AbstrakBudidaya lele oleh pokdakan (kelompok bididaya ikan) di kota pekalongan mengalami kendala dalam penyediaan pakan buatan karena makin mahal melalui penerapan teknologi tepat guna maka dilakukan dan demplot pembuatan pakan buatan dengan memanfaatkan limbah/ gulma air yakni lemna minor dan maggot. Maggot dapat diproduksi secara mudah dan cepat, mengandung protein sebesar 40-50%, dan memanfaatkan limbah organik sebagai sumber makanannya. Kandungan protein kasar dari Lemna minor adalah 37,6% dan serat yang relatif rendah yakni 9,3%. Untuk mendapatkan pertumbuhan ikan yang optimum, perlu ditambahkan pakan tambahan yang berkualitas tinggi, yaitu pakan yang memenuhi kebutuhan nutrisi ikan. Metode penerapan teknologi tepat guna dengan penyuluhan, pelatihan dan demplot, aplikasi. Alat yang digunakan adalah penepung model FFC-15, pembuat pellet model MPT0010 dan pengering rakitan menggunakan gas. Hasil penerapan yakni anggota KUB lele mandiri dan KUB lestari 85% dapat membuat pakan buatan dengan pakan yang memiliki kandungan protein 30%. Kata kunci: pokdakan, Maggot, Lemna minor, pellet
<p>Bandengan village is one of the northern coastal areas of Pekalongan which has been affected by tidal flooding until now. The tidal flood conditions forced people whose livelihoods were from agriculture to change into casual laborers, traders and so on. There is a need for technological breakthroughs in carrying out agricultural activities that are minimal and unsupportive. The modern term that is currently used to cover several cultivation methods in urban areas is Urban Farming. Urban Farming is a form of urban farming growing food in urban areas on land, usually in backyards or on vacant lots, but sometimes neglected spaces such as road medians, which are not usually dedicated to producing food. Extension activities and mentoring by competent agriculture can be able to change conditions that are less favorable for agricultural cultivation until the community is ready in terms of theory and practice. This service is in the context of the 40th anniversary of Pekalongan University in the context of forming the target village. The methods used in this service are lectures, active participation or discussion and mentoring. The outreach activities in the form of lectures and discussions were attended by the youth of the Bandengan village. An overview of Urban Farming is presented using a projector. The explanation of the Urban Farming concept offered is in accordance with the Bandengan area (verticulture, hydroponics, aquaponics and polybags) and what has been done by Bandengan residents, namely hydroponics and polybags. The implementation of this counseling has an impact on the community's enthusiasm to carry out agricultural activities even though their agricultural land has been submerged by tidal water. Urban farming explains how cultivation on land is limited and affected by tidal flooding but can still produce vegetable and fruit crops that can increase the income of the people of Bandengan village.</p><p><strong>Keywords</strong> : Agriculture, Bandengan, Flood Rob, Urban Farming</p>
Kabupaten Pekalongan bagian utara memiliki ketinggian 1 mdpl yang mengakibatkan lahan-lahan di daerah tersebut mudah terkena rob air, hal ini mengakibatkan lahan-lahan di daerah pesisir pantai memiliki lahan yang salin dan sulit untuk diupayakan untuk proses budidaya pertanian. Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Keuntungan hidroponik adalah: (a). Tidak memerlukan lahan yang luas (b). Mudah dalam perawatan (c). Memiliki nilai jual yang tinggi. Sedangkan kelemahannya adalah: (a). Memerlukan biaya yang mahal (b). Membutuhkan ketrampilan yang khusus. Disisi yang lain, pandemi virus Covid-19 yang telah menjalar keberbagai daerah telah mengakibatkan penurunan berbagai bidang termasuk ekonomi. Virus Covid-19 ini mengakibatkan terbatasnya aktivitas manusia yang sebagian besar harus dilakukan dari rumah, bahkan beberapa orang harus merasakan adanya pemutusan hubungan kerja akibat perusahaan tempatnya bekerja harus tutup. Kemandirian masyarakat dibidang pertanian akan membantu peran pemerintah dalam supply kebutuhan pangan disuatu daerah hingga negara. Tujuan dari pengabdian ini adalah : (1) Memberikan kesadaran kepada masyarakat pentingnya kemandirian ekonomi serta ketersediaan pelengkap pangan di era Pandemi