PENDAHULUANLaporan keuangan menjadi sebuah alat yang sangat penting di dalam suatu perusahaan yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dari kondisi keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi dimana berasal dari semua transaksi-transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan.Laporan keuangan tersebut mempunyai manfaat yang sangat besar yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal yang berada di lingkup perusahaan.Hal tersebut yang menyebabkan pihak perusahaan berusaha untuk menyajikan laporan keuangan sebagus mungkin.Perkembangnya kondisi ekonomi saat ini yang begitu cepat yang menyebabkan persaingan di berbagai perusahaan semakin ketat yang pada akhirnya menyebabkan perusahaan-perusahaan berupaya mempertahankan dan meningkatkan nilai yang dimilikinya untuk tetap menarik para investor dan kreditor untuk tetap menginvestasikan dan memberikan pinjaman dana untuk kelangsungan hidup perusahaan. Namun, seiring perkembangan tersebut berbagai persoalan muncul seperti ketidakberesan dalam akuntansi (accounting irregularities) yang dilakukan oleh suatu perusahaan baik oleh pihak manajemen maupun karyawan untuk menyajikan laporan keuangan yang baik sehingga para shareholder tertarik untuk menanamkan modalnya. Stolowy dan Breton (2004) dalam Jaswadi (2012) menyatakan bahwa tidak ada konsensus menganggap penyimpangan akuntansi .Hal ini dapat dilihat dari banyaknya definisi penyimpangan akuntansi yang dicatat. Jika kita melihat Oxford Dictionaries, penyimpangan berarti sesuatu bentuk yang tidak biasa atau tidak sesuai dengan sifat aslinya. Jadi secara harfiah, penyimpangan akuntansi dapat diartikan sebagai praktik akuntansi yang ada di bentuk yang tidak biasa atau tidak sebagaimana mestinya, Schneider (1995) dalam
Pencegahan Fraud pada Pemerintahan Desa. Tujuan pene litian ini adalah untuk menelaah pengaruh sejumlah variabel terkait individu dan budaya terhadap kecenderungan fraud. Metode yang di gunakan adalah analisis regresi dummy berganda dengan 40 perangkat desa di Kecamatan Sayung, Demak sebagai sampel. Temuan utama dari penelitian ini adalah pemupukan moralitas individu perangkat pemerin tah desa yang baik dapat mencegah kecenderungan fraud. Upaya pemu pukan moralitas individu dapat dilakukan melalui pembinaan kepada aparat perangkat desa, seperti peningkatan iman dan takwa, syukur, sabar, dan peningkatan kesalehan diri.
Penelitian ini menekankan pada pengaruh Ukuran Dewan Pengawas Syariah dan keahlian Dewan Pengawas�Syariah terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting serta implikasinya terhadap kinerja keuangan. Penelitian�ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh Ukuran Dewan Pengawas Syariah dan keahlian�Dewan Pengawas Syariah terhadap pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) serta pengaruhnya terhadap�kinerja keuangan pada perbankan syariah di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum�syariah di Indonesia yang terdaftar pada Bank Indonesia. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun�2013-2017. Metode penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Ada tujuh bank dan�diperoleh 35 observasi. Uji asumsi klasik dilakukan untuk analisis data dan analisis regresi untuk menguji hipotesis.�Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dewan pengawas syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengungkapan Islamic Social Reporting, namun keahlian dewan pengawas syariah tidak memiliki pengaruh signifikan, sedangkan Islamic Social Reporting berpengaruh terhadap kinerja keuangan perbankan syariah.Kata Kunci : ukuran dewan pengawas syariah, keahlian dewan pengawas syariah, Islamic Social Reporting, Kinerja Keuangan
SAK ETAP is a one DSAK efforts to facilitate SMEs in preparing financial statements and to resolve its internal problem. SAK ETAP made not as complete as GAAP. However, until now the application of IFRSs ETAP is still very low. SAK ETAP still burdensome SMEs, the cause of SMEs still do not know the importance of making financial reports, the lack of knowledge of the owner of the accounting, and etc.
This study aims to examine the role of cash holding in mediating the effect of leverage on firm value. The object of this research is 423 manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018. The sampling technique used in this research is purposive sampling, with the criteria of manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018, publishing financial reports, and having complete data related to research variables so that a sample of 124 manufacturing companies was obtained. The analysis technique used in this research multiple linear regression analysis and path analysis. The results showed that leverage had a significant negative effect on cash holding and cash holding had a significant positive effect on firm value. Leverage has no significant positive effect on firm value. Cash holding is not able to mediate the effect of leverage on firm value.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
hi@scite.ai
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.