Large-bodied Panulirus ornatus lobsters are economically important because they are an aquatic biota. It is one of the most important commodities in the city of Tarakan. The aim is to analyze the growth patterns and mortality of P. ornatus from the West Waters of Tarakan City. Method using a quantitative descriptive. The purposive sampling method was used by dragging the gill net fishing gear to the P. ornatus lobster ground area, and the collection was carried out 16 times in 7 months (December 2021-July 2022). The results of P. ornatus showed that the male sex ratio was higher than the female. The growth model was allometrically negative, and the criteria for the condition index were fat and thin. The growth pattern of Model Von Bertalanffy males is slower than females. However, the growth rate to achieve asymptotic growth for males is faster than for females. The total mortality, catch mortality, and exploitation rate of males was higher than females. However, the mortality of the female nature was higher than that of males. P. ornatus should be managed in the waters of West Tarakan using the domestication and restocking technique to increase sustainability.
ABSTRAKWilayah pesisir sebagai kawasan peralihan yang menghubungkan ekosistem darat dan ekosistem laut, sangat rentan terhadap kerusakan dan perubahan yang diakibatkan oleh berbagai aktifitas manusia di darat maupun di laut. Kabupaten Indramayu merupakan salah satu wilayah di Pesisir Utara Jawa Barat yang mengalami kerusakan paling parah diantara seluruh kabupaten di wilayah pesisir Utara Jawa Barat serta memiliki penggunaan lahan pesisir yang cukup lengkap mulai dari pemukiman, persawahan, tambak, dan industri (PLTU dan MIGAS)..Besarnya perubahan garis pantai yang meliputi abrasi dan sedimentasi diturunkan dari data citra satelit Landsat wilayah pesisir Kabupaten Indramayu tahun 1994-2009 dengan metode komposit RGB 4, 5, 7 dan Metode AGSO kemudian dilakukan proses digitasi.. Luas abrasi di 11 Kecamatan Pesisir Indramayu dari tahun 1994 – 2009 sebesar 3900,41 Ha dengan laju abrasi rata-rata sebesar 23,64 Ha/ tahun dan Luas sedimentasi sebesar 650,29 Ha dengan laju sedimentasi rata-rata sebesar 4,81 Ha/tahun. Hasil perhitungan regresi terhadap rasio lahan penduduk untuk tahun 2015 sebesar 0,07 Ha/ jiwa dan menurun pada tahun 2025 menjadi 0,05 Ha/jiwa .Rasio lahan petani untuk tahun 2015 sebesar 0,66 Ha/petani dan menurun menjadi 0,55 Ha/petani di tahun 2025.Kata Kunci : Pesisir indramayu, citra satelit, abrasi dan sedimentasi, Rasio lahanABSTRACTCoastal areas as a transitional region connecting the land ecosystems and marine ecosystems, are vulnerable to damage and changes caused by various human activities on land and at sea. Indramayu regency is one of the areas in the North Coast of West Java is the most severely damaged among all districts in the northern coast of West Java and has a coastal land use complete enough from residential areas, wet rice fields, ponds, and industrial (power plant and Gas). The number of change in coastal line include erosion and sedimentation derived from Landsat satellite image data coastal areas of Indramayu district in 1994-2009 with the composite method RGB 4, 5, 7 and methods AGSO then do the digitization process. The extent of abrasion in 11 districts of the coastal Indramayu from 1994 - 2009 are 3900.41 hectares with average abrasion rate of 23.64 ha / year and sedimentation area of 650.29 hectares with an average sedimentation rate of 4.81 ha / year. Results of regression calculations to land ratio for the 2015 population of 0.07 ha / life and decreased in 2025 to 0.05 hectares /life .Rasio farmers' fields for 2015 of 0.66 ha / farmer and decreased to 0.55 Ha / farmers in 2025. Keywords: Coastal area of indramayu, satellite imagery, erosion and sedimentation, land Ratio