Covid-19, (2) Memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan kepada masyarakat tentang budidaya tanaman secara hidroponik, (3) Mengetahui potensi pasar dan melakukan kerjasama kemitraan pasca panen. Metode pengabdian yaitu diskusi dan pendampingan lapangan. Bentuk pendampingan yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian Unikal dilakukan secara offline dan online, offline dilakukan secara insidental dan online menggunakan fasilitas media sosial untuk berkomunikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi irigasi sistem kapiler dan berbagai macam media tanam pada tanaman tomat dan interaksinya. Penelitian dilaksanakan di Desa Klidang Wetan Kecamatan Batang Kabupaten Batang Jawa Tengah pada ketinggian 2 m dpl. Rancangan percobaan yang digunakan split plot dengan main plotnya sistem irigasi, sub plotnya yaitu macam media tanam, dengan 3 kali ulangan. Faktor pertama macam irigasi sistem kapiler /W (W1 = irigasi sistem kapiler otomatis, W2 = irigasi sistem kapiler manual) dan faktor kedua adalah macam media tanam /M (M0 = tanah, M1 = tanah + pasir + arang sekam /1:1:1/, M2 = tanah + arang sekam + pupuk kandang /1:1:1, M3 = tanah + pasir + sekam + pupuk kandang /1:1:1). Data dianalisis dengan uji F, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan BNT (Beda Nyata Terkecil) 5%. Variabel yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, luas daun terluas, diameter batang, panjang akar terpanjang, saat berbunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah. bobot buah per tanaman, bobot akar. Hasil penelitian menunjukkan irigasi sistem kapiler berpengaruh nyata terhadap panjang akar terpanjang dan saat berbunga, berbeda nyata pada jumlah daun per tanaman, diameter batang, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman. Hasil terbaik dicapai pada aplikasi irigasi sistem kapiler manual. Macam media tanam berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, luas daun terluas, diameter batang, panjang akar terpanjang, saat berbunga, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, variabel pengamatan namun pada variabel bobot buah per buah dan bobot akar berpengaruh tidak nyata. Hasil terbaik dicapai pada perlakuan media tanam tanah + arang sekam + pupuk kandang (1:1:1). Interaksi antara irigasi sistem kapiler dan macam media tanam berbeda nyata terhadap variabel diameter batang, tinggi tanaman, saat berbunga, dan berbeda tidak nyata terhadap variabel jumlah daun per tanaman, luas daun terluas, panjang akar terpanjang, jumlah buah per tanaman, bobot buah per buah, bobot buah per tanaman, dan bobot akar. Hasil terbaik dicapai pada aplikasi irigasi sistem kapiler manual dengan macam media tanam tanah + arang sekam + pupuk kandang (1:1:1).
<div class="WordSection1"><p>Tlogopakis Village is one of the villages in the Petungkriyono sub-district, Pekalongan district, which is located in the highlands where the majority of the population works as farmers. Plants that are cultivated are mostly food and horticultural crops with the inputs applied so far still using inorganic fertilizers. Even though in this village there are many cows that produce waste. Meanwhile, the livestock waste has not been processed and managed properly, so it often causes problems to the environment in the form of environmental pollution. Seeing this condition, it is deemed necessary and urgent to do community service in the form of counseling with livestock waste management material for plant production. The activity was carried out on Friday, December 31, 2021 at the Rowo farmer group, Tlogopakis Village, Petungkriyono sub-district, Pekalongan district. The method is lecture, question and answer, and discussion. The results of community service activities showed that the participants who attended and participated in the activity were 17 farmers accompanied by 8 students, farmers were enthusiastic and enthusiastic in participating and attending these activities. This is shown by the patience of the farmers in participating in all events from start to finish without anyone leaving the place where the activities are taking place. Furthermore, when the discussion session was opened, many farmers responded by asking questions and providing suggestions and hoped that this activity could be carried out sustainably.</p><p><strong>Keywords: </strong>extension, farmers, livestock, waste</p></div>
