Diaper Rash is one of the problems that arise in the baby skin due to the incorrect treatment of the perineal area. The worst impact of incorrect treatment perineal care can disrupt the growth process, so it is necessary to give an intens good treatment, especially the perineal area of the baby in order to avoid problems such as Diaper Rash. The purpose of this study was to determined the description of perineal care in infants with diaper rash at PMB Santi Rahayu Jabung Malang Regency. This study using Qualitative descriptive research method with a case study approach. The method of geting respondens with a purposive sample of 4 mothers who have babies with diaper rash, 3 baby grandmothers, and 1 baby aunt who lives together as familly and involved in daily care of the baby. The validity of the data uses source triangulate method. The instrument that used in this study is the guideline for in depth interviews and the results from mobile voice recordings as documentation in the study. The result of this study showed that mothers treated their perineal babies before Diaper Rash by using pampers diapers longer than cloth diapers, changing brands of pampers, using fragrance softeners when washing diapers and baby clothes, changing pampers more than four hours, does not dry the perineal area after cleaning, use powder to the perineal area, change the brand of bath soap
Berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu lebih banyak dilakukan pada saat perempuan sudahhamil, sedangkan program kesehatan reproduksi remaja belum menyentuh materi bagaimana menyiapkankehamilan yang sehat. Penyiapan kesehatan reproduksi pada catin di KUA belum maksimal karena keterbatasanpemateri kesehatan yang bisa memberikan pembekalan secara kontinyu. Kelas pra nikah untuk remaja usiaakhir dan belum menikah menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tujuan kegiatan adalahmeningkatkan pengetahuan remaja tentang kesiapan menjalani kehamilan yang sehat melalui kegiatan kelas pranikah. Metode yang digunakan adalah ceramah tanya jawab dan diskusi dengan media pembelajaran lembarbalik persiapan pranikah, lap top dan video. Sasaran kegiatan adalah remaja putri sejumlah 24 orang yangdibagi dua kelompok yang masing masing kelompok dua kali pertemuan dengan topik kesiapan fisik, kesiapangizi dan kesiapan psikologis menghadapi kehamilan. Kegiatan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2019. Pada akhirpertemuan dilakukan pemeriksaan kadar Hb sebagai upaya skreening anemia. Hasil kegiatan pengabmasmenunjukkan ada perubahan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah pemberikan pendidikan kesehatanmelalui kegiatan kelas pra nikah. Kegiatan ini bisa menjadi salah satu alternatif pendidikan pra nikah berbasiskomunitas, yang bisa dilakukan sebagai kegiatan tersendiri maupun mengikuti kegiatan pemberdayaan ditingkat masyarakat yang sudah ada misalnya posyandu remaja maupun karang taruna.
Background: Postpartum depression is a psychological disorder during the postpartum period which is more dangerous than the baby blues. Postpartum depression can have a serious impact on the development of the baby as well as the social life of the mother. To anticipate the incidence of postpartum depression, it is necessary to have early detection. The purpose of this study was to describe the results of the seventh day postpartum depression screening at PMB S Malang City. Methods: The design of this research is descriptive quantitative with a population of 72 postpartum mothers, the number of samples is 57 people who are taken at simple random. Research instrument: EPDS questionnaire. Results: The results showed that postpartum mothers experienced postpartum depression in as many as 22.8%. Postpartum mothers who have an EPDS score 10 are mothers with the age group > 35 years, working mothers, high school education, nuclear family type, and the number of children 2 - 3 people. Conclusion: Even in small amounts, postpartum depression can have a negative impact on maternal mental health and child development in the future, so early detection efforts need to be cultivated.
