Kadar karbondioksida (CO2) di alam semakin bertambah seiring dengan berkembangnya peradaban manusia. Disisi lain, hutan mangrove dapat menyerap dan menyimpan karbon dalam jumlah yang besar dan waktu yang lama, sehingga mampu berperan dalam mitigasi perubahan iklim. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan karbon yang ada pada tegakan, sedimen, dan serasah daun mangrove serta tingkat penyerapan CO2. Penelitian ini dilaksanakan pada November 2019 di kawasan ekosistem hutan mangrove Desa Bedono, Sayung, Demak. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling di 4 stasiun dengan total titik sampling 12. Analisis karbon menggunakan persamaan allometrik untuk menghitung simpanan karbon pada tegakan, kemudian untuk sedimen dan serasah daun menggunakan metode Loss on Ignition (LOI). Hasil yang diperoleh yaitu ditemukan 2 jenis mangrove pada lokasi penelitian yaitu Avicennia marina, dan Rhizopora mucronata. Nilai kerapatan jenis masing-masing spesies yaitu 4875 indv/ha, dan 200 indv/ha. Persentase penutupan rata-rata sebesar 76,94%. Kandungan karbon yang ada pada tegakan, sedimen, dan serasah daun mangrove masing-masing yaitu mangrove sebesar 190,257 ton karbon/ha, 480,608 ton carbon/ha, dan 0,00165 ton carbon/ha /hari.
<p>Semarang merupakan ibu kota Provinsi Jawa Tengah yang terletak di wilayah pesisir dan terjadi perubahan ekosistem pesisir akibat dampak dari pembangunan wilayah pantai serta perubahan lingkungan, khususnya di empat kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Tugu, Semarang Barat, Semarang Utara, dan Genuk. Pada empat kecamatan tersebut terjadi erosi yang menyebabkan perubahan garis pantai serta menyebabkan wilayah tersebut menjadi rentan terhadap bencana seperti banjir rob, degradasi ekosistem, dan rusaknya fasilitas di wilayah pesisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan garis pantai (luasan erosi dan akresi) dari tahun 2003-2018 dan mengetahui nilai kerentanan pesisir Kota Semarang menggunakan metode CVI (<em>Coastal Vulnerability </em><em>Index</em>). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode <em>purposive sampling </em>digunakan untuk penelitian yang memerlukan kriteria khusus, dimana teknik pengambilan sampel dengan sengaja berdasarkan suatu pertimbangan dan tujuan tertentu<em>.</em> Perhitungan luasan erosi dan akresi dilakukan dengan <em>men</em><em>umpangsusun</em> citra satelit Landsat dan Sentinel 2. Diketahui luasan erosi terbesar di pesisir Kota Semarang terjadi pada tahun 2008 – 2013 dengan luasan 337,986 ha, sedangkan akresi terbesar terjadi pada tahun 2013-2018 dengan luasan 195,338 ha. Analisis kerentanan pantai dengan indeks kerentanan pantai atau<em> </em>CVI di pesisir Kota Semarang termasuk dalam kategori kerentanan sangat tinggi, dengan nilai setiap bobot kerentanan pada Kecamatan Tugu sebesar 32,27, Kecamatan Semarang Barat dan Semarang Utara sebesar 14,43, serta Kecamatan Genuk sebesar 28,87. Variabel yang paling dominan dan berperan dalam menentukan nilai kerentanan pantai pada penelitian ini yaitu geomorfologi, kemiringan pantai, dan erosi/akresi.</p>
Blue carbon adalah karbon yang diserap dan disimpan di ekosistem pesisir dalam bentuk biomassa. Padang lamun memiliki fungsi utama sebagai penyimpan karbon biru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase karbon organik biomassa dan di sedimen lamun, serta total stok karbon di sebagian BTN Karimunjawa. Kerapatan dan tutupan lamun diakses melalui transek kuadran dan analisis kandungan karbon organik dilakukan dengan metode Loss on Ignition (LoI). Kandungan karbon organik rata-rata tertinggi di ketiga stasiun berada di Pulau Nyamuk (Stasiun 1) dengan persentase dari biomassa-bawah sebesar 33,13%, biomassa atas-sedimen 29,19% dan pada sedimen masing-masing sebesar 2,75% dan 2,82%. Berat karbon biomassa bawah lebih besar daripada biomassa atas kecuali pada genus Halophila. Berat karbon sedimen memiliki persentase kontribusi tertinggi terhadap total stok karbon di padang lamun yaitu 97,92-98,49%. Stok karbon tertinggi juga berada di Pulau Nyamuk (Stasiun 1) yaitu sebesar 13248,29 ton C/ha. Pantai Pokemon Pulau Kemujan (Stasiun 2) dengan luas padang lamun 7,68 ha menambat total stok karbon paling tinggi, yakni 83003,14 ton C.