ABSTRAKPerubahan garis pantai di wilayah pesisir Kabupaten Karawang hampir mencapai 50% dari panjang garis pantai yang ada saat ini. Perubahan dalam bentuk abrasi dan akresi ini berdampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui jarak dan laju perubahan garis pantai, serta perubahan maksimum abrasi dan akresinya. Perhitungan perubahan garis pantai menggunakan aplikasi Digital Shoreline Analysis System (DSAS) dengan metode statistik Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Abrasi terparah terjadi pada segmen 5 di Kecamatan Tirtajaya dan akresi terparah terjadi pada segmen 16 di Kecamatan Cilamaya Wetan. Rata – rata abrasi dari tahun 1990-2018 di pesisir Kabupaten Karawang mencapai 101,28 m dengan laju 3,64 m/tahun. Sedangkan, untuk akresi mencapai 195,63 m dengan laju 7,04 m/tahun. Perbedaan waktu pengamatan dalam analisis perubahan garis pantai dalam penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, memberikan hasil berkesesuaian dengan penelitian sejenis sebelumnya, untuk wilayah yang sama.Kata Kunci: garis pantai, DSAS, Kabupaten Karawang, abrasi, akresiABSTRACTCoastline of Karawang Regency changes almost 50% from total length of the coastline. The change is process of abrasion and accretion and it impacts quality of community life in the area. This tudy aims to calculate coastline change in term length of distance and its speed. The calculation uses Digital Shoreline Analysis System (DSAS) with statistical method of Net Shoreline Movement (NSM) and End Point Rate (EPR). Maximum abrasion occurs in segment 5 of Tirtajaya District and maximum accretion occurs in segment 16 of Cilamaya Wetan District. Averaged coastline changes from years of 1990-2018 showed that abrasion has length of 101,28 m and the speed is 3,64 m/year. Meanwhile, accretion has length of 195,63 m and the speed is 7,04 m/year. This research observes the coastline change in different years with other earlier studies, and the results showed agreement with similar studies in the same area.Keywords: coastline, DSAS, Karawang Regency, abrasion, accretion
ABSTRAKIndonesia merupakan negara yang rawan terhadap berbagai jenis bencana geologi. Salah satu bencana geologi yang sering terjadi adalah erupsi gunungapi. Gunung Sinabung merupakan gunungapi yang terletak di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Gunungapi ini telah mengalami letusan pada tahun 2010, menyemburkan abu vulkanik hingga menyebabkan kerusakan terhadap tutupan lahan yang berada di area letusan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan tutupan lahan di Kecamatan Payung, Naman Teran, Tiganderket, Merdeka, dan Simpang Empat. Data yang digunakan adalah Citra Landsat 5 TM tahun 2009 dan 2011. Identifikasi tutupan lahan dilakukan dengan metode Supervised Maximum Likelihood Classification. Hasil analisis menunjukkan adanya perubahan tutupan lahan pada tahun 2009-2011, yaitu hutan berkurang 1,6%, bangunan bertambah 0,2%, kebun bertambah 9,0%, semak berkurang 6,8%, dan sawah berkurang 0,2%.Kata kunci: perubahan tutupan lahan, supervised maximum likelihood classification, citra Landsat 5 TMABSTRACTIndonesia is a vulnerable country to various types of geological disasters. One of the frequent geological disasters is volcanic eruption. Mount Sinabung is a volcano located in Karo Regency, North Sumatera. This volcano has erupted in 2010, spewing volcanic ash which caused damage to land cover in the eruption area. The purpose of this study is to identify land cover changes in Payung, Naman Teran, Tiganderket, Merdeka, and Simpang Empat Districts. The data used are Landsat 5 TM imagery in 2009 and 2011. Identification of land cover is carried out using the Supervised Maximum Likelihood Classification method. The results of the analysis show that there was a change in land cover in 2009-2011, ie forest decreased by 1.6%, building increased by 0.2%, farm increased by 9.0%, bush decreased by 6.8%, and rice field decreased by 0.2%.Keywords: land cover change, supervised maximum likelihood classification, Landsat 5 TM imageryABSTRAK
