Rinitis alergi dan asma bronkial merupakan penyakit saluran pernapasan yang memiliki kesamaan dalam hal anatomi dan mediator inflamasi. Inflamasi pada rinitis alergi dan asma bronkial melibatkan akumulasi eosinofil dalam membran mukosa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan nilai eosinofil antara penderita rinitis alergi dan penderita asma bronkial. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik desain cross sectional. Pemeriksaan nilai eosinofil menggunakan Automated Hematology Analyzer Sysmex XS-800i di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang. Teknik consecutive sampling sebanyak 31 penderita rinitis alergi dan 31 penderita asma bronkial yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian memperlihatkan rata-rata nilai eosinofil penderita rinitis alergi 2,26% dan penderita asma bronkial 5,74% dengan hasil Mann-Whitney test diperoleh p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan, terdapat perbedaan yang bermakna antara nilai eosinofil antara penderita rinitis alergi dan penderita asma bronkial.
Peningkatan kasus positif pada pandemi COVID-19 menjadi perhatian khusus dunia farmakologi di Indonesia. Kelimpahan sumber daya alam dalam bentuk sediaan herbal menjadi salah satu keuntungan yang dimiliki Indonesia. Namun, pemanfaatannya sebagai salah satu langkah pencegahan pada pandemi COVID-19 masih belum optimal. Pemahaman masyarakat terkait dengan pemanfaatan sediaan herbal perlu dievaluasi untuk mengetahui pemahaman penggunaan herbal sejak dini. Pada penelitian ini dilakukan studi kualitatif penggunaan herbal untuk pencegahan COVID-19 khususnya di wilayah Mariana, kecamatan Banyuasin 1, Sumatera Selatan. Dilakukan observasi tanggapan masyarakat terkait penggunaan herbal, dipilih 10 responden yang memenuhi kriteria dan dilakukan wawancara secara ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat pada wilayah pengamatan telah memahami dan menerapkan penggunaan herbal sebagai langkah preventif dalam menangani COVID-19. Sebagian besar digunakan jenis herbal yaitu jahe, jeruk nipis, sambiloto, meniran, lemon, sereh, kayu manis, temulawak, kunyit, kencur, daun pandan, dan biji jintan. Upaya penggunaan herbal dinilai oleh masyarakat di wilayah pengamatan cukup efektif dalam mencegah penularan COVID-19 karena memberikan efek lebih segar untuk beraktifitas sehari-hari dan meningkatkan imunitas tubuh, serta menambah stamina untuk bekerja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.