Salah satu potensi ekosistem pesisir yang cukup luas ada di perairan Teluk Ambon Dalam adalah ekosistem mangrove. Ancaman bagi ekosistem mangrove yang ada di perairan Teluk Ambon adalah aktivitas yang berlangsung di sekitarnya (antropogenik). Adanya beberapa sungai yang bermuara di Teluk Ambon menjadi pendukung masuknya buangan/limbah dari darat. Logam berat Pb dan Cd telah terdeteksi pada air laut di perairan Teluk Ambon, sehingga dianggap penting untuk melakukan penelitian pada sedimen ekosistem mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi logam berat (Pb dan Cd) dalam sedimen pada ekosistem mangrove Teluk Ambon. Penentuan titik pengambilan sampel sedimen pada ekosistem mangrove dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisis sampel dilakukan dengan menggunakan metode Nitric Acid-Perchloric Acid Digestion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat Plumbum (Pb) berkisar antara 18,25-35,98 mg/kg dan Cadmium (Cd) 1,57-2,70 mg/kg. Hasil analisis menunjukkan bahwa, Pb walaupun didapati dalam konsentrasi yang cukup tinggi namun belum melampaui ambang batas toksik, sementara Cd telah mendekati ambang batas toksik. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa, sedimen telah terkontaminasi logam berat Pb dan Cd namun belum berpengaruh pada ekosistem mangrove, dan merupakan indikasi bahwa terjadi filtrasi alami.
Perairan Laut Banda merupakan perairan terbuka yang memiliki dinamika dan karakteristik perairan yang sangat kompleks. Perairan tersebut memiliki topografi bawah laut yang beragam dan dikelilingi oleh banyak pulau baik pulau besar maupun kecil. Selain itu perairan ini juga sangat dipengaruhi oleh fenomena ENSO. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola sebaran Klorofil A di Perairan Laut selama periode La Nina dan Tingkat Produktivitas Primer. Penelitian ini menggunakan data bulanan klorofil a tahun 2010, dari satelit MODIS AQUA yang kemudian diolah menggunakan perangkat lunak Surfer-12. Hasil penelitian menunjukkan adanya pola variasi sebaran klorofil a di Perairan Laut banda selama fenomena El nino dan La Nina.
The Deep chlorophyll maximum (DCM) in the Banda Sea during the second transitional season (October 2015) was relatively shallow (25 - 64 m) above the mixed layer and far from the base of the euphotic layer or compensation depth. Its presence was identical to the depth of nitraclin injected into the mixed layer as a result of upwelling generated by internal waves. The contribution of these waves to the increase in Banda Sea fertility calculated using ocean color data is 56.87%. This phenomenon is due to the shallow optical depth of the satellite (20-25 m) while high chlorophyll-a concentrations are below. DCM was also associated with the swimming layer of Madidihang (Thunnus albacares) (34 - 68 m) caught with longline gear during the same period.
Kelayakan penggunaan data set citra AVHRR Pathfinder Day and Night dan Aqua MODIS (SSTSkin) sebagai model telah diuji melalui validasi data in situ SST(SSTBulk) Triton Bouy Mooring yang terekam pada kedalaman 1,5 meter di bawah air permukaan laut selama periode monsun barat (2002 - 2003 tahun) di Warm Pool Pasifik Barat. Hasil analisis menunjukkan bahwa meskipun resolusi spasial yang berbeda, akurasi dan variasi pengukuran SSTSkin kedua model relatif sama dan memiliki korelasi yang kuat dengan SSTBulk (AVHRR RMSE = 0,51C, Cv = 2%, r = 0,63 ; MODIS RMSE = 0, 55 C, Cv = 2% , r = 0, 84) dan berada pada kisaran sintesis penelitian sebelumnya di perairan yang berbeda. Respons AVHRR dan MODIS SSTSkin terhadap SSTBulk sangat berbeda di mana MODIS SSTSkin selalu lebih besar dari SSTBulk (Bias ± STD ; 0,72 ± 0,44 C). Kecepatan angin > 3 m/s meningkatkan kedua nilai SSTSkin and SSTBulk sebaliknya kecepatan angin < 2.5 m/s menyebabkan efek pendinginan pada permukaan. Periode peningkatan SSTSkin akan terjadi di bawah pengaruh anomali angin barat (WWBs) atau anomali angin timur (EWBs). Tidak seperti MODIS, AVHRR SSTSkin selalu lebih rendah dari SSTBulk (Bias ± STD; -0.14 ± 0.69 C) dan SSTSkin > hanya terjadi di bawah pengaruh WWBs dan EWBs. Hasil uji Test-t (paired) pada selang kepercayaan 95% menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara hasil pengukuran model dengan SSTBulk in situ diindikasikan oleh tcal < ttab (AVHRR tcal = -1.383 < ttab = 2.010 ; MODIS tcal = -4.133 < ttab = 2.010). Dengan demikian, kedua data model dapat digunakan untuk penelitian oseanografi dan aplikasi lainnya menggunakan SST sebagai parameter kunci di perairan tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.