<p>The title of this research is Reconstruction of Galuh Kingdom in 8<sup>th</sup>-15<sup>th</sup>century. Issue that will be studied is how to unravel the location of the capital and palace shape of Galuh Kingdom. To answer the issue is used the historical method which consists of four steps, namely heuristic, criticism, interpretation, and historiography. Result of this research is that the existence of Galuh Kingdom is a history, not a myth. Historical sources which support the many arguments of its existence including inscriptions, foreign news, ancient manuscripts, social facts and mental facts. In addition, the life of its existence as long as eight centuries shows that Galuh Kingdom is not just existent but also strong because it is supported by a variety of solid and coherent system. Concerning about the location of capital and shape of the Kingdom , it still needs to explore further.</p><p> </p><p>Judul penelitian ini adalah Rekonstruksi Galuh Raya di abad ke-8-15. Masalah yang akan dipelajari adalah bagaimana mengungkap lokasi dari bentuk modal dan istana Kerajaan Galuh. Untuk menjawab masalah tersebut digunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini adalah bahwa keberadaan Kerajaan Galuh adalah sejarah, bukan mitos. Sumber-sumber sejarah yang mendukung banyak argumen keberadaannya termasuk prasasti, berita asing, naskah kuno, fakta sosial dan fakta mental. Selain itu, kehidupan keberadaannya selama delapan abad menunjukkan bahwa Kerajaan Galuh tidak hanya ada tapi juga kuat karena didukung oleh berbagai sistem yang solid dan koheren. Mengenai tentang lokasi ibukota dan bentuk Kerajaan, masih perlu untuk menjelajahi lebih lanjut.</p><p> </p>
Terbesitkah dalam benak kita bahwa sistem pertanian nenek moyang masa lampau sebenarnya tidak kalah oleh sistem pertanian yang berkembang saat ini? Pemuliaan pangan beserta pengolahan lahan pertanian masyarakat lama senantiasa berkelindan erat dengan tradisi. Tradisi itu sendiri hingga kini dapat dicermati lewat masyarakat yang masih pengkuh ‘teguh’ memegang adat istiadat dan tradisi. Hal ini masih bisa kita lihat pada masyarakat adat di Tatar Sunda. Contohnya masyarakat Kanekes Baduy di Banten dan masyarakat adat Kampung Naga di Neglasari, Tasikmalaya, Jawa Barat, yang sejak tiga tahun terakhir ini terkenal dengan beras organiknya sehingga mampu diekspor ke mancanagara. Tata cara pengolahan dan pemuliaan lahan pertanian, baik di Baduy maupun di Kampung Naga, tentu saja masih dapat kita temukan dalam beberapa naskah Sunda yang berkaitan dengan pertanian, seperti naskah Sulanjana, Dewi Sri, Nyi Pohaci, Sawargaloka, maupun naskah Nyi Lokatmala, serta naskah bernuansa mantra. Hal ini dapat dipahami karena masalah pertanian berkelindan erat dengan cara mengolah dan bagaimana lahan pertanian itu diberdayakan serta dapat menghasilkan panen yang gemilang, yang kesemuanya itu tidak telepas dari mantra, yang salah satunya terungkap dalam naskah Mantra Pertanian. Hasil Penelitian yang berjudul “Pemuliaan Pangan Berbasis Naskah Mantra Pertanian, Kaitannya dengan Tradisi Masyarakat Kampung Naga dan Baduy” ini mengungkapkan pemuliaan pangan dan tata cara pengolahannya, berbasis kearifan lokal naskah mantra pertanian dan ilmu falak, yang dikolaborasikan dengan tradisi yang masih melekat dan diimplementasikan di Kampung Naga dan Baduy. Di samping memaparkan hubungan antara naskah mantra pertanian dengan naskah ilmu falak/perbintangan yang digunakan untuk menghitung serta menentukan kapan dan padi jenis apa yang harus ditanam, dengan cara pengolahan yang bagaimana, mantra apa yang harus dibacakan, dan kapan padi itu harus dipanen, dengan cara bagaimana padi itu dipelihara agar hasilnya memuaskan. Semua identifikasi masalah dan tujuan yang diinginkan dalam penelitian ini melalui metode dan pendekatan dapat dicapai dengan sangat memuaskan.
The variety of Sundanese manuscripts are still scattered in individual communities, as well as those already stored in various libraries and museums in West Java. The Sundanese script is still stored in the Ciletuh Geopark, Sukabumi District. This research is interesting because of the discovery of several manuscripts around the southern Sukabumi area, especially at Surade, Ciemas, and Jampang Kulon areas. Descriptive method of comparative analysis that was used trying to describe the data in detail and thoroughly, analyze it carefully, and compare those target accurately between several texts studied. While the method of the study in the form of text critique method, referred to the method of a single script, through the standard edition. The method of content review used the method of cultural studies, which reveals the existence and function of the script pragmatically in the community, especially in the Ciletuh Geopark. The results of the research can be considered as "the documents and local wisdom of Sundanese culture", which deserves to be addressed wisely in the hope that the content contained in it is able to reveal the history of the life of Ciletuh Geopark, either through written tradition, folklore, and culture.
This study reveals the story of Dajjal who experienced a shift in interpretation. This is due to the response of each reader with a different background.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.