ABSTRAKTeknologi pengindraan jauh memudahkan dalam penyediaan data untuk memperoleh garis pantai, terutama untuk wilayah lautan yang luas seperti Indonesia. Ekstraksi garis pantai dari citra satelit merupakan salah satu cara untuk memperoleh nilai-nilai piksel sepanjang garis pantai. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari dan menentukan pola sebaran nilai piksel di sepanjang garis pantai area sampel di Teluk Genteng serta untuk mengetahui sinkronisasi dengan garis pantai dari Peta RBI. Penelitian ini menggunakan citra satelit Landsat 4-5 TM dengan Band 5 digunakan untuk memisahkan darat dan air. Pola sebaran nilai piksel didapatkan dengan menampalkan hasil ekstraksi dengan citra asli dan Peta RBI. Dari penelitian ini diperoleh bahwa pola sebaran nilai piksel batas yang terjadi pada area sampel menyebar secara acak, nilai piksel batas tertinggi adalah 242, nilai piksel batas terendah adalah 27, rentang nilai piksel batas adalah 215, rentang nilai piksel air adalah 126, rentang nilai piksel darat adalah 143, dan secara umum bentuk dari ekstraksi hampir mendekati garis pantai Peta RBI.Kata kunci: ekstraksi garis pantai, nilai piksel, Peta RBI ABSTRACT Technologies in remote sensing give the effortless way in preparing data to build the coastline, especially for country which has vast areas of sea such as Indonesia. Coastline extraction from satellite imagery is one of alternatives to get the pixel values along the coastline. To find and determine the distribution pattern of pixel values along the coastline of sampel area in Genteng Bay and to determine the synchronization with the coastline of RBI Map are taken as the focus of this research. Landsat 4-5 TM with Band 5 is the satellite imagery which is used to separate land and water. The distribution pattern of pixel values is obtained through overlaying the extraction with the initial pixel values and RBI Map. It can be detected that distribution of boundary pixel values in sampel area show the random pattern, the maximum values is 242, while the minimum is 27 with range of 215. The range of water pixel values is 126 and 143 for the land. Besides, the coastline extraction almost coincides with RBI Map coastline.
ABSTRAKPola arus laut dan distribusi sedimen merupakan proses dinamika di suatu perairan yang mempunyai karakteristik berbeda-beda, sehingga berpengaruh terhadap pembentukan geomorfologi pantai di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola arus dan sedimen di perairan Pantai Muara Kamal Jakarta Utara di tahun 2012. Data yang digunakan merupakan data primer dan data sekunder, data primer meliputi data arus yang didapat dari pemasangan ADCP(Acoustic Doppler Current Profiler), data pasang surut dan sedimen perairan yang diambil dengan sedimen grab. Data sekunder berupa peta LPI (Lingkungan Pantai Indonesia) tahun 2000 skala 1:50.000 dari BIG (Badan Informasi Geospasial) dan citra satelit Google Earth tahun 2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan arus yang paling besar terdapat pada lapisan permukaan dengan kecepatan 0,242 m/s kearah barat daya (207,8o), kecepatan arus terkecil terdapat pada lapisan dasar yaitu 0,141 m/s kearah barat daya (207o). Hasil simulasi model hidrodinamika 2D, menunjukkan bahwa pada saat pasang arus laut mengarah ke daratan (selatan) dan pada saat surut arus laut mengarah ke laut lepas (barat laut). Berdasarkan kandungan ukuran butir sedimen di perairan Pantai Muara Kamal Jakarta Utara adalah pasir (64.98 - 72.15%) fraksi pasir tertinggi distasiun B(belakang geotekstil), lanau (24.56 - 29.36%) fraksi lanau tertinggi di stasiun C (depan geotekstil) dan Lempung (1.64 – 5.64%) fraksi lempung tertinggi di stasiun C (depan geotekstil). Kata kunci: Arus, Pantai Muara Kamal, Sedimen, model hidrodinamika 2D ABSTRACTOcean current and sediment distribution are the dynamic process that have different charactheristic and therefore influenced beach geomorfophology around the world. This research aims to understand both ocean current and sediment pattern in Muara Kamal North Jakarta in 2012. This research used primary and secondary data, primary data were consisted of current data from ADCP (Acoustic Doppler Current Profiler), tidal data and bottom sediment samples. Secondary data involved of Indonesia Coastline Environmental map of year 2000 with scale 1:50.000 from Geospatial information Agency and a satellite data from Google earth of year 2009. The results showed that greatest ocean current velocity contained in the surface layer at a speed of 0,242 m/s with to southwest direction (207.8o), the smallest current velocity was in bottom layer is 0.141 m/s with southwest directiont (207o). Based on 2D hydrodynamic model simulation indicated that when high tide ocean current was flowed to the mainland (south) when low tide the current was flowed to the open sea direction. Based on the content grain size of the sediment, the studi area consisted of sand (64.98 - 72.15%) the highest sand fraction at station B(rare of geotextile) , silt (24.56 - 29.36%) the highest silt fraction at station C (front of geotextile) andclay (1.64 – 5.64%) the highest clay fraction at station C(front of geotextile) Key Words: Current, Muara Kamal Shoreline, Sediment, 2D hydrodynamics model
Penilaian kesesuaian perairan dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut salah satunya dipengaruhi oleh parameter kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan kesesuaian perairan dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut dengan pendekatan Multidimensional Scaling. Hal ini diharapkan akan diperoleh tingkat kesesuaian perairan serta parameter kualitas perairan yang paling dominan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas perairan di Pulau Panjang dalam mendukung kegiatan budidaya rumput laut yaitu cukup sesuai dengan nilai berkisar antara 58-68. Parameter kualitas perairan yang paling dominan yaitu fosfat dengan nilai perubahan RMS 6,376. Penelitian ini menunjukkan bahwa dominannya kandungan fosfat di wilayah perairan Pulau Panjang merupakan indikator terjadinya pencemaran yang bersumber dari limbah domestik yang diduga berasal dari kegiatan pertanian, peternakan serta limbah rumah tangga. Namun demikian tingkat kesesuaian perairan di Pulau Panjang apabila dikelola dengan baik atau mendapatkan perhatian yang lebih dari pihak-pihak yang berkepentingan dengan budidaya rumput laut, maka dapat berpengaruh terhadap tingkat kesesuaian perairan. Sehingga kualitas perairan di Pulau Panjang dapat mengalami pergeseran kearah sesuai. Kata Kunci:kesesuaian, kualitas air, Pulau Panjang, rumput laut
Pantai Sayangheulang di Kecamatan Pameungpeuk dan Pantai Santolo di Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut digunakan dalam berbagai kegiatan untuk penunjang pendapatan masyarakat salah satunya wisata pantai. Fenomena abrasi dan akresi beberapa tahun ini telah terjadi di kedua pantai tersebut. Proses ini akan mempengaruhi aktivitas, khususnya kegiatan pariwisata. Perhitungan luasan abrasi dan akresi yang terjadi dipantai sayangheulang dan santolo, didapatkan dari interpretasi citra landsat 5 tahun 1995, landsat 7 tahun 2003 dan landsat 8 tahun 2016. Metode pengolahan pemisahan darat dan laut pada citra satelit landsat dengan menggunakan metode BILKO, kemudian dilakukan digitasi on screen pada ketiga citra tersebut. Proses digitasi atau deliniasi garis pantai berpedoman pada piksel yang memiliki nilai reflektansi citra, nilai reflektansi untuk objek air adalah 0.997-0.999 yang direpresentasikan warna putih dan untuk darat lebih kecil dari 0.997 yang direpresentasikan dengan warna hitam. Proses digitasi secara konsisten dilakukan dari tengah piksel. Setalah itu, masing-masing garis pantai dioverlaykan satu sama lain, dan dihitung luasan abrasi dan akresinya. Garis pantai yang mundur dari tahun yang terlama (tahun 1995) diinterpretasikan kejadian abrasi, sedangkan garis pantai yang maju sebagai akresi. Validasi dilakukan dengan datang ke lokasi langsung untuk melihat kondisi fisik pantai, tracking garis pantai dan melakukan wawancara dengan penduduk setempat dengan cara pembagian kusioner. Hasil luasan abrasi yang diperolah dari pengolahan citra landsat tahun 1995-2003 sebesar 6.35 Ha dengan laju 0.7 Ha/tahun, tahun 2003-2016 sebesar 12.60 Ha dengan laju 0.9 Ha/tahun. Hasil luasan akresi tahun 1995-2003 sebesar 6.72 Ha dengan laju 0.8 Ha/tahun, tahun 2003-2016 sebesar 1.38 Ha dengan laju 0.1 Ha/tahun Pemetaan zonasi pantai berdasarkan data abrasi dan akresi kemudian digunakan menentukan wilayah mana saja yang masuk zona aman, rehabilitasi dan pemanfaatan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.