Sapaan merupakan salah satu substansi penting dari proses manusia komunikasi sehari hari. Sebagai suatu jembatan utama dalam proses komunikasi, kalimat sapaan yang terbentuk dalam suatu komunitas sangat dipengaruhi oleh pola sosial budaya daerah tersebut, oleh karena itu kalimat sapaan dapat dikaji berdasarkan nilai sosial budaya penutur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai budaya Tiongkok yang terkandung dalam sapaan bahasa Mandarin ” nǐ chī fàn le ma?“ ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kalimat tanya “nǐ chī fàn le ma?” menjadi kalimat sapaan.
Era globalisasi telah meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mempelajari bahasa asing sebagai suatu persiapan untuk memasuki dunia kerja. Salah satu bahasa asing yang sering kali dibutuhkan dalam kompetensi dunia kerja adalah bahasa Mandarin, seiring dengan kebutuhan tersebut pembelajaran bahasa Mandarin di lembaga pendidikan pun semakin diperlukan. Pada kegiatan pengabdian pada masyarakat ini pelaksana akan melaksanakan kegiatan pengenalan bahasa Mandarin dengan media e-flashcard Quizlet yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Tamaddun Jatinangor, pemilihan media e-flashcard sendiri bertujuan untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman kosakata bahasa Mandarin dalam bentuk kata, animasi, serta audio dalam e-flashcard Quizlet. Metode yang digunakan pada kegiatan yaitu penyuluhan, pembelajaran, pendampingan, observasi serta evaluasi. Subjek penelitian ini adalah 22 siswa-siswi sekolah menengah pertama di Pondok Pesantren Tamaddun Jatinangor. Hasil data menunjukkan bahwa penggunaan media e-flashcard Quizlet dalam pengenalan bahasa Mandarin cukup efektif. Hasil dari tes menunjukkan dari 73% siswa dapat menguasai kosakata bahasa Mandarin dengan baik dengan rata-rata nilai di atas 80, serta sekitar 27% siswa dapat menguasi kosakata bahasa Mandarin dengan cukup baik dengan rata-rata nilai 77-79. Selama kegiatan siswa sangat aktif dan bersemangat mengikuti pembelajaran dengan e-flashcard Quizlet.
AbstrakPenelitian ini berjudul” Analisis Gaya Bahasa dalam Seni Bercerita TradisionalPingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi”. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis gaya bahasa dalam naskah Pingshu Hong Lou Meng dan Rakugo Ikuyo Mochi”.Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, menggunakan pendekatankualitatif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu Teknikmembaca , mencatat dan menginventarisasi . Instrumen dalam penelitian ini yaitu penelitisendiri yang merupakan alat pengumpul data utama analisis data dilakukan dengan tahapan:( 1 ) mengidentifikasi dan menginventarisasi data hasil temuan , ( 2 ) mengklasifikasi hasiltemuan berdasarkan jenis majas dan ciri penanda , ( 3 ) menginterpretasi makna hasil analisisdata , ( 4 ) mendeskripsikan hasil analisis data tersebut. Hasil analisis dan pembahasan yangtelah dilakukan adalah menunjukkan dalam kisah Hong Lou Meng lebih cenderungmenggunakan gaya bahasa hiperbola, sedangkan dalam kisah Ikuyo Mochi lebih cenderungmenggunakan gaya bahasa metafora.Kata Kunci : Analisis;Gaya Bahasa;Pingshu;Rakugo
Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya banyak mempelajari bahasa Mandarin, tetapi kajian tentang bahasa Mandarin maupun pengajaran Mandarin masih sedikit. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan beberapa kajian dalam bidang kebahasaan dan pembelajaran bahasa Mandarin dengan jenis studi eksploratif dan deskriptif. Penelitian ini secara umum dirumuskan berdasarkan masalah atau kesulitan huruf konsonan (z, c, s, zh, ch, sh, r) bahasa Mandarin yang muncul pada mahasiswa angkatan 2017 prodi D4 Bahasa dan Budaya Tiongkok FIB Unpad. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesalahan atau kesulitan bunyi pelafalan apa saja yang muncul saat mahasiswa melafalkan bunyi konsonan (z, c, s, zh, ch, sh, r), kemudian menganalisa dan menyimpulkan penyebab atau hal yang melatarbelakangi munculnya kesalahan pelafalan tersebut. Dari hasil rekaman 19 mahasiswa angkatan 2017 yang ditranskripkan dan dari hasil analisis secara umum, sebagian besar mahasiswa melakukan kesalahan pada bunyi konsonan (z), (c), (zh), dan (ch). Kesalahan dalam melafalkan bunyi ini, selain disebabkan karena faktor interferensi, perbedaan bentuk grafem/tulisan juga menjadi penyebab kesalahan dalam pelafalannya dan termasuk kesalahan intralingual pula.
Indonesia adalah salah satu negara yang masyarakatnya banyak mempelajari bahasa Mandarin, tetapi kajian tentang bahasa Mandarin maupun pengajaran Mandarin masih sedikit. Untuk itu peneliti merasa perlu melakukan beberapa kajian dalam bidang kebahasaan dan pembelajaran bahasa Mandarin dengan jenis studi eksploratif dan deskriptif. Penelitian ini secara umum dirumuskan berdasarkan masalah atau kesulitan huruf konsonan (z, c, s, zh, ch, sh, r) bahasa Mandarin yang muncul pada mahasiswa angkatan 2017 prodi D4 Bahasa dan Budaya Tiongkok FIB Unpad. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kesalahan atau kesulitan bunyi pelafalan apa saja yang muncul saat mahasiswa melafalkan bunyi konsonan (z, c, s, zh, ch, sh, r), kemudian menganalisa dan menyimpulkan penyebab atau hal yang melatarbelakangi munculnya kesalahan pelafalan tersebut. Dari hasil rekaman 19 mahasiswa angkatan 2017 yang ditranskripkan dan dari hasil analisis secara umum, sebagian besar mahasiswa melakukan kesalahan pada bunyi konsonan (z), (c), (zh), dan (ch). Kesalahan dalam melafalkan bunyi ini, selain disebabkan karena faktor interferensi, perbedaan bentuk grafem/tulisan juga menjadi penyebab kesalahan dalam pelafalannya dan termasuk kesalahan intralingual pula.
Hanyu Pinyin dalam bahasa Mandarin adalah sistem romanisasi atau notasi fonetis dan alih aksara ke aksara Latin untuk bahasa Mandarin yang digunakan di Tiongkok, Taiwan, Malaysia, dan Singapura. Hanyu Pinyin disetujui penggunaannya oleh pemerintah Tiongkok pada tahun 1958. Hanyu Pinyin memiliki peran penting dalam memberikan bunyi pada penulisan karakter Mandarin/Hanzi. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode kajian pustaka dan metode analisis, penulis dapat menganalisis terdapat tiga unsur pembentuk Hanyu Pinyin, yaitu Initial/Shengmu, Final/Yunmu dan Nada/Shengdiao. Penggunaan Hanyu Pinyin dapat dilihat dari aturan pelafalan atau ejaan Hanyu Pinyin berdasarkan unsur pembentuknya tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.