Mapping of Classification and Analysis of Changes in Mangrove Ecosystem Using Multi-Temporal Satellite Images in Karimunjawa, Jepara, Indonesia Mangrove ecosystem is one of the three ecosystem in the coastal area which has important ecological role in supporting marine life and fisheries resources. These important roles include spawning ground and nursery ground for various marine organisms. However, in the last decades, mangrove ecosystem has been undergoing significant degradation. The aim of this research is to quantify the changes of mangrove coverage and density in Karimunjawa as well as key-factors leading to the changes. Supervised classification method (83% accuracy and Kappa coefficient 0.73%) was applied to satellite images to identify the temporal changes in mangrove coverage. Mangrove density was quantified using NDVI algorithm and NIR-RED wavelength. The result shows that during three periods of observed data, changes in mangrove coverage were significant: 126.81 ha increase (1992 – 2003); 82.37 ha decrease (1992 – 2017); and 209.18 ha decrease (2003 – 2017). Mangrove density in most part of Karimunjawa belongs to the category of ‘low’ (NDVI value: -1 – 0.33). Key factors contributing to the decrease mangrove coverage are deforestation, natural phenomena, land conversion into fish ponds and hotels. The only increase in the year 1992 – 2003 was caused by high sedimentation level that allows more mangroves to grow. Overall, the methods in this research could be used as an approach to describe to effectively monitor the changes of mangrove coverage in an area as basic data for sustainable environmental management. Ekosistem mangrove merupakan salah satu dari tiga ekosistem pesisir yang memiliki peranan ekologis penting dalam mendukung kehidupan dan keberlangsungan dari sumberdaya perikanan. Hal tersebut dikarenakan fungsi mangrove sebagai tempat memijah dan asuhan bagi banyak biota air. Beberapa dekade terakhir keberadaan dari ekosisitem mangrove mengalami degradasi yang sangat signifikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan luasan dan kerapatan mangrove dan mengidentifikasi faktor penyebabnya. Metode analisa perubahan luasan mangrove menggunakan citra satelit multi temporal dengan dilakukan pembuatan klasifikasi menggunakan metode supervised classification dengan nilai akurasi total 83% dengan Kappa koefisien 0,73%. Setelah terseleksi antara mangrove dan non mangrove maka dilakukan perhitungan kerapatan tajuk menggunakan algoritma NDVI dengan memanfaatkan panjang gelombang NIR dan RED. Hasil analisa spasial dengan rentang 3 tahun berbeda didapatkan perubahan penurunan dan penambahan luasan mangrove terjadi secara signifikan: tahun 1992 – 2003 telah terjadi penambahan luasan sebesar 126,81 ha; tahun 1992–2017 terjadi perubahan luasan sebesar 82,37 ha; tahun 2003–2017 terjadi perubahan luasan sebesar 209,18 ha. Kerapatan mangrove di Karimunjawa sebagian besar tergolong kategori kerapatan jarang dengan nilai NDVI antara -1 – 0,33. Faktor utama penyebab penurunan luasan mangrove antara lain penebangan liar, faktor alam, perubahan fungsi lahan menjadi pertambakan dan perhotelan. Penambahan luasan mangrove terjadi pada antara tahun1992 sampai 2003 hal tersebut disebabkan sedimentasi yang menumpuk di pantai dan sudah ditumbuhi oleh mangrove. Secara keseluruhan metode ini dapat menggambarkan perubahan secara efektif serta hasilnya dapat dipergunakan untuk pemantauan dan perencanaan ekosistem mangrove di suatu wilayah.
ABSTRAK Timbal merupakan logam berat yang bersifat toksik dan biasanya bersumber dari industri cat, baterai dan percetakan. Sungai Tenggang berdekatan dengan Lingkungan Industri Kecil (LIK) dan pemukiman sehingga meningkatkan limbah ke dalam perairan termasuk logam berat. Hal tersebut menjadi alasan mengapa penelitian mengenai kandungan logam berat timbal pada ikan nila (Oreochromis niloticus) di Sungai tenggang, Semarang, Jawa Tengah ini dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal pada air dan ikan nila, mengetahui nilai biokonsentrasi faktor ikan nila serta mengetahui batas konsumsi mingguan daging ikan nila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan secara kuantitatif serta sampling menggunakan metode purposive sampling. Hasil perhitungan konsentrasi logam berat Pb dalam air rata-rata sebesar 0,155 mg/l. Konsentrasi logam berat Pb dalam daging ikan nila rata-rata 2,35 mg/kg. Hasil perhitungan bioconcentration factor (BCF) berkisar antara 12,03 – 17,17. Hasil perhitungan berat maksimal konsumsi ikan nila mingguan diperoleh rata-rata sebesar 0,63 kg/minggu. Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa kadar konsentrasi logam berat timbal pada air dan ikan nila di Sungai Tenggang tergolong cukup tinggi serta sudah melebihi ambang batas baku mutu yang telah ditentukan. Angka BCF logam berat timbal pada ikan nila termasuk dalam kategori tingkat akumulatif rendah (BCF < 100). ABSTRACT Plumbum is heavy metal that is toxic and source from paint industry, battery and printing. Tenggang river near with small industrial environment (LIK) and settlement so that increasing the waste entering to river including heavy metal waste. This is the reason for this research do. This study aims to determine the heavy metal Pb of water and Nile tilapia meat, bioconcentration factor of nile and knowing the limit of weekly consumption of nile tilapia meat (MTI). The study was conducted in April 2019. The method used was a descriptive method with the determination of sampling using purposive sampling. The result of heavy metal Pb concentration in water averaged by 0,155 mg/l. Concentration of heavy metal Pb in Nile tilapia (Oreochromis niloticus) meat averaged by 2,35 mg/kg. The calculation result of bioconcentration factor (BCF) is range between 12,03 – 17,17. The maximum limit result of weekly fish consumption is averaged by 0,63 kg/minggu. Based on the results obtained it can be concluded that concentration of heavy metal Pb in water and nile tilapia tenggang river quite high and has reached above the permisible limit. BCF number of heavy metal in nile tilapia fall into the category of low accumulative levels (BCF < 100).
