkait packaging (Memberi pelatihan pengemasan produk, termasuk pemberian merk dagang pada produk sehingga lebih menarik), peggunaan APD untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja, pelatihan pembukuan dan pemasaran secara online. Adapun hasil pengabdian adalah: (1) Pemberian mesin Diesel kapasitas 24 Pk sehingga proses produksi naik dari 3 Kwintal per minggu menjadi 7 kwintal. (2) Terbentunya bak penampungan tambahan untuk endapan ke 2 sehingga menghasilkan tepung elot dengan separo harga dari tepung kualitas 1 sehingga pendapatan pengrajin naik 50%. (3) Terbangunnya bak pengolahan limbah cair dengan mesin turbin dengan penambahan kapur tohor (Ca(OH)2) sebagai penurun kadar sianida (treatment teknologi tepat guna) dengan hasil penurunan sianida sejumlah 66,88%. (4) Pemberian mesin jahit karung portabel. (5) Design merk produk. (6) Pelatihan tentang manajemen pemasaran berbasis digital.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis jumlah jalur fasilitas yang optimal dan kinerja waktu pelayanan yang optimal pada jalur antrian sepeda motor yang ada pada SPBU ABC. Metode analisis yang digunakan adalah analisis teori antrian dan dianalisis sebagai model multi channel-single phase. hasil dari penelitian pada SPBU ABC dengan menggunakan analisis teori antrian yaitu dengan perhitungan model multi channel-single phase. menunjukkan bahwa setelah dianalisis dengan penambahan jalur pelayanan dan juga operator bisa lebih optimal dan dari segi waktu pelayanan dari yang awalnya satu jalur pelayanan menjadi dua jalur pelayanan dan rata-rata intensitas pelayanan yang awalnya 98% menjadi 34% untuk rata-rata pelanggan dalam antrian 46 orang menjadi 1 orang dan untuk rata-rata pelanggan dalam sistem 47 orang menjadi 2 orang dan untuk rata-rata waktu menunggu dalam antrian dari 58,7 menit menjadi 0,38 menit kemudian untuk rata-rata menunggu dalam sistem 60 menit menjadi 1,6 menit. Untuk itu dengan sistem multi channel single-phase atau penambahan menjadi dua jalur dari segi waktu menjadi lebih optimal.
Pengamanan ketahanan pangan menjadi salah satu sasaran pembangunan ekonomi nasional pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu, perencanaan sarana dan prasarana irigasi penting dilaksanakan dalam rangka mewujudkan infrastruktur irigasi yang baik untuk mendukung ketahanan pangan.Kegiatan rehabilitasi daerah irigasi ini berkaitan dengan karakter penduduk di Ponorogo yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani, sehingga tersedianya DI. Bendo dapat mendukung kegiatan pertanian masyarakat. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis persepsi dan penerimaan masyarakat terhadapdampak lingkungan kegiatan rehabilitasi Daerah Irigasi Bendo di Ponorogo. Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan penduduk dengan menggunakan kuesioner. Responden diambil dari masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak langsung. Wawancara dan penyebaran kuesioner kepada minimal 3 (tiga) responden per desa yang bisa mewakili kondisi di lokasi kegiatan. Metode analisis dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat sepenuhnya mendukung program pembangunan DI. Bendo. Hal tersebut dikarenakan masyarakat merasa akan mendapatkan dampak positif dari kegiatan tersebut. Persepsi masyarakat terhadap rencana rehabilitasi D.I. Bendo adalah mendukung rencana kegiatan tersebut dan bahwa keberadaan jaringan irigasi sangat bermanfaat bagi masyarakat. Katakunci:
Es batu sebagai bahan pendingin makan dan minuman yang langsung dikonsumsi oleh masyarakat dan digemari baik yang dijajakan di pasar tradisional, secara keliling, perumahan penduduk, di pinggir jalan raya hingga kesekolah-sekolah. tempat jualan yang tidak terkoordionir, berpindah-pindah, peralatan yang tidak bersih, tidak mencuci tangan sebelum berjualan, dan penjaja yang tidak memperhatikan kebersihan, menyebabkan dagangan yang dijual tidak memenuhi syarat kesehatan. dengan kondisi demikian kemungkinan besar es batu dapat tercemar coli tinja dalam es batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang kandungan colitinja pada es batu yang dijajakan.Metode penelitian yang digunakan dengan mengadakan survai yang didiskriptifkan dan analisa laboratorium kandungan colitinja pada es batu.Hasil laboratorium menunjukkan bahwa es batu yang dijajakan di lingkungan pasar Kota Gede masih mengandung colitinja di atas 0 MPN/ ( Most Probable Number ) /100 ml. Dengan demikian menunjukkan bahwa pada hasil survai dan analisa laboratorium es batu yang dijajakan pedagang baik pengepul es, pengecer es, dan industri rumah tangga tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes RI.No. 942/Menkes/SK/II/2003 dan Kepmen RI. No.907/Menkes/SK/VII/2002. baik cara penyimpanan, tempat, alat penutup es batu yang digunakan. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan pada pedagang dalam melakukan pengolahan, pengumpulan, penyimpanan, penyajian es batu lebih ditingkatkan dan diperhatikan kebersihannya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.