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh macam nutrisi terhadap pertumbuhan dan produksi beberapa varietas kedelai yang dikembangkan dengan metode vertigasi wick sistem pada lahan terdampak rob dan interaksinya. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Klidang Wetan, Kec Batang, Kab Batang pada bulan Maret sampai Juni 2021 dengan ketinggian 5 mdpl. Rancangan percobaan yang digunakan Split Plot terdiri atas 2 faktor dengan 3 ulangan. Faktor pertama macam nutrisi (N) sebagai main plot (N0 = Kontrol, N1 = AB Mix, N2 = Pupuk Phonska, N3 = NPK Mutiara) dan faktor kedua adalah macam varietas (V) sebagai sub plot (V1 = varietas Anjasmoro, V2 = varietas Deja 1, V3 = varietas Dega 1). Data dianalisis dengan uji F, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan LSD 5%. Variabel yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, panjang akar terpanjang, diameter batang, berat segar tanaman, total volume nutrisi, jumlah bintil akar aktif, berat polong per tanaman, jumlah polong per tanaman, dan volume akar. Hasil penelitian menunjukkan macam nutrisi berbeda sangat nyata terhadap jumlah daun, luas daun, panjang akar terpanjang, berat segar tanaman, dan berat polong per tanaman. Macam nutrisi terbaik dicapai pada perlakuan AB Mix. Macam varietas berbeda nyata terhadap total volume nutrisi, jumlah bintil akar aktif dan volume akar. Hasil terbaik dicapai pada perlakuan varietas Deja1. Interaksi antara macam nutrisi dengan varietas berbeda tidak nyata terhadap semua variabel pengamatan.
ABSTRAK Ketersediaan pakan merupakan faktor utama dari suksesnya usaha peternakan, baik berupa peternakan ungas, pemamah biak, maupun ikan. Pakan dapat dibedakan menjadi pakan alami dan pakan buatan. Bahan baku utama penunjang protein yang sering digunakan adalah limbah ikan, namun ketersediaannya fluktuatif. Potensi bahan baku al ternatif dengan kandungan protein tinggi diantaranya adalah maggot dari lalat Hetermia illucens yang memiliki kandungan protein hewani dan tanaman azolla yang memiliki kandungan protein nabati. Penulisan ini menggunakan metode diskriptif yaitu penulisan yang mengacu pada pemecahan masalah yang aktual, pengumpulan data, disusun, dijelaskan dan di analisis. Pembahasan masalah dengan menggunakan studi pustaka dan hasil uji laboratorium sebagai sumber informasi. Hasil dari kegiatan ini adalah terciptanya produk tepung pakan malla yang memiliki tiga produk turunan yang dibuat menjadi tiga grade. Kandungan proksimat yang dimiliki tepung pakan Malla grade 1 antara lain protein 33.70%, lemak 26.28%, karbohidrat 17.32%, kadar air 9.72% dan kadar Abu 12.98%. Pada grade 2 protein 32.84%, lemak 25.03%, karbohidrat 18.77%, kadar air 9.40% dan kadar Abu 13.96% dan Pada grade 3 protein 31.61%, lemak 24.63%, karbohidrat 20.59%, kadar air 9.71% dan kadar Abu 13.46%. Kesimpulan yang diperoleh yaitu 1.) Tepung pakan malla merupakan bahan baku yang berasal dari campuran antara protein hewani (maggot) dan protein nabati (azolla), 2.) Produk tepung pakan malla merupakan suplemen protein pakan ternak dan dapat pula digunakan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak. 3.) Produk tepung pakan malla memiliki turunan produk menjadi tiga grade yang memiliki kandungan protein diatas 30%, dan 4.) Tepung pakan Malla memiliki potensi dalam menunjang pertanian terpadu yang berkelanjutan. Kata kunci: Pakan, Maggot, Azolla, Tepung pakan Malla, Protein ABTRACT Availability of feed is a major factor in the success of livestock businesses, both in the form of poultry farms, ruminants, and fish. Feed can be divided into natural food and artificial feed. The main raw material supporting protein that is often used is fish waste, but its availability is fluctuating. Potential alternative raw materials with high protein content include maggot from Hetermia illucens fly which contains animal protein and azolla plants which have vegetable protein content. This writing uses a descriptive method, namely writing that refers to the actual problem solving, data collection, compiled, explained and analyzed. Discussion of problems using literature studies and laboratory test results as a source of information. T he result of this activity is the creation of malla feed flour products which have three derivative products made into three grades. The proximate content of Malla grade 1 feed flour includes protein 33.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.