The purpose of this study was to determine the distribution of CO2 flux in Karimunjawa in the east monsoon. The variables in this study were temperature; pH; salinity; DO; CO2 atm was measured using a CO2 meter; chlorophyll-a, phosphate, silicate were measured spectrophotometric method. Total Alkalinity / TA was measured using the titration method with the principle of changing pH; DIC (Dissolved Inorganic Carbon) was measured using CO2sys software. The partial pressure of seawater carbon dioxide calculated using formula: pCO2sea = 6.31T2 + 61,9 Chla2 – 365.85T – 94.41 Chl-a +5715.94, the partial pressure of atmospheric carbon dioxide calculated using formula: pCO2atm = xCO2atm (pb - pH2O). The calculation of the estimated CO2 flux using the formula: Flux CO2 = Kh x kwa x (∆pCO2) , if the CO2 flux has a positive value water acts as a CO2 source, and if it is negative, the waters act as a CO2 sink.. CO2 flux in Karimunjawa waters during east monsoon (represented by August 2018) showed that in Karimunjawa waters with normal pH 7.2-7.4 were dominated by bicarbonate ion HCO3-with an average value of DIC 1847.24 µmol/kg dan TA 1912.51 µmol/kg. The partial pressure of seawater CO2 is higher than the partial pressure of atmospheric CO2 this indicates that the role of Karimunjawa waters as a source of CO2 where there is release of carbon dioxide into the atmosphere with CO2 flux values ranging from 8.549 – 13.272 mmol m-2 day-1. The variables that affect the flux of CO2 were the pCO2sea and ΔpCO2 with a very strong and positive correlation. These two variables were influenced by sea water temperature, salinity, chlorophyll-a, phosphate and silicate.
Pemanasan global terjadi akibat komposisi gas rumah kaca diatmosfer berubah dimana komposisi terbesar didominasi oleh gas karbon dioksida antropogenik. Keadaaan tersebut menimbulkan perubahan iklim di bumi. Oleh karena itu diperlukan serapan gas karbon dioksida yang ada di atmosfer salah satunya melalui lautan yang disebut blue carbon. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi serapan blue carbon (Fluks CO2) di perairan Karimunjawa. Penelitian ini dilakukan di perairan sekeliling Pulau Karimunjawa pada bulan Mei 2018. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Sampel diambil di 15 stasiun pengamatan perairan Pulau Karimunjawa menggunakan metode purposive sampling method. Variabel yang digunakan yaitu sistem karbonat terdiri dari alkalinitas total, pH, DIC (Dissolved Inorganic Carbon), tekanan parsial CO2 serta kualitas perairan terdiri dari salinitas dan suhu perairan. Analisis data sistem karbonat dengan metode titrimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perairan Karimunjawa sebagian besar (13 stasiun) berfungsi sebagai pelepas CO2 dengan kisaran nilai fluks CO2 antara 1,79 sampai 21,64 mmolCO2/m2/hari dimana aliran CO2 bergerak dari lautan ke atmosfer. Sedangkan 2 stasiun lainnya berfungsi sebagai penyerap CO2 dimana aliran CO2 bergerak dari atmosfer ke lautan dengan kisaran nilai fluks CO2 -3,69 sampai -4,41 mmolCO2/m2/hari. Pola fluks CO2 mengikuti pola perubahan ∆pCO2, DIC, total alkalinitas, salinitas dan pH. Secara umum distribusi spasial potensi serapan blue carbon (fluks CO2) di perairan Karimunajwa sebagai pelepas CO2 dari lautan ke atmosfer dengan nilai fluks CO2 positif.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.