<p><strong>Latar Belakang:</strong> Kontrasepsi suntik <em>Depo Medroksiprogesteron Asetat (DMPA)</em> merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh wanita, namun banyak dari mereka tidak mengetahui efek jangka panjangnnya. Kandungan hormon progestine dalam kontrasepsi <em>DMPA</em> dapat menekan hormon estrogen sehingga vagina menjadi kering dan mengakibatkan gangguan seksual. <strong>Tujuan:</strong> Mengetahui hubungan lama penggunaan suntik <em>DMPA</em> dengan gangguan seksual.</p><p><strong>Metode:</strong> Penelitian analitik observasional dengan rancangan studi <em>cross sectional</em>. Sampel penelitian berjumlah 60 akseptor suntik <em>DMPA</em> yang dipilih secara <em>simple random sampling</em>. Variabel penelitian adalah lama penggunaan kontrasepsi suntik <em>DMPA</em> dan gangguan seksual. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner FSFI. Analisis data menggunakan <em>c</em><em>hi </em><em>s</em><em>quare</em> dengan tingkat kemaknaan 0.05.</p><p><strong>Hasil:</strong> Hasil penelitian menunjukkan dari 26 responden dengan lama penggunaan kontrasepsi <em>Depo Medroxyprogesterone</em> ≥ 5 tahun semua (100%) mengalami gangguan seksual. Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara lama penggunaan suntik <em>DMPA</em> dengan gangguan seksual (p=0.038). <strong>Simpulan:</strong> Lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA meningkatkan kejadian gangguan seksual pada akseptor. Akseptor DMPA agar <em>switching</em> menggunakan kontrasepsi hormonal dan bukan hormonal untuk mengurangi efek samping gangguan seksual.</p>
Background: Adolescence is the starting point of the human life cycle in preparing for a healthy reproductive process. Guidance and information that is not true at this time can oftaffectect the future of adolescents. Most adolescents don’t use Adolescent Reproductive Health (ARH) services (57%), quite a lot of adolescents (46.3%) use internet technology in accessing the information on ARH (Sampulawa & Mubarokah, 2015). Based on the above background, the researcher wants to explore the behavior of using ARH facilities in the city of Malang. Methods: Descriptive research method with cross-sectional approach, with population, are all teenagers in the city of Malang. The research sample was taken using the purposive sampling technique, obtained a suitable sample of 200 adolescents from April to June 2021. The inclusion criteria of this study were unmarried and willing to be research respondents. Collecting data using a questionnaire via a google form. Descriptive analysis technique, presented in the frequency distribution. Results: The majority of respondents have never received correct knowledge about reproductive health (89.6%), with the majority of information sources obtained from schools (80%) and mass media (45.5%). Respondents used mass media to access information on reproductive health from the internet (87.5%) and books (51.5%). In using gadgets, respondents use them for 5-10 hours a day (53.5%), but only occasionally use them to find information about reproductive health (50.5%). Respondents stated that the use of mass media as a source of information about reproductive health can help in maintaining health (96.5%). Conclusion: Internet-based health education about adolescent reproductive health is needed because it is easy and simple, and the content is interesting to read. It can be used as an alternative media for reproductive health learning.
Kasus kecelakan kerja dalam pelayanan kesehatan yang paling banyak karena tertusuk benda tajam/ jarum suntik sebanyak 63,2%, saat pemasangan infus 33,4%, pengambilan darah dan injeksi 29,9%. Mereka yang terpapar pajanan dengan darah mempunyai risiko tertular HIV 15,95 kali lebih tinggi dibanding dengan yang tidak terpapar pajanan. Tujuan penelitian ini menganalisa faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan VCT oleh Bidan di Kota Bandung sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 70 orang. Analisis data menggunakan chi square. Hasil sebagian besar responden mempunyai riwayat tertusuk jarum suntik sebanyak 81,4% terpapar oleh air ketuban yaitu sebanyak 68,6 %, menolong persalinan dengan sarung tangan sebanyak 57,1 %, tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan invasif, 40% lain-lain sebanyak 15,7 %. Sebagian responden mempunyai kerentanan tertular HIV yang tinggi dari risiko pekerjaannya (57,1%), sebagian responden mempunyai persepsi rintangan yang tinggi untuk VCT (58,6%) dan sebagian besar responden mempunyai persepsi manfaat VCT yang rendah (72,9%) sedangkan sebagian besar responden memanfaatkan VCT (77,1). Terdapat hubungan antara persepsi rintangan dan manfaat untuk melakukan VCT dengan nilai p value (< 0,005). Responden yang mempunyai persepsi rintangan tinggi mempunyai perluang 2,2 kali untuk tidak memanfaatkan VCT (OR 2,2) dibandingkan dengan responden yang mempunyai persepsi rintangan rendah untuk VCT. Sosialisasi program profilaksi pasca pajanan agar bidan dapat memanfaatkan VCT.
Kehamilan remaja menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang serius di dunia karena berpotensi menimbulkan risiko pada ibu maupun bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran komplikasi maternal dan luaran bayi baru lahir pada kehamilan remaja. Desain penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi yang seluruh bayi baru lahir dari ibu usia remaja tahun 2017 sampai 2018 di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang sejumlah 75 orang dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah rekam medis dan cek list pengumpulan data. Analisis data menggunakan univariat yang disajikan dalam distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil terjadi komplikasi maternal (25,3%) dengan insiden terbanyak adalah ketuban pecah dini (8%). Luaran bayi baru lahir pada kehamilan remaja didapatkan usia gestasi cukup bulan (53,3%), berat badan lahir rendah (54,7%), APGAR skor <7 (54,7%). Risiko komplikasi akibat kehamilan pada remaja bisa diminimalkan dengan upaya kontak secara dini dengan pelayanan kesehatan dan melakukan pemeriksaan ante natal secara teratur.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
334 Leonard St
Brooklyn, NY 